17. Kerusuhan Razel di sekolah

32.2K 2.3K 21
                                    

Kevin seperti biasa mengantar Raisa ke sekolahnya menggunakan mobil milik keluarganya. Semenjak keluarga Raisa harus melakukan perjalanan bisnis keluar kota, Kevin yang selalu menjaga adiknya. Dari hal kecil, sampai mengantarnya sekolah. 

“Kepalanya masih sakit?” tanya Kevin melirik Raisa. “Masa sih kejedot pintu bisa sampai terluka gitu? Padahal terluka nya di belakang kepala, gimana bisa kejedot kayak gitu?” sahutnya penasaran. 

Kejadian semalam membuat Raisa harus menyembunyikan kejadian yang sebenarnya. Karena jika Kevin sampai tau, kalau Raisa terluka karena menyelamatkan Robi yang Tauran, bisa habis dia. Dan Raisa tidak akan bisa bertemu dengan Angkasa kembali. 

Kejadian semalam juga membuat Angkasa dan Raisa sedikit bertengkar, karena Angkasa tidak ingin Raisa berbohong kepada Kevin, tetapi Raisa memintanya untuk tetap bungkam dan tidak memberi tau Kevin, sebab itu semalam Angkasa pulang dalam keadaan kecewa. Sebagai laki-laki dia seperti tidak gentle mempertanggung jawabkan kesalahan nya. 

“Maaf ya, gara-gara uang cuci darah Abang pakai, hari ini kamu nggak bisa cuci darah lagi,” Kevin meraih tangan Raisa dan mengusapnya penuh kasih sayang. “Harusnya hari ini jadwal kamu ke rumah sakit untuk cuci darah. Tapi uang nya malah Abang pakai untuk beli buku kuliah.” 

“Gapapa, Bang. Raisa baik-baik aja,” kata Raisa. “Buktinya Raisa masih bisa sekolah dan disini, di samping Abang. Raisa masih kuat, nggak ada lemas-lemasnya sama sekali,” kata Raisa tersenyum lebar. 

Saat sampai di depan gerbang SMA Merah Putih, Raisa berpamitan masuk ke sekolah kepada Kevin. Tatapan nya meredup, ketika melihat Angkasa bersama dengan Clara melintasinya begitu saja menggunakan motor. Raisa tau bahwa itu adalah motor Angkasa, walaupun dia menggunakan helm full face yang menutup seluruh wajahnya. 

Rasanya Raisa ingin mencekik Clara saat itu juga, semalam hubungan nya dengan Angkasa baru membaik, sekarang sudah langsung bertengkar kembali hanya karena Clara. Tangan Clara juga terlihat memeluk pinggang Angkasa dari belakang, belum lagi paha dan betis itu terekspos indah, dan menjadi pusat perhatian para murid. 

“Sialan, Clara!!” geram Raisa dalam hati. 

Tanpa berlama-lama melihat kemesraan mereka, Raisa terburu langsung meninggalkan lapangan yang dekat dengan parkir motor anak murid. Saat dikelas, Raisa melempar tas sekolanya sembarangan, dan membanting dirinya di kursi. 

“Raisa, lo kenapa sih?!” ujar Kania terkejut saat Raisa langsung duduk disebelahnya. “Dateng-dateng langsung marah, kenapa sih lo?” tanyanya kembali. 

“Biasa, Doi nya sama Clara, berangkat bareng berduaan, udah gitu peluk-pelukan.” Riri langsung menimpali ucapan Kania di ambang pintu, tangan nya sibuk memutar pulpen. 

Kania terkekeh kecil mendengarnya. “Yaudah, Sa biarin. Kalau emang Angkasa suka sama lo, dia akan balik sama lo. Tapi kalau dia gak suka sama lo, yaudah biarin aja, banyak kali yang mau sama lo,” kata Kania. 

“ISHHHHHH!!!!” ujar Raisa kesal. 

Tiara memasuki kelas itu, dengan menyenggol badan Riri yang masih bersandar di ambang pintu. Hingga pulpen yang Riri putar, langsung terjatuh ke lantai. 

“Tiara!! Kalau jalan, mata dipakai!! Ada gue di sini!!” teriaknya menggema di ruang kelas. 

“Siapa suruh mejeng di pintu? Jauh jodoh lo!” sahut Tiara terkikik kecil, dan menempati kursinya yang berada tepat dihadapan Raisa. 

ANGKASA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang