[1]

3.2K 603 73
                                    

"Kak, jangan menggila!"

"Gimana gue gak gila kalau temen gue sendiri udah coba bunuh gue?!"

"Masalahnya lo gak ada bukti apapun, waktu lo kecelakaan pun lo mabuk kan?! Mungkin aja lo berhalusinasi!"

"Lo kok ngeraguin gue?!"

"Gue gak ngeraguin," Jeongwoo menarik napasnya dalam-dalam, astaga Jihoon ini memancing emosinya sekali. "Oke, gue emang ngeraguin elo."

"Tuh kan—"

"Tapi bukan masalah itu! Gue ngeraguin elo karena elo mabuk."

"Cih." Jihoon melipat kedua tangannya di depan dada, merasa membuang-buang waktu berbicara dengan Jeongwoo. Tangannya masih di infus, untungnya tidak ada luka serius. Beruntungnya lagi ada Jeongwoo yang gercep kalau ia telepon.

Ya senggaknya sih Jeongwoo berguna.

"Apaan cah, cih, cah, cih? Ngajak berantem?!"

"Yang gue ceritain ke elo beneran."

"Iya deh iya."

"Jeongwoo." Jihoon menatap Jeongwoo serius, Jeongwoo sendiri menaikkan satu alisnya bingung. "Gue gak bohong, ini beneran serius. Ada yang sengaja mau nabrak gue sampai mobil gue oleng."

"Tadi lo bilang gitu kan? Katanya perawakannya mirip Kak Mashiho."

"Iya, dan tebakan gue kayaknya bener sembilan puluh persen. Mau dilaporin ke polisi gak?"

"Gak ada bukti, Kak," ujar Jeongwoo jengah. "Lo pikir lo ngomong gitu ke polisi, mereka bakalan percaya?"

"Ya kan ada cctv jalan."

"Lo pikir wajahnya kelihatan?"

"Plat nomornya kelihatan kan?"

Jeongwoo terdiam, perkataan Jihoon benar. Tapi meskipun begitu, ia juga ragu di saat bersamaan. Jeongwoo bukannya tak percaya, ia hanya..

"Kalau Kak Mashiho emang niat bunuh elo, gue yakin dia gak bakalan pakai mobilnya yang asli, yang mana plat nomornya terdaftar atas nama dia."

Jihoon menganggukkan kepalanya. "Emang itu masalahnya sih."

"Tapi dia gak buat elo sampai benar-benar mati kan, jadi gak usah dibawa sampai terlalu jauh," ujar Jeongwoo santai. Jihoon pun mengernyit tak suka.

"Maksud lo gue harus mati dulu gitu supaya kasusnya dianggap serius?"

"Lah emang kenyataannya begitu kan?" Jeongwoo mengendikan bahunya. Ia kemudian melirik seseorang yang berdiri di ambang pintu kamar rumah sakit Jihoon sekilas.

"Ada tamu kayaknya," ujar Jeongwoo pelan, Jihoon pun mengikuti arah pandang Jeongwoo tadi, kemudian mengangguk sinis.

"Tamu? Tamu kok nguping. Itu tamu atau setan?"




















































































































































































"Sumpah, lo tuh alay banget! Lo ngomong tuh seakan-akan Jihoon kayak udah hampir mati aja tahu gak!" omel Hyunsuk kesal. Ia kesal karena jantungnya udah hampir copot, lari-lari ke rumah sakit sampai nabrak nenek-nenek pakai tongkat buat jenguk Jihoon. Eh Jihoon di kamarnya malah enak banget, makan buah disuapin sama Jeongwoo.

Friends | Treasure ✔Where stories live. Discover now