36. MANSION WIRATAMA

13.5K 1K 8
                                    

“Kamu sudah dengar kabar hari ini?” Bryan menghampiri Angkasa, dia membawakan segelas jus untuknya.

“Raisa lumpuh,” kataAngkasa dengan suara melirih.

“Itu hanya sementara, dia pasti akan bisa jalan kembali dengan melakukanterapi yang rutin.”

“Raisa pasti gak akan bisa menerima hal ini, dia pasti ketakutan, dan cemas sekarang. Angkasa takut, Raisa akan menyalahkan dirinya sendiri, Om.”

“Dia akan baik-baik saja, dia bersama sahabat dan anak Geng motor kamu yang akan selalu menemani Raisa. Jangan khawatir tentang hal itu,” Bryan mengusap punggung Angkasa. “Oh ya, Om akan mengajak kamu menemui seseorang.”

“Siapa?”

“Kau akan melihatnya nanti, lebih baik sekarang ikut Om saja.”

“Males.”

“Ah kamu ini!! Jika memang kamu tidak mau tau, yasudah! Om akan pergi kesana sendiri untuk mengunjunginya.”

“Baiklah, Angkasa ikut!” kata Angkasa.

Bryan segera menyiapkan mobil, mengizinkan Angkasa masuk terlebih dahulu. “Sebenarnya kita akan bertemu dengan siapa?” tanya Angkasa.

“Kamu akan segera mengetahuinya, sabarlah sebentar.”

Tak berselang lama setelah mereka meninggalkan mansion, terdapat sebuah mansion yang lain juga, hanya saja ukurannya terlihat lebih kecil dari mansion rumah Angkasa.
Beberapa penjaga dirumah itu membiarkan mobil Bryan masuk, karena mereka sudah hafal sekali dengan mobil milik keluarga Wiratama, terdapat lambang sayap elang berwarna emas di kaca mobil itu.

Seorang wanita, bersama dengan seorang bayi, ditemani laki-laki paruh baya yang memiliki rambut pirang, tengah bersamtai di halaman rumah, merasakan sinar matahari yang masih pagