Egg 🥚

7K 479 2
                                    

Happy reading clyzen!

    Ini hari terakhir hukuman Arsa berlaku. Memang hukuman Arsa menyenangkan bagi para anggota keluarga tapi tidak dengan Arsa. Rasanya, dia mau masuk ke dalam film Frozen selama menjalani hukuman ini. Hukuman Arsa adalah selama seminggu dia harus merelakan tubuhnya memakai onesia yang berbagai macam bentuk itu. Meskipun semua ruangan dilengkapi pendingin ruangan, tetapi itu tak menjadi alasan jika Arsa tak kegerahan memakai onesia ini.

Saat ini, Arsa dengan onesia sapi yang melekat di tubuhnya sedang berada di dapur. Tujuan Arsa adalah tentu saja untuk menghilangkan gerahnya ini. Jika ditanya dimana para maid? Tentu saja Arsa tak sebodoh itu melakukan ini di depan para maid yang tentu saja akan melaporkan kelakuannya kepada Daddynya. Dia berada di dapur yang entah dapur ke berapa di mansion. Yang jelasnya, dapur ini jarang bahkan sangat jarang dipakai tetapi semua keperluan dan perlengkapan dapur ini sangat lengkap bahkan bahan-bahan makanan yang ada disini sangat lengkap. Tenang saja, hari ini bukanlah jadwal maid untuk berbelanja bahan dapur.

Saat sedang menikmati kesegaran dari kulkas, tiba-tiba mata Arsa tertuju kepada telur-telur yang berjejer rapi di kulkas itu. Arsa pun mengambil telur-telur itu bersama dengan tempatnya.

"Waaah telulnya cantik" ujar Arsa

Arsa terus menatap telur-telur itu sambil mengelusnya dengan pelan.

"Kalian sama kayak Alsa, Dipisahin dali mommynya." gumam Arsa

Mata Arsa bagaikan laser menjelajahi seisi dapur itu. Dia lelah dan membutuhkan tempat yang nyaman untuk rebahan bersama telur-telurnya. Akhirnya, mata bulat itu mendapatkan tempat yang menurutnya cukup nyaman untuk berbaring disana. Apalagi, saat ini dia menggunakan onesia jadi tubuhnya tidak akan terlalu sakit jika berbaring di lantai.

Dengan penuh konsentrasi dan kehati-hatian, Arsa mengangkat telur-telur itu dan berjalan dengan pelan ke arah meja yang ada di dapur itu. Entah siapa yang menaruhnya, karena meja itu sepertinya hanya untuk satu orang saja bahkan kursi yang ada di meja itu hanya berjumlah satu juga.

Bodo amatlah, yang penting Alsa sama telul-telul ini bisa baling, Batin Arsa.

Tubuhnya yang mungil tentu saja memudahkannya masuk di bawah meja yang tak seberapa luasnya itu. Meletakkan telur-telur itu terlebih dahulu kemudian barulah dia yang membaringkan tubuhnya.

Perlahan-lahan, mata bulat itu mulai terpejam dan jangan lupakan tangannya yang memeluk tempat telur-telur itu. Tidur yang nyenyak Arsa dan tunggulah orang-orang akan mencari mu setelah ini.

🍳

Seperti yang kita duga, semua orang mencari Arsa. Bahkan wajah Opa Dean terlihat menyeramkan saat ini dengan Oma Anna yang setia mengelus lengannya untuk menenangkan Opa Dean. Richard dan Delano masih berusaha melacak keberadaan Arsa menggunakan GPS yang terpasang di pakaian Arsa. Vince dan Fitz yang memeriksa CCTV mansion. Niall dan Max, keduanya memilih untuk langsung menjelajahi mansion untuk mencari adik mereka. Brad dan River yang mengintrogasi para maid. Kent dan Regil yang juga mengintrogasi para bodyguard. Sedangkan Rose dan Luna keduanya memilih untuk duduk di samping suami mereka karena baik Richard maupun Delano keduanya membutuhkan penenang saat ini. Cendric? Masih berada di kantor dan dia tidak mengetahui tentang kejadian ini. Kerja sama yang bagus, bukan?

Kita beralih ke arah Max dan Niall yang kini berada di lantai tiga mansion. Sebenarnya, ada suatu ruangan ini yang sangat jarang mereka masuki. Ruangan itu selalu mengingatkan mereka dengan sang Mommy, Aruna. Ruangan yang selalu menjadi tempat Aruna menghabiskan waktunya dulu. Max dan Niall berdiri di hadapan pintu ruangan itu. Mereka ingin masuk tapi tak sanggup jika kenangan itu terbayang-bayang lagi.

