25. Aku terserah bukan menyerah

32.2K 2.2K 29
                                    

Raisa melangkahkan kakinya keluar kelas, setelah menyelesaikan urusannya di ruang guru. Sebenarnya ada beberapa yang harus Raisa urus diruang guru, sebab itu dia menyuruh sahabatnya untuk pergi ke kantin lebih dulu, dan Raisa akan menyusul mereka. 

Semenjak pingsan tadi, Raisa tidak melihat Angkasa dan tidak ada niatan untuk menemui laki-laki itu. Hari ini juga Raisa merasa tidak enak badan, mungkin karena Raisa belum cuci darah, hingga membuat dia merasa lemas. 

Jika belum cuci darah, Raisa memang selalu seperti itu. Terkadang Raisa juga merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri yang selalu menyusahkan orang lain karena penyakitnya. 

Sampai kapan semua penyakit Raisa akan berakhir? 

Dengan langkah gontai Raisa memasuki kantin, pandangan matanya langsung menangkap para sahabatnya bersama anak Razel yang tengah berada dipojok kantin, mereka sedang tertawa dan bercanda bersama. Tetapi yang menjadi perhatian Raisa bukanlah hal itu, melainkan kepada laki-laki yang tengah merokok, yang tidak lain adalah Angkasa. 

Tatapan nya melemah saat melihat Angkasa tengah merangkul Clara, tangan lelaki itu bertengger manis dipundaknya. Sebenarnya Angkasa menganggap Raisa sebagai apa? Lelaki itu dengan mudahnya menyakiti perasaan Raisa, setelah mendapatkan maaf. 

Saat Raisa berharap Angkasa yang menggendongnya untuk membawa Raisa ke ruang UKS, tetapi yang Raisa dapatkan hanyalah Davin ketika dia sadar. Dan kini, Raisa mendapatkan Angkasa tengah berduaan dengan Clara, tanpa memikirkan perasaan nya. 

Bagai ditusuk ribuan jarum, Raisa merasakan ada yang sakit dan nyeri secara bersamaan. Ada keinginan untuk menghampiri mereka, marah, dan memukul Clara, tetapi Raisa tidak akan punya nyali sebesar itu untuk berani melawan Clara. Apalagi disebelah Clara terdapat Angkasa. 

Angkasa tengah merokok, membuang asap yang dia hisap hingga beterbangan keudara. Saat pandangan mata Angkasa dan Raisa bertemu secara bersamaan, sontak Angkasa langsung membuang rokoknya, dan menginjak bekas puntung rokok itu. Angkasa tau, Raisa sangat tidak suka jika Angkasa merokok, dan Angkasa sendiri tidak ingin merokok didepan Raisa. 

Hal itupun menjadi perhatian anak Razel yang sedari tadi memang tengah menjadikan Angkasa sebagai objek pem-bully-an tetapi sama sekali tidak ada respon yang diberikan Angkasa. Mereka melihat laju mata Angkasa yang tengah menatap Raisa. 

Para sahabatnya langsung meneguk saliva perlahan. Kania dan Vina sudah menduga hal itu akan terjadi ketika melihat Angkasa bersama dengan Clara. 

“Mampus!! Angkasa bego!! Udah gue bilang masih aja kayak orang budeg!” batin Kania melirik Angkasa sembari menyeringai

Raisa mendekat kearah mereka membawa kotak makan berwarna merah muda digenggaman nya. Kedatangan Raisa menjadi tatapan para murid, yang sedari tadi memang membicarakan tentang nya dan Angkasa. Raisa duduk dihadapan Angkasa, dan membuka kotak makan nya tanpa berucap apapun. 

“Lo tadi pingsan apa tidur, Sa?” tanya Hafiz sembari menyenggol bahunya. Perlakuan Hafiz kepada Raisa, langsung menjadi tatapan tajam Angkasa dan Tiara. 

“Hafiz!!” bentak Angkasa dan Tiara bersaamaan. “Gak usah nyenggol bahu Raisa juga dong!! Disini ada aku, kamu gak lihat?!” ujar Tiara kesal melihat kekasihnya. 

“Gak usah senggol cewek gue!!” bentak Angkasa. 

Raisa menaikan sebelah alisnya ketika mendengar kata ‘cewek gue’ dari mulut Angkasa. Lelaki itu dengan mudahnya mengucapkan kata tersebut, tanpa memikirkan perasaan Raisa saat itu. 

ANGKASA (END)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon