18. Kenyataan pahit

34.9K 2.3K 21
                                    

“Papa mau yang terbaik buat kamu, Angkasa!” ujar Adam marah melihat putranya. “Papa tau yang terbaik untuk kamu. Toh, apa salahnya dengan Clara? Dia cantik, lahir dari keluarga terpandang, dan sahabat kamu waktu kecil. Harusnya kamu bersyukur bisa menikah dengan keluarga Bregeta!” ujarnya kembali. 

“Papa gak tau apa-apa tentang, Angkasa,” balas Angkasa dingin, dengan keadaan tenang. “Papa pergi meninggalkan Angkasa, setelah itu Papa kembali, seakan-akan Papa mau tau semua tentang Angkasa.” 

“Kamu ngeremehin, Papa?” tanya Adam menyepelekan. “Oke kalau kamu berani nantang Papa. Papa bisa suruh semua ajudan Papa untuk celakain Raisa, dan keluarganya!” ancamnya. 

Angkasa melirik Adam, sorot matanya sangat memicing tajam. Bukan hanya Angkasa yang senang bermain dengan ancaman, ternyata Papa nya juga mulai berani bermain dengan anaknya sendiri. 

“Papa bisa lakuin apapun yang Papa mau, bahkan menghancurkan anak Geng kamu!!” tantang Adam, “Bisa apa kamu tanpa, Papa?” 

“Papa bahkan sudah bisa melakukan hal kasar, terhadap pacar kamu itu sekarang,” tekannya. “Kalau kamu benar-benar menolak perintah Papa, maka Papa benar-benar akan melukai pacar kamu!” 

Angkasa masih dalam keadaan tenang, berusaha tidak menanggapi perkataan Adam. Karena Angkasa tau, Papa nya pintar dalam berucap, sekali Angkasa emosi, maka Raisa yang akan jadi taruhan nya. 

“Pilihan ada di tangan kamu sendiri.” 

“Kalau Angkasa menikah, dan bertunangan dengan Clara. Apa yang akan Angkasa dapatkan?” tanya Angkasa melirik Adam. 

“Kamu bisa meminta apapun yang kamu mau, jabatan Papa akan Papa berikan ke kamu, kekayaan keluarga Bregeta bisa menjadi milik kamu seutuhnya. Dan kamu bisa tetap untuk sekolah, bersama anak Geng motor kamu. Bukan hanya Raisa disini yang akan jadi korban jika kamu menolak ucapan Papa, tetapi anaki Geng motor kamu juga Papa pastikan tidak akan bisa bersekolah kembali.” 

Memang benar, beberapa anak Razel bersekolah di SMA Merah Putih dengan bantuan keluarga Wiratama. Sekolah elit itu hanya menerima siswa yang bermartabat penuh dengan etika, tetapi semenja berdirinya Razel, menguasai sekolah, dan menjadi gerbang musuh, membuat image sekolah itu terkadang menurun. Tetap saja, SMA Merah Putih, adalah sekolah berisi murid-murid tampan di dalamnya. 

“Oke, Angkasa akan turutin kemauan, Papa. Sampai Papa berani menyentuh apa yang menjadi milik Angkasa. Maka Angkasa gak akan segan-segan untuk ancam Papa!!” ancam Angkasa balik. 

Sepeninggal Angkasa pergi dari rumah, Adam tersenyum lebar dalam hati. “Dasar keras kepala!! Bisa-bisanya dia mengancam Papa nya sendiri.” Kekehnya dalam hati. 

Angkasa pergi meninggalkan rumahnya untuk ke rumah Raisa. Dia ingat bahwa seluruh sahabatnya berada disana, karena ingin berkumpul. Angkasa akan kesana, mungkin kemarahan Raisa tadi sudah mereda, dia akan membujuk perempuan itu dan membicarakan yang sejujurnya atas kejadian tadi. 

Saat sampai depan gerbang rumah itu, Angkasa melihat Raisa bersama teman nya tengah bermain catur. 

“Ca,” panggil Angkasa. Bukannya mendekat ke arah mereka, Angkasa malah duduk di tepi kolam ikan depan rumah Raisa. Hingga perempuan itu menyusul, dan menghampirinya. “Duduk sini, ngapain berdiri aja di situ?” 

ANGKASA (END)Where stories live. Discover now