Di hadapan pintu ini, Aruna akan selalu menyambut mereka dengan senyuman ketika mereka pulang sekolah karena mereka tahu Aruna selalu menghabiskan waktu di ruangan ini. Di dalam ruangan itu terdapat canda dan tawa yang dulu selalu terdengar di ruangan itu. Di dalam ruangan itu pula, mereka selalu membuat kue dengan Aruna atau bahkan memainkan beberapa permainan di ruangan itu. Ruangan itu memanglah sebuah dapur, tapi entah mengapa dahulu mereka nyaman-nyaman saja bermain di sana.

"Apakah kita harus masuk, Max?" Tanya Niall

"Aku rasa kita harus" jawab Max

"Hanya ruangan ini yang belum kita periksa" sambung Max

"Gue rindu Mommy, gue rindu senyumannya, gue rindu masakannya, gue rindu elusannya di kepala gue, gue rindu omelannya, gue rindu candaan mommy" ujar Niall, sesak di dadanya dan mata yang memerah menandakan dia mati-matian menahan tangis.

"Gue juga rindu Mommy, She is my first love dan nggak ada yang bisa gantiin dia" setitik air mata jatuh di pipi Max, dia tak bisa lagi menahan sesak di dadanya.

Entah bagaimana, Kent tiba-tiba saja berada di tengah-tengah mereka dan langsung menerobos masuk,"Hentikan mewekmu, mari kita masuk dan mencari berlian kecil kita"

Kent sengaja melakukan ini agar mereka tak terhanyut dalam kesedihan. Kepergian Mommy Aruna adalah luka bagi semua orang dan Kent pun juga tak bisa menampik bahwa dia sangat merindukan sosok yang dia panggil Mommy itu.

Mata Kent menjelajahi seisi ruangan itu sampai akhirnya matanya menemukan sesuatu yang aneh di bawah meja makan favorit Aruna.

Sapi? Emang disini ada sapi?, Pikir Kent

Setelah melihat lebih dekat, ternyata yang dia kira sapi itu adalah Arsa. Adiknya yang dicari-cari semua orang di rumah ini.

"Woi! Arsa ada di sini, kesini buruan!" panggil Kent, Max dan Niall pun mendekati Kent yang tengah berusaha mengeluarkan Arsa dari bawah meja.

" Ya Allah dek, ngapain sih tidur disini baru kali ini gue ngeliat keturunan Opa Dean tidur di bawah meja." Cerocos Niall

"Udah jangan banyak bacot!" Ujar Max, kesal dengan tingkah laku adiknya yang satu ini.

Akhirnya, ketiganya berhasil mengeluarkan Arsa tanpa lecet sedikit pun yang diiringi percekcokan yang cukup alot dari ketiga belah pihak.

"Biar gue aja yang gendong." Ucap Max sembari memperbaiki posisi Arsa di gendongannya.

Ketiganya berjalan keluar dari ruangan itu dengan Niall dan Kent yang tak henti mencolek ataupun memencet wajah Arsa.

"Gemes banget heran" ujar Kent

Tiba-tiba Niall berhenti berjalan. Sepertinya, ada sesuatu yang mereka lupakan. Niall segera berbalik dan berlari kembali ke ruangan itu. Max dan Kent tetap melanjutkan jalan mereka tanpa menghiraukan Niall.

Kita beralih ke arah Niall yang tiba di depan ruangan itu dengan nafas ngos-ngosan.

"Hadeh, untung aja gue ingat"

Apakah Niall kembali untuk mengambil telur-telur kesayangan Arsa? Oh tentu tidak, Niall kembali untuk mengunci pintu ruangan ini.

Niall pun meninggalkan ruangan itu dan berjalan santai sambil bersiul. Tak tahu saja, bahwa setelah ini amukan anak mungil yang akan mereka hadapi.

🥚 : "Hanya orangnya yang pergi, sedangkan kenangan dan rasa masih menetap"

TBC






Wiiih si telur ternyata puitis juga🤩
Hem kira-kira Arsa yang bakal dihukum atau Arsa yang bakal ngambek
Ditunggu ya chapter selanjutnya
Bakal ada kejutan menarik untuk kalian.
udah beberapa chapter ini kok gak ada konflik? Naaah itu dia

Oke cly tidur dulu
Babaaaay see you next chapter clyzen ☄️

Little Gem [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang