Surat cinta💌

3.1K 328 17
                                    

Happy reading clyzen 🛸

"Bulungg kutilang belbunyii~"

"Belsiul siul sepanjang hali"

"Dengan tak jenuh jenuh"

"Mengangguk angguk sambil belnyanyi"

"Tlilili lilililililiiii"

Bibir mungil Arsa terus saja menyanyikan lagu yang baru saja ia hafal dari sebuah tayangan di YouTube. Brad yang menggendong Arsa semakin merasa gemas saja. Ingin rasanya ia mendekap erat tubuh mungil itu tapi takut membuat remuk badan adik kecilnya itu.

"Emang abang mau ambil apasiih" tanya Arsa sambil memainkan telinga Brad.

"Jam tangan sayang" Brad mengecup pelan pucuk kepala adiknya.

Saat ini mereka berada di depan loker Brad. Tetapi yang membuat Arsa salah fokus ialah banyaknya surat-surat cinta yang menempel di pintu loker itu. Sedangkan Brad sama sekali tak peduli karena tak tahu harus cara bagaimana lagi agar para perempuan ini berhenti menempelkan surat cinta di loker nya. Daripada penasaran, Arsa mengambil diam-diam salah satu surat itu dan memasukkannya di saku almamaternya. Sebenarnya Brad tahu apa yang dilakukan adiknya itu tapi ia lebih tahu jika Arsa telah penasaran akan sesuatu ia tak akan berhenti mencari tahu.  Jadi dia biarkan saja meskipun nanti ia akan kembali mengecek isi surat yang diambil oleh Arsa. Takutnya ada beberapa kata yang tak seharusnya adiknya ketahui. Apalagi adiknya ini kan kebelet punya pacar.

Setelah urusan jam tangan itu, keduanya memutuskan untuk menyusul saudara dan teman-temannya yang sudah berada di kantin. Brad pun juga tak ingin bocah gembul di gendongan nya ini kelaparan.

Sesampainya mereka disana, Alger segera mengambil Arsa dari gendongan Brad dan mendudukkan bocah lucu nan gembul itu di pangkuannya. Evan pun juga tak tinggal diam. Ia segera menyuapi Arsa dengan bekal yang di bawa oleh Arsa. Edgar pun juga segera membuat susu di dot Arsa karena bocah itu akan selalu meminta susu ketika sudah makan. Hanya Arsa yang bisa membuat tiga pemuda pewaris tahta keluarga konglomerat ini bertekuk lutut padanya.

"Iiih kak Niall manja" ejek Arsa kepada Niall yang kini sedang disuapi oleh Max.

"Dih ngg-"

"Iya dek, Niall ini memang manja, cengeng, sok imut, beban keluarga pula" ucap Max memotong perkataan Niall.

"Tangan kakak lagi luka dek, jangan percaya sama anak nates satu ini" ucap Niall dengan mengangkat kedua tangan nya yang memang terlihat goresan beberapa bagian. Itu karena ia yang mencoba membantu chef di mansion untuk memotong ayam.

"Nwatwes itu apwa" pipi Arsa yang gembul itu semakin gembul dan bibir yang mengerucut ketika mengunyah makanan.

"Itu panggilan kesayangan untuk bang Max. Kakak juga lupa artinya apa hehe" elak Niall ketika Brad telah mengeluarkan mata lasernya.

"Ooh gituu. Jadi untuk sekalang dan setelusnya adek bakal panggil nates untuk Abang Max" Arsa pun kembali fokus pada makanan yang disuapkan oleh Evan.

"Uhuk uhuk" itu suara Niall yang keselek makanan yang disuapi oleh Max. Bukan menyuapi lebih tepatnya mencekokkan nasi ke Niall.

Begitulah nasib adik yang durhaka kepada kakaknya.

Tetapi mereka tak memperhatikan Brad yang sedang menyerngit jijik karena banyaknya nuget bentuk love yang dibuat oleh River di bekalnya. Oh yang lebih parahnya nasinya berbentuk kepala Hello Kitty.

Fuck you Rier.

°°°

Kini Arsa sedang selonjoran di bawah lantai. Entah mengapa enak saja rasanya ketika berbaring di lantai. Rasanya sejuk sekali. Bahkan sedari tadi ia menggulingkan badannya kesana kemari untuk lebih menikmati kesejukan lantai keramik mahal itu. Brad, Max dan Niall sebenarnya membujuk Arsa untuk bangun dari lantai itu karena takutnya banyak kuman dan bakteri yang akan membuat badan si kecil itu gatal dan kemerahan. Tapi bukan Arsa namanya jika tak keras kepala. Bahkan si gembul mengancam akan mogok bicara kepada mereka bertiga dan itu bukan hanya sekedar ancaman, Arsa akan benar-benar tak berbicara ataupun berinteraksi dengan mereka selama seminggu. Bagaimana mereka bisa tahu? Karena mereka pernah merasakannya saat tak sengaja memecahkan toples yang berisi cookies kesukaan Arsa. Sebenarnya hanya Max dan Niall yang bersalah atas kejadian itu tetapi kata Arsa bahwa Brad juga salah karena tak menegur Max dan Niall yang sedang berebut toples itu.


Oke, kembali ke pemeran utama kita yang masih asik dengan lantai kesukaannya itu. Saat matanya terpejam menikmati kesejukan lantai, tiba tiba Arsa membuka matanya dan segera berlari ke kamarnya. Ia lupa jika ada misi yang harus ia selesaikan sebelum malam tiba.

•••

Malam pun tiba, seluruh anggota keluarga Opa Dean telah lengkap dan duduk rapi di meja makan. Tetapi, ada yang aneh dari bungsu mereka. Terlihat anak itu menumpukan wajahnya di atas meja makan dengan raut kelelahan.

"Adek kenapa,hm?" Tanya Cendric yang berada di sebelah anaknya itu.

"Capek." jawab Arsa singkat.

"Emang adek habis ngapain sih? PR nya banyak? Atau peliharaan kamu lari lagi sayang?" Tanya Oma Anna kepada cucunya itu.

"Semua kalna cinta"

Mendengar jawaban Arsa membuat seluruh anggota keluarganya kaget kecuali Brad yang mengetahui apa yang telah di kerjakan oleh adiknya itu. Tadinya ia ingin mengecek surat cinta yang di ambil oleh adiknya itu tapi apa yang ia lihat membuat ia terharu dan memilih diam akan apa yang dilakukan adiknya itu.

"Makan dulu, nanti setelah makan baru kita introgasi adek" instruksi Opa Dean membuat mereka memulai makan malam itu meskipun dalam hati mereka masih penasaran karena jawaban ambigu dari Arsa. Oh jangan lupakan Arsa yang kini telah nemplok di pelukan River karena ia ingin di suapi oleh kakak nya itu.

•••

Makan malam pun selesai, mereka kini berkumpul di ruang keluarga untuk meminta penjelasan dari bocah imut yang kini sedang sibuk mengeluarkan beberapa amplop bermotif love dari tas beruangnya.

"Aduh abang bantuin Alsa" keluh Arsa ketika salah satu amplop itu nyangkut di resleting tasnya.

"Pelan-pelan saja sayang" Fitz pun menbantu adiknya untuk mengeluarkan amplop itu.

Setelah amplop itu telah keluar semua dari tas beruangnya, Arsa kini berjalan satu-satu ke anggota keluarganya untuk membagikan amplop-amplop itu kepada mereka.

"Jadi yang buat Alsa capek itu kalna Alsa bikin sulat cinta untuk kalian semua. Buka sulatnya di kamal masing-masing aja ya, soalnya Alsa malu kalau di baca sekalang. Ngomong-ngomong, Tangan Alsa pegel" Arsa memperlihatkan tangan mungil nya.

Penjelasan singkat itu membuat mereka terharu akan apa yang telah dilakukan si bungsu mereka. Bahkan Rigel tengah berusaha untuk menahan air matanya. Pasalnya, ia mendapatkan amplop yang bertuliskan 'untuk Abang Rigel tersayang'. Perlu diketahui bahwa Arsa sangat gengsi mengatakan sayang kepada Rigel.

"Nah untuk sekalang, Alsa mau baca sulat cinta dari fans bang Blad" tangan kecil itu membuka sebuah amplop berwarna pink dan membuka lipatan kertas yang ada di dalamnya.

"Ekhem, untuk bladwell yang sangat kucin-" sebelum Arsa melanjutkan mambaca surat itu, Cendric segera melepaskan surat itu dari genggaman anaknya dan menbawa Arsa ke kamar. Cendric tahu bahwa kelanjutan surat itu akan sangat alay dan lebay dan ia tak ingin kepolosan Arsa tercemari karena surat itu.

U

ntuk kedua kalinya di hari ini, Brad merasa tertekan akan kelakuan saudaranya.

TBC






Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan.

Jangan lupa vote dan komen ya

Babbaaa 🖖



Little Gem [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang