Bakal-bakal 🥩

4.3K 297 1
                                    

Happy reading clyzen ☄️

Sesampainya mereka di villa, Arsa tetap tertidur di gendongan Daddynya. Sebagai anak yang berbakti, Brad meminta kepada Cendric agar dia saja yang menggendong Arsa. Cendric pun setuju dan dengan pelan memindahkan Arsa ke gendongan Brad walau Arsa sempat bergerak tak nyaman, tapi Brad dengan cepat mendekap adiknya dan menyelimuti tubuh mungil itu dengan selimut kesayangan Arsa. Ketahuilah bahwa motif selimut itu merupakan mahakarya seorang Arsa dimana selimutnya bergambarkan wajahnya sendiri.

"Hikss syusyuu" isakan kecil Arsa membuat Rose dengan sigap memberi pacifer di mulut anak itu.

"Ndak mau inii, mau susuu" kali ini Luna yang dengan sigap memberikan botol dot kepada anak itu.

"Hey Brad! Ayo cepatlah masuk! Adikku dan dua bidadariku bisa kedinginan jika kau malah berdiri seperti patung disitu"

Akhirnya Brad juga Arsa yang berada di gendongannya, Rose dan Luna berjalan masuk ke villa ketika mendengar Instrupsi dari Rigel. Melihat Arsa yang kembali melanjutkan tidur nyenyak nya, Brad memilih untuk membawa Arsa ke kamarnya padahal ia diperintahkan oleh Cendric agar membawa Arsa ke kamar Cendric.

Malamnya, semua anggota keluarga Da Costa berada di taman belakang villa yang begitu luas itu. Seperti yang dikatakan Opa Dean, mereka akan bakar-bakar atau bisa dibilang barbequean tidak seperti yang dikatakan Arsa bahwa mereka akan bakar-bakar mantan. Huh, anak kecil itu sudah tahu tentang mantan-mantanan begitu, tentu saja itu ajaran keempat abang tengilnya.

Semua membagi-bagi tugas, para perempuan akan mengurus perlengkapan makanan yang akan mereka pakai dan para lelaki yang akan membakar daging dan juga beberapa jagung yang tadi mereka siapkan. Tak lama muncullah Brad dengan Arsa yang berada di gendongannya. Memang mereka berdua lah yang belum muncul sedari tadi di taman itu.

"Mau Daddy" cicit Arsa yang masih berada di gendongan Brad

"Baiklah" Brad pun membawa adiknya menuju sang Daddy yang sibuk mengupas jagung.

"Dad, Arsa ingin bersamamu"

"Hm? Tunggu ya baby, Daddy cuci tangan dulu" Cendric menghentikan kegiatannya dan melihat kedua putranya berada di hadapannya.

"Iya, jangan lama-lama" jawab Arsa

Mata Arsa menjelajahi sekeliling taman ini. Semua orang sibuk bahkan mungkin masih tak menyadari keberadaan Brad dan Arsa.

"Nanti Alsa mau makan sosis yang besal, Alsa lapal" ujar Arsa ketika melihat Richard sedang memanggang sosis.

"Iya, nanti Arsa makan yang sosis besar" ucap Brad mengiyakan.

"Alsa juga mau makan jagung"

"Iya"

"Alsa mau makan malshmellow bakal"

"Iya, udah disiapin sama Oma"

"Pokoknya Alsa mau makan semuanyaaa"

"Iya, biar cepet gede"

Brad tersenyum gemas dengan tingkah laku Arsa. Bilangnya ingin memakan semuanya tapi lihat saja nanti anak ini akan memilih memakan bubur pinknya.

"Sini sama Daddy, kita ke Opa ya? Oh Brad saatnya untuk menggantikan ku mengupas jagung" ucap Cendric, mengambil Arsa dari Brad kemudian berlalu meninggalkan Brad bersama para jagung.

"Dadah Abang, Alsa mau ke Opa, semangat keljanya yaaa" si gembul satu ini malah melambaikan tangannya dan tersenyum begitu manis seolah sedang bersenang atas nasib kakaknya.

"Huh, tempat yang paling dan pekerjaan yang begitu membosankan" gumam Brad melihat tumpukan beberapa jagung yang harus dia kupas.

Sedangkan Arsa sesampainya di dekat Opanya dirinya malah diperebutkan oleh Rigel dan Niall. Mereka sama-sama ingin menggendong adik mereka. Mereka rindu katanya. Tak tahu kah mereka bahwa mata adik mereka sudah berkaca-kaca dan empat raksasa Arsa sudah mengeluarkan taringnya. Oma Anna, Rose dan Luna juga ikut melerai mereka tapi tak berhasil.

"Heh gue duluan ya yang gendong adek"

"Nggak bisa gitu dong, gue yang duluan pegang tangannya"

"Eits, kalau lo lupa gue ini lebih tua ya jadi lo harus ngalah"

"Lah? Dimana-mana yang lebih tua itu yang ngalah, gimana sih"

"Nggaklah! Roda kehidupan udah berputar, sekarang lepasin nggak adek gue"

"Nggak ini adek gue ya, adek kandung lagi"

"HIKS HUAAAAAAA ALSA PUSING HUAAAAAAAA"

"RIGEL, NIALL TEMUI OPA DI RUANG KERJA SETELAH INI"

"mampus"

🥩🍗

"Sst sudah-sudah, abangnya udah di hukum sama opa, tenang ya sayang" ucap Luna menenangkan Arsa yang berada di pangkuannya.

"Hiks Abang nakal mamah"

"Iya, uuuh kasian anaknya mamah mukanya jadi merah gini" Luna mengusap pelan air mata Arsa yang merembes di pipi gembul anak itu.

"Sudah sudah, sini anaknya Papah laparkan? Lihat nih udah ada marshmellow looh" bujuk Delano, dia mengambil Arsa ke pangkuannya. Tak tega sekaligus gemas melihat wajah anaknya.

"Mau bubul pink" gumam Arsa

"Sini sama ayah saja, lihatlah Bunda udah siapin bubur untuk Arsa" tak mau kalah, Richard pun merebut Arsa ke pangkuannya membuat wajah Delano seketika masam.

Jika diperhatikan para abang Arsa tidak ada meja ini. Meja ini sebenarnya khusus para orang tua dan meja yang satu lagi untuk para anak. Sebenarnya Arsa ingin kesana, tapi dia masih sebal melihat wajah Rigel dan Niall yang duduk disana dengan telinga yang merah. Ya, melihat cucu kesayangannya menangis, Opa Dean langsung menjewer mereka berdua dan menyeret mereka ke ruang kerja. Hanya sebentar saja mereka di ruangan itu tapi Rigel dan Niall tampak berwajah masam setelah keluar dari ruang kerja Opa mereka.

"Huh, kalian berhentilah memperbutkan anakku, dia bisa menangis nanti" Cendric pun angkat suara ketika melihat anaknya berpindah-pindah tangan.

"Diamlah Cend, makan saja makanan mu, biar aku yang mengurus anakku" ucap Richard sambil menyuapi Arsa.

"Hey, dia itu anakku, aku yang menanamnya" protes Cendric.

"Menanam? Daddy menanam Alsa dimana?" Sahut Arsa

"Tentu saja di perut mommy mu" balas Cendric

"Waaah Daddy hebat, bisa menumbuhkan manusia, Alsa juga mau coba" antusiasme Arsa membuat mereka di meja itu menahan tawa.

"Iya, setelah kau besar nanti, tapi sampai kapanpun Arsa akan tetap menjadi bayi keluarga ini" ucap Oma Anna.

"Iya, itu sudah pasti" Opa Dean juga ikut menyahut.

"Kalian bisakah menyaring ucapan kalian, adikku jadi tercemar" tiba-tiba Vince datang mengambil Arsa kemudian menyuruh Kent untuk mengambil bubur dan susu Arsa. Dengan santai mereka berlalu ke meja mereka dan si tengil Kent malah melambaikan tangan membuat Richard tambah ingin melelang anak itu.

"Ya Arsa akan tetap menjadi si bungsu keluarga ini tapi Dad bisakah kau menghentikan kelakuan mu?" Ujar Cendric

"Hem? Aku melakukan apa?" Bingung Opa Dean

"Kau terus saja menambah porsi di piringku" jawab Cendric

"Oh tunggu, hampir saja kau memakan ini" ucap Richard mengambil salah satu bagian daging yang tak disukai Cendric.

"Sama seperti Arsa, kau juga tetap akan menjadi si bungsu keluarga ini" ucap Delano membuat para perempuan disana terkekeh melihat wajah Cendric yang semakin masam.

TBC






Heyyoooo cly up lgi niiih
Semoga kalian menikmati weekend kalian.

Yaudah deh cly mau lanjut tidur lagi, hihi^^

See you next chapter clyzen ☄️
Babbaaaa 🖖



Little Gem [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang