[21]

1.2K 378 7
                                    

Jujur, Jaehyuk akhir-akhir ini jadi sedikit takut dengan Jeongwoo. Aura pemuda itu sangat tidak bersahabat, mana kalau ngomong sekarang singkat-singkat lagi. Padahal dulu kalau adu bacot, Jaehyuk selalu kalah.

"Lo samperin ke ruangan Jeongwoo aja sana! Dia gak mau pulang dari rumah sakit!" suruh Yoshi membereskan pakaian Yoonbin untuk pulang.

Iya, segila itu.

Seharusnya Jeongwoo sudah boleh pulang dari rumah sakit seminggu yang lalu. Tapi pemuda itu ngotot mau tinggal dan menginap di rumah sakit untuk beberapa hari lagi.

Emangnya enaknya tinggal di rumah sakit itu apa sih? Tolong seseorang kasih paham Jaehyuk, satu alasan saja tidak apa-apa kok.

Udah makanannya gak enak, ruangan serba putih, ruangannya penuh obat-obatan, tangan di infus sana-sini. Di mana letak enaknya?

Oh ya, ngomong-ngomong hanya Yoshi dan Jaehyuk saja yang menjemput Jeongwoo dan Yoonbin. Yang lainnya sih.. ngomongnya sibuk.

"Gue takut ei sama si pangeran kodok itu sekarang. Mana gue kalau ngomong suka diabai in."

"Ya udah makanya lo gak usah ngomong," balas Yoshi tidak begitu perduli.

"Kok gitu? Gue sakit hati nih!"

"Ya udah sakit hati sono, i don't care."

"Kak Yosh, lo aja deh ya yang ke ruang Jeongwoo."

"Aduh," Yoshi memijat keningnya pusing. "Lo tuh bukan anak TK, Jae. Jeongwoo juga bukan setan sampai lo harus setakut ini."

"Tapi kalau gue sa—"

"Tinggal lempar panci aja tuh anak, udah lah gak usah ribet. Perkara gini doang padahal," balas Yoshi yang lama-lama sebal. Jaehyuk kayak anak baru brojol aja deh.

"Oke lah, tapi tungguin gue ya? Pulangnya sama-sama."

Yoshi hanya mengacungkan jempolnya sebagai jawaban. Biar Jaehyuk cepetan pergi..

"Yoshi, gue jadi merasa bersalah sama Jeongwoo."

Yoonbin keluar dari kamar mandi setelah berganti pakaian. Sejujurnya Yoonbin sedikit mendengarkan pembicaraan antara Jaehyuk dan Yoshi.

"Gak lah, kenapa salah lo? Lo aja hampir mati, yang salah tuh yang nabrak," ujar Yoshi tidak habis pikir dengan perkataan dan pola pikir Yoonbin.

"Tapi tetap aja, coba—"

"Elah, lo ngerasa bersalah sama Jeongwoo. Jeongwoo ngerasa bersalah sama elo, gitu aja terus sampai bumi bentuknya kotak."

"Dia ngerasa bersalah sama gue?" tanya Yoonbin bingung.

"Bukan itu sih penting, yang penting tuh pelakunya! Polisi sampai sekarang belum bisa nemuin petunjuk apapun."

"Yoshi.."

"Apa?"

"Menurut lo Junghwan sekarang ada di mana?"

Yoshi terdiam, tidak tahu juga harus menjawab apa-apa.

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu?"

"Gue ngerasa aja, dia kan masih muda, gak mungkin dia bisa berkeliaran di luar sana dengan jangka waktu yang lama."

"Kenapa lo perduli banget sama Junghwan?" tanya Yoshi tiba-tiba. Yoonbin mengendikan bahunya.

"Dia kan teman kita.. dan kalau pun dia orang yang celakain gue ataupun Jeongwoo. Gue pengen maafin dia."

Friends | Treasure ✔Where stories live. Discover now