[7]

1.6K 474 65
                                    

"Ck, gue yakin nih ada seseorang yang ambil hapenya Asahi," ujar Hyunsuk kekeuh dengan dugaannya sedari awal.

Jeongwoo di sebelahnya mengangguk. "Bisa aja sih, tapi kenapa Kak Asahi bohong kalau hapenya rusak?"

Mereka semua sekarang sedang berkumpul di rumah Jihoon, syok dan kaget saat melihat nomor Asahi mengirim pesan di grup. Padahal kan orangnya sudah tidak ada.

"Gak penting sih menurut gue persoalan tentang hapenya Asahi, yang penting kan pembunuhnya. Gue yakin nih pembunuh ada di antara kita sekarang," ujar Junkyu yakin. Jeongwoo di sebelahnya lagi-lagi mengangguk.

"Maksud lo nuduh salah satu dari kita gitu?" tanya Doyoung tidak suka. Junkyu melirik Jihoon. "Dia juga berpikir gitu tuh," ujarnya menunjuk Jihoon.

"Ya iyalah Kak Jihoon berpikir begitu, kan dia yang bunuh," kata Mashiho santai, Jihoon melotot.

"Lo kalau ngomong yang bener."

"Emang gue salah? Gue sih curiga ke elo, elo kan yang paling kemusuhan sama Asahi."

"Tapi gue gak mungkin bunuh dia."

"Ah masa? Emang ada pembunuh mau ngaku?" Mashiho menatap Jihoon mengejek.

Yoshi memejamkan matanya, ini udah ada hawa-hawa mau ribut. Beruntung kalau cuman adu mulut, gimana kalau sampai baku hantam? Bisa-bisa rumah Jihoon jadi kapal pecah.

"Gue sependapat sama Kak Mashiho, lo mencurigakan Kak," ujar Junghwan takut-takut.

"Elah, lo semua juga mencurigakan! Jangan gue doang yang dituduh," balas Jihoon tidak terima dituduh.

"Iya, tapi di antara kita semua elo yang paling mencurigakan," timpal Haruto lagi. "Gue tuh udah ada feeling gak enak semenjak temenan sama elo. Ternyata ini alasannya ya..." Haruto mengangguk-anggukkan kepalanya.

Jihoon menatap Haruto tajam. "Lo cenayang, hah?! Lo ngomong begitu sama aja lo kayak nyesel temenan sama gue."

"Emang bener," ujar Haruto santai.

Yang lainnya melotot. "Haruto, jaga omongan lo," ujar Yoonbin dingin. "Pelaku belum tentu Jihoon, lo ngomong gitu udah pasti bikin pelakunya seneng."

"Pelakunya dia kok—"

"BUKAN GUE!"

Haruto terkejut, hampir terjungkal kalau-kalau Junghwan tak memeganginya. Jihoon berteriak marah di depannya dengan tatapan tajamnya.

"Y-ya udah sih.." Haruto mengambil langkah mundur. Takut.

"Emangnya kalian gak curiga sama seseorang gitu?" tanya Jaehyuk penasaran. "Maksudnya, gue pikir gak munafik kalau gue sendiri pun punya dugaan."

"Dugaan lo siapa?"

Jaehyuk tersenyum misterius. "Ada deh, kalau misalnya gue kasih tahu nyawa gue dalam bahaya dong," ujarnya.

"Ya ampun." Yedam menjambak rambutnya frustasi. "Kalian tuh sekarang pada kenapa sih? Kalian bener-bener percaya kalau salah satu pelakunya di antara kita?"

"Lo kan pinter, Dam." Hyunsuk berujar. ''Lo pasti bisa bedain mana yang fakta dan fitnah kan?"

Yedam terkesiap. "Gue punya dugaan emang kalau Kak Asahi dibunuh sama salah satu daro kita.. t-tapi bukan berarti kita harus tuduh-tuduhan gini kan?"

"Halah udahlah! Gue paling malas nih kalau bahas ginian. Ntar kalau nyawa yang lainnya dalam bahaya gimana? Pada mau tanggung jawab?!" tanya Doyoung kesal. "Gue tuh masih bocah, masih pengen main-main."

"Main apa hayo~" Jaehyuk menaik-turunkan alisnya.

"Lo punya penyakit jiwa?!" tuding Doyoung tiba-tiba. Jaehyuk melotot. "Enak aja."

Friends | Treasure ✔Where stories live. Discover now