Model 💃

3.4K 266 0
                                    

Happy reading clyzen ☄️

Arsa terus memperhatikan mulut Regil yang terus mengunyah sebuah permen karet setelahnya permen itu Regil kembungkan membuat Arsa lagi-lagi ingin meletuskan balon dari permen karet itu. Regil tentu saja tak membiarkannya, ia tak akan membiarkan jari mungil adiknya kotor.

"Alsa juga mau pelmen sepelti itu~" rengek Arsa

"Tidak boleh sayangku, kamu itu masih kecil dan belum boleh mengonsumsi permen karet itu" sahut Luna yang sedari tadi memperhatikan kegiatan dua orang itu.

"Noo! Alsa itu sudah besal tauu" dengan wajah tengilnya, anak itu juga menggoyangkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri sebagai tanda penolakan.

"Halah, ngomong R aja belum bisa kamu cil" ucap Regil sambil menyentil-nyentil rambut Apple adiknya yang terlihat menggemaskan.

"Bang Legil ndk boleh gitu yach, nanti Allah malah" ucap Arsa sok bijak

" Ternyata udah jam satu, mama ke butik dulu ya" ucap Luna ketika melihat jam tangannya.

"Apaah? Ke butik? Alsa ikuuut Alsa ikuuut" Arsa berloncat-loncat kecil sambil bertepuk tangan riang.

"Hm? Yaudah ikut mama ke kamar dulu ya, kita siap-siap" ajak Luna dengan menggandeng tangan mungil Arsa.

"Yaudah deh Regil juga mau keluar ya ma, ngumpul sama temen-temen" pamit Regil ke Luna

"Iya, hati-hati ya sayang"

"Siap mama"

Setelah bersiap-siap, Luna dan Arsa berangkat menuju butik Luna dengan mobil yang di bawa sendiri oleh Luna. Sebenarnya mama satu ini tidak diizinkan untuk mengendarai mobil sendiri. Bukan hanya Luna tapi Oma Anna juga Rose dilarang. Ya, semua pria Da Costa memang protective.

Di jalan, Arsa tak hentinya menyanyikan lagu anak-anak yang terputar di radio mobil itu. Tubuhnya bergerak kanan kiri menghayati lagu yang ia nyanyikan. Dengan rambut yang diikat seperti air mancur dan bedak yang belepotan menambah kadar keimutan anak itu. Luna juga tak menyia-nyiakan momen ini, dia memasang kamera untuk merekam Arsa.

Kili~ kanan~ kulihat saja

Banyak pohon cemala~

Kili~ kanan~ kulihat saja

Banyak pohon cemala~

Musik pun terganti lagi

Mama bolo bolo~

Papa bolo bolo~

Kira-kira seperti itulah Arsa mengadakan konser di dalam mobil. Tak lama, mereka pun sampai di butik Luna. Dengan menyeret tas koper mininya tak lupa pacifer yang terpasang di mulutnya, Arsa masuk ke dalam butik sambil menggandeng tangan mamanya.

Semua karyawan di butik itu, melongo melihat sosok anak kecil bertubuh gempal tak lupa pipinya yang kelebihan lemak dan berwarna kemerahan membuat para karyawan disana serasa ingin mengarungkannya dan menculik anak itu. Tapi itu tak akan terjadi. Sedangkan Arsa hanya menatap polos orang-orang yang ia lewati selama berjalan ke ruangan mamanya. Mulutnya tak henti menghisap pacifernya.

"Waaah" itu yang dikatakan Arsa ketika masuk ke dalam ruangan mamanya.

"Luangan mama cantik, walna pink Alsa suka" ucap Arsa membuat Luna tersenyum gemas melihatnya.

"Mama mau kelja apa disini?" Tanya Arsa ketika Luna telah duduk di kursi kebesarannya.

"Emm mama kerjanya gambar baju-baju" jawab Luna dengan kalimat yang sederhana agar anaknya tak bingung.

Little Gem [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang