41. AKHIR?

17.7K 1.1K 12
                                    

“Lo dari mana aja, Sa?!” ujar Robi.

“Eh, tangan lo kenapa, Bos?” tanya Hafiz.

“Gue harus minta bantuan kalian. Sekarang nyawa keluarga gue, dan keluarga Raisa dalam bahaya. Gue mau kalian pakai rencana yang waktu itu, rencana yang belum sempat kita pakai. Gue juga mau, ajak sebagian anak buah papa gue, dan anak Geng motor lain untuk bantu kita, karena dia menggunakan senjata tajam.”

“Kita harus punya bukti, agar polisi bisa nangkep mereka semua, kita bisa aman.”

Drrrt!!

“Halo siapa ini?” tanya Angkasa.

“Bagaimana? Sepertinya pergerakan mu mudah sekali untuk ditebak. Apa yang kamu lakukan di London? Mencari tau asal-usul semua papa dan mama kamu meninggalkan kamu? Mudah sekali ditebak anak muda.”

“BRENGSEK!! DIMANA LO?!”

“Sebentar saja, aku ingin bermain dengan Tuan Muda Kecil, dia sudah besar, dan semakin tampan. Ada kekasih mu juga disini, dia menggunakan kursi roda, kasihan sekali!! Operasi ginjalnya tidak berlangsung baik. Bagaimana kalau kita bermain dengan mereka berdua?”

“Abang tolongin, Raka!! Abang, kita diikat disini!!”

“Angkasa jangan kemari!!” bentak Adam. “Kamu bisa terluka, selamatkan diri kamu.”

“BRENGSEK!! KALAU LO BERANI NYENTUH RAKA DAN RAISA, MAKA LO AKAN HABIS SAMA GUE!!”

“Belakang kediaman Wiratama, aku menunggu kamu disana, dan jangan lupa bawa aset pengalihan harta.”

Beep!!

 

Akhir kisah

Sebagian anak Razel langsung melakukan tugas mereka masing-masing, sebenarnya ini adalah rencana yang pernah Angkasa buat dulu,tetapi rencanaini gagal karena saat itu Angkasa dilarikan ke rumahsakit.

Dari luar kediaman Wiratama, beberapa lelaki tengah berjaga dengan ketat, mereka langsung menyeringai saat melihat sekelompok anak Geng motor.

Anak Razel langsung membantai masing-masing diantara mereka. Robi melawan dua lelaki kekar, yang membuat dia langsung terkejut.

Bugh!!

“Brengsek, anak buah Yudha,” ujar Robi.

“Mereka anak buah Bang Yudha, Rob?” tanya Hafiz sembari menahan tangkisan mereka.

“Lo dibayar berapa anjing!!” ujar Robi.

Saat mereka lengah, anak Razel yang lainnya langsung memasuki rumah Wiratama. Mereka langsung membantai masing-masing orang yang mereka temui.

“SATYA LEPAS DIA!! BRENGSEK!!” ujar Angkasa saat mendapati Raisa tengah ditawan menggunakan pisau dilehernya.

“LEPASIN MEREKA!” perintah Angkasa kepada anak Razel.

Seorang lelaki kekar, langsung memukul Angkasa menggunakan balok kayu dari belakang, hingga Angkasa langsung jatuh tersungkur kedepan. Lelaki itu menginjak punggung Angkasa.

“Satya cukup!! Semuanya akan menjadi milik kamu!! Lepaskan Angkasa, jangan membuatnya terluka!! Abang mohon, ini masalah kita, janga membawa keorang lain,” kata Adam tak kuasa melihat anaknya terluka.

“Tidak!! Sepertinya membunuh Angkasa akan semakin seru!”

“Abang, bangun!! Abang bangun!! Abang tolong Raka, Bang!! Abang harus bangun!!” teriak Raka memanggil Angkasa. “Abang bangun!! Kalau abang gak bangun, Raka akan marah sama abang!!”

“Angkasa bangun!!” teriak Raisa memanggilnya. “Angkasa bangun, aku mohon...”

Uhuk!! Uhuk!!

Saat mendengar suara Raisa yang terbatuk, karena sayatan pisau dilehernya, membuat Angkasa membuka matanya tipis, tetapi lelaki itu kembali menginjak punggung Angkasa, hingga dia semakin tersungkur.

“Angkasa bangun!” teriak Raisa.

Saat matanya menangkap darah dari leher Raisa, bekas sayatan pisau itu, Angkasa langsung naik pitam. Dia mengepalkan tangannya kesal, lalu mengambil segenggam pasir, lalu melemparnya, membuat loelaki itu langsung bangkit.

Angkasa bangun, dan memukul lelaki yang baru saja menginjak punggungnya. “LEPASIN DIA!! BRENGSEK!!”

Saat yang bersamaan, anak Razel dan beberapa Geng motor lain, berhasil mengalahkan anak buah Satya. Tidak lupa dengan Yudha, yang bay=ru saja dihubungi untuk datang, karena anak buahnya Yudha adalah anak buah bayaran yang dibayar Satya dengan hargatinggi.

“Sa!! Mereka anak buah Yudha!” teriak Robi.

“BANGSAT!!” Angkasa langsung menarik kerah Yudha, dan memukulnya. “BAWA ANAK BUAH LO PERGI, GUA AKAN BUAT PERHITUNGAN SETELAH INI!!”

Melihat anak buahnya yang dibawa pergi, Satya langsung ciut nyali, dia langsung melempar pulpen kewajah Angkasa.

“Tanda tangani pemindahan harta warisan itu, jika kamu tidak mau kekasihmu terluka!!” ancamnya.

“Gila lo!! Udah gak punya anak buah, sekarang sendirian, masih aja mau minta harta warisan1!” ujar Aan. “Dikasih hati malah minta jantungt.”

“Satya, hentikan!!” bentak Adam saat ikatan ditangannya sudah lepas karena dibantu anak Razel.

“KELUAR!!” bentaknya. “KALAU ADA YANG MASIH DISINI, DIA AKAN SAYA BUNUH!!” ujar Satya.

“Tidak!! Jangan sakiti anak saya!” bentak Riza.

“KELUAR!! SAYA BILANG KELUAR!!”

“Rob, bawa semua orang keluar!” perntah Angkasa dengan nada dingin.

“Om akan tetap disini,” kata Bryan.

“KELUAR!!” bentak Angkasa.

Setelah semua orang keluar, kini hanya tinggal Angkasa, dan Raisa yang masih didalam gudang itu.

“Tanda tangani itu, atau aku akan membunuh kekasih kamu.”

Angkasa menunduk, ingin mengambil kertas itu. Saat dia ingin mentanda-tanganinya, Angkasa langsung tidak jadi, dan malah merobek kertas itu.

Dia menarik Raisa, lalu mendorong kursi rodanya sembarangan, hingga Raisa terjatuh. Angkasa memukul habis kembali Satya.

“Angkasa ayo keluar!!” ujar Raisa.

“KELUAR CA!!”

“Gak mau, aku mau sama kamu!!”

“KELUAR!!” bentak Angkasa.

Raisa langsung mendorong kursi rodanya keluar, disaat yang bersamaan, dia melihat polisi. Polisi itu langsung bergegas masuk, dan menyelamatkan Angkasa.

“ANGKAT TANGAN!!”

ANGKASA (END)Where stories live. Discover now