[18]

1.3K 377 16
                                    

Mashiho sempat diintrogasi sebentar oleh polisi dan dilepas setelahnya. Tentu saja, bukti kesaksian pria paruh baya berumur hampir 60 tahun itu bukan bukti yang kuat.

Malam itu juga Mashiho diperbolehkan pulang.

"Wah, enak banget ya dibolehin keluar. Rugi polisi udah bebasin pelaku," cibir Hyunsuk terang-terangan, pemuda itu keluar dari dalam mobil dan diikuti oleh Yedam.

"Elo kan pelakunya?" sarkas Mashiho tidak begitu perduli.

Hyunsuk hendak menjawab tapi suara Yedam menginstrupsinya.

"Lo ditanya apa aja sama polisi, Kak?"

"Cuman alibi gue selama kejadian, sama diperiksa sidik jarinya, udah gitu doang."

"Buat apa diperiksa?"

"Gue gak tahu."

Aneh, memangnya pelaku turun langsung di tempat kejadian? Sepertinya kan tidak.

"Kalau kata gue sih karena pelaku udah curiga sama elo," cibir Hyunsuk lagi, emosi Mashiho benar-benar sudah sampai ke ubun-ubun. Ingin marah tapi pasti yang kembali disalahkan Mashiho.

"Gue mau pulang aja lah, malas di sini apalagi ada orang yang gak suka sama gue," ujar Mashiho final dan pergi begitu saja. Tidak lupa menabrak bahu Hyunsuk ala sinetron.

Biar tambah tegang gitu loh.

Sedangkan Yedam diam-diam mengetikkan sesuatu di ponselnya.

Semoga saja Hyunsuk tidak tahu.



































































































































Jeongwoo bangun, sementara Yoonbin tidak. Pemuda bermarga Ha itu masih senantiasa memejamkan matanya rapat-rapat.

Hal pertama yang dilakukan Jeongwoo bangun hanya melamun, merasa semua yang terjadi padanya dan Yoonbin hanya mimpi dan tidak benar-benar terjadi.

Kalau begini situasinya, Jeongwoo lebih baik mati saja. Ia tak mau hidup cacat.

Junghwan yang sedari tadi menemani Jeongwoo ikut prihatin. Jeongwoo sama sekali tak mau makan apalagi berbicara dengan orang lain. Ia lebih tampak seperti mayat yang hidup.

"Kata dokter lo bisa sembuh kok Kak kalau rajin terapi," ujar Junghwan pelan, berusaha membujuk walaupun ia tahu sepertinya Jeongwoo tidak perduli.

"Kalau Kak Yoonbin gak bangun pun itu bukan salah elo, Kak. Kata dokter besok lo udah boleh pulang. Gue serius, ini semua bukan salah elo."

Jeongwoo hanya melirik Junghwan sedikit. Sedikit sinis.

Cklek

"Jeongwoo, gue bawa buah-buahan buat elo!"

Jaehyuk masuk ke ruang rawat Jeongwoo dengan menenteng dua buah plastik berisi buah-buahan.

Jaehyuk sih cengengesan doang, gak tahu gimana suasana hati Jeongwoo.

"Kak, mending lo mingkem. Cengiran lo gak dibutuhin saat ini," ujar Junghwan sedikit kesal. Jaehyuk pun mencibir,

"Gue nyengir juga supaya Jeongwoo ikut nyengir. Gak enak tahu lihat muka dia yang merengut aja kayak orang gak ada semangat hidup."

Friends | Treasure ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें