33. KEMBALINYA RAISA

13.6K 1.2K 71
                                    

Bryan memberikan ponselnya kepada Angkasa, dia langsung menelpon Robi dengan panggilan jarak jauh. Angkasa jika ingin menelpon Robi, menggunakan panggilan jarak jauh. 

“HALO ROB!! RAISA GIMANA?!!” 

“Hiks!! Ini Kania, Sa.....” 

“RAISA GIMANA KABARNYA?!! DIA UDAH SADAR KAN?” 

“Raisa.... Hiks!! Raisa, Sa...” ,

“Raisa meninggal, Sa.” 

Angkasa langsung mengepalkan tangannya kesal, “JANGAN BOHONG SAMA GUE, KANIA!!” 

“Lo bicara sama, Bang Kevin..” 

“HALO VIN!! GIMANA KABAR RAISA?!” 

“Hiks!! Raisa meninggal, Sa,” ucapnya dari balik sambungan telepon. “Raisa meninggal 15 menit yang lalu.” 

“BOHONG!! LO BOHONG SAMA GUE, VIN!!” 

“Sa, lo harus sabar!! Bukan cuma lo, tapi kita semua disini berduka atas kepergian  Raisa,” ucap Kevin. “Lo harus sabar,Sa!” 

“VIN, RAISA MASIH HIDUP!! GUE BARU KETEMU DIA, VIN!! RAISA MASIH HIDUP!!” 

“Sa, gue tau lo kehilangan. Tapi itu cuma angan-angan lo doang! Raisa udah tenang disana, Raisa udah bahagia.” 

“Vin, izinin gue bicara sama Raisa.” 

“Angkasa sadar! Raisa udah meninggal!!” 

“Raisa masih hidup, Vin!! Dia gak akan tinggalin gue!!” kata Angkasa. “Izinin gue bicara sama Raisa, Vin. Gue kangen dia.” 

Mendengar suara Angkasa yang putus asa, Kevin menahan seorang perawat yang akan memindahkan Raisa, dia menaruh ponselnya di telinga Raisa. 

“Lo bisa bicara sama Raisa, sekarang.” 

“Ca, kamu gak boleh tinggalin aku. Jangan pergi dari aku, Ca. Jangan tinggalin aku,” Angkasa menitihkan air matanya sedari tadi, yang sudah tidak bisa terbendung kembali. “Bangun, Ca. Bangun!! Aku kangen sama kamu.” 

“Bangun Ca!! Kamu rela ninggalin aku kayak gini? Kamu mau tinggalin aku, Raka, dan Razel? Kamu mau tinggalin kita? Kamu belum banggain kedua orang tua kamu, Ca!! Bangun!!” 

“Jangan tinggalin aku!! Aku akan bawa kamu kemanapun kamu mau!! Aku akan turuti semua kemauan kamu!! Bangun, Ca!! Bangun!!” 

“Kamu belum ikut lomba Nasional!! Bangun!! Banggain mama dan papa kamu, banggain aku, Ca!! Bangun!! Kamu gak capek tidur terus?” 

“Aku nungguin kamu disini, tapi kamu malah tidur!! Bangun, Ca!! Kita akan  ke rumah pohon lagi, cepet bangun!! Aku mohon!!” 

“Kamu kuat, jangan tinggalin aku....” 

Disisi lain. Kevin tidak kuasa menahan air matanya mendengar suara Angkasa dari balik telepon. Tangannya terus menggenggam ponsel ditelinga Raisa, hingga Raisa dapat mendengarnya. 

Fiuhh!!! 

Terdengar suara tarikan napas membuat seluruh keluarga Raisa langsung mendekat kearahnya. 

“Tunggu!! Pasangkan kembali oksigen untuk pasien!! Saya mendengar hembusan napasnya!” kata sang Dokter dengan lugasnya. 

Para perawat itu langsung mengikuti perintah dokter, mereka kembali memasangkan oksigen. Dia menghampiri Raisa, mendengarkan detak jantungnya dengan stetoskop. 

“Syukurlah!! Pasien masih hidup, ini kesalahan pemeriksaan kami, ternyata pasien masih hidup.” 

Mereka langsung memanjatkan syukur secara bersamaan. “Kami akan melakukan sebaik mungkin untuk kesembuhan pasien, sekali lagi ini adalah tugas kami.” 

“Kami berterima kasih kepada dokter, kami bersyukur.” 

“Tidak masalah, Pak. Kami hanya membantu pasien kami agar bisa sembuh.” 

“KEVIN!! ADA APA?!! JAWAB GUE VIN!! HALO!! KEVIN!!” teriak Angkasa dari sambungan telepon yang masih menyala, masih tidak ada yang mengangkat panggilan itu. 

“Hiks! Raisa masih hidup, Sa.” 

“Gue tau, Vin! Gue tau Raisa masih hidup!! Gue akan kembali Ke Indonesia secepatnya!!” 

***

DAHHHHHHH💙💙💙

ANGKASA (END)Where stories live. Discover now