[12]

1.4K 400 41
                                    

"Anjir! Santai dong, bertamu itu ketuk pintu bukannya malah dobrak pintu orang, gak punya sopan santun ya?!"

Jihoon hanya tersenyum konyol sebagai jawaban dari omelan Jeongwoo.

"Ngapain lo ke sini?" tanya Jeongwoo masih dengan nada kesal.

"Kita ke rumah sakit, Haruto kecelakaan."

"Gak gue—"

"Lo mau dicurigain sebagai dalang? Gak kan, udah mending cepetan ikut gue sekarang."

Jeongwoo menggeleng. "Gak, walaupun bukan gue dalangnya gue tetap gak mau ikut."

"Nih anak batu bener sih!" Jihoon berseru kesal. "Lo jadi temen bantu dikit kek!"

"Apa yang harus gue bantu?"

"Banyak, udah tutup dulu congor lo sekarang kita cus ke rumah sakit!"

"Gak, kasih tahu dulu!"

Jihoon memijat keningnya pusing, hadeh, Jeongwoo ini rewel sekali sih.

"Jadi, katanya Haruto itu ditusuk sama salah satu dari kita. Katanya ya, katanya.."

"Lagi?"

"Apa maksud?"

"Gue udah tahu kok kalau itu, mending lo keluar deh dari rumah gue. Gue lagi gak mau diganggu," balas Jeongwoo santai. Jihoon pun melotot.

"Duh, lo tuh kekanakan banget tahu gak? Kalau ada musibah gini lo itu bantu buat tangkap pembunuhnya bukan malah ngambek-ngambek begini!" kata Jihoon menggebu-nggebu.

"Siapa yang ngambek?"

"Elo lah!"

"Gue gak ngambek, gue cuman capek."

"Gak usah bohong, gue tahu lo kesel karena sekarang kita udah gak bisa kayak dulu lagi."

"Gak tahu udah sana pergi!" Jeongwoo mengibas-ngibaskan tangannya mengusir. Tak mau mendengarkan apa-apa lagi dari Jihoon.

"Jeongwoo, kita butuh elo!"

Jeongwoo tersentak, ia menatap Jihoon. "Kalian gak butuh gue, gue gak bisa bantu apa-apa," ujarnya kemudian berpaling hendak pergi.

"I'm sorry."

Jeongwoo kembali tersentak. "Buat apa?"

"Buat semuanya, gue tahu gue salah kok. Sikap, pikiran gue, semuanya kekanak-kanakan."

"Tapi.."

"Buat kali ini aja, gue janji habis ini gue gak akan minta apapun sama elo."

















































































































































































"Hai!"

"Haruto..."

Haruto baru bangun, dokter bilang keadaannya membaik dan besok boleh pulang.

"Kenapa?"

"Aneh banget dah, tiba-tiba jadi kayak kesurupan arwah bocil," ujar Yoshi pelan, namun masih bisa terdengar Mashiho yang berada di sebelahnya.

Friends | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang