[31]

1.9K 392 38
                                    

Doyoung hanya tertawa saja saat Jihoon mulai menginjak-injak tubuhnya. Sepertinya kedua pemuda itu memang mau membunuh Doyoung dengan pelan-pelan.

Tatapan Jihoon hanya penuh amarah, memang sejak awal Jihoon itu adalah orang gila.

"Kak Jihoon."

"Diem, terus lakuin!"

Mashiho rasanya ingin membunuh Jihoon sekarang juga, berani-beraninya pemuda itu membentak dan menyuruh Mashiho, tapi tidak bisa. Itu mengacaukan semuanya.

Doyoung menoleh ke arah Junghwan yang justru terduduk di pojok ruangan dengan memukul kepalanya.

"Gue harus apa?" tanyanya marah pada diri sendiri.

Doyoung mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan melemparkannya pada Junghwan.

Junghwan tersentak dan menatap Doyoung tidak mengerti, tapi pemuda itu hanya tersenyum saja dan mengangguk.

"Keluar dan lakuin," ujar Doyoung pelan, ia tahu sejak awal bahwa ia tidak akan menang melawan Mashiho dan Jihoon.

Junghwan terdiam sejenak, air matanya mengalir tiba-tiba. Mengingat tindakannya yang dulu, membunuh Junkyu dan Hyunsuk atas tindakan marah dan kesal.

Junghwan akhirnya meyakinkan tekadnya, ia lalu berlari hendak keluar rumah. Jihoon yang melihat itu tidak tinggal diam,

"Mashiho, kejar Junghwan! Jangan biarin dia kabur!"

Mashiho berlari mengejar Junghwan. Ia menyamakan langkahnya dan segera menarik kaki Junghwan begitu pemuda itu hampir keluar.

"Lepasin anjing!" Junghwan meronta-ronta saat kakinya diseret kembali masuk ke dalam rumah.

Junghwan lalu menendang wajah Mashiho sekuat tenaga hingga Mashiho oleng dan genggamannya pada kaki Junghwan terlepas.

"Lo memang gak pantas disebut teman ataupun manusia," ujar Doyoung menatap Jihoon dengan tatapan tak terbaca. Ia lalu menendang Jihoon dibagian perut, perlawanan pertama yang ia lakukan.

Jihoon mengerang kesakitan namun tak lama kembali memberi pukulan pada Doyoung. Seakan-akan tak merasakan sakit, Doyoung justru tertawa. Ia lalu mengeluarkan pisau lipat yang ia simpan dengan baik dibalik jaket. Ia menusukkannya ke arah luka di kaki Jihoon.

Pemuda itu kembali mengerang dan jatuh ambruk di lantai. Doyoung yang melihat itu segera bangkit lantai dan hendak kabur. Jihoon tak tinggal diam, ia lalu menarik kaki Doyoung kuat-kuat hingga pemiliknya oleng.

Doyoung kembali ambruk di lantai, dagu adalah yang pertama menyentuh lantai.

"Lo gak akan bisa kabur," ujar Jihoon menatap Doyoung dengan amarah. Ia kemudian menoleh ke arah ambang pintu, hanya ada Mashiho yang sedang meringis kesakitan.

"Junghwan di mana?!" tanyanya marah.

"G-gue gak tahu."

"Gue di sini." Junghwan berteriak dari luar, ia menggenggam sebuah alat tombol. "Gue bakalan ngeakhirin semuanya."

"Apa maksud lo?" Jihoon mengernyit lalu menatap Doyoung yang justru tertawa lemah.

"Apa maksud lo, anjing?! Lo ngapain?!" tanyanya marah.

"Lo udah terlambat.."

BOOM!

Sebelum Jihoon hendak kembali menoleh pafa Junghwan, pemuda itu sudah lebih dulu menekan tombol di tangannya.

Rumah tua itu meledak berkeping-keping, ledakannga cukup dahsyat membuat Junghwan di luar terpental cukup jauh.

Setelahnya, Junghwan terbatuk-batuk. Ia menatap nanar rumah di depannya yang sudah tak terbentuk.

Friends | Treasure ✔Where stories live. Discover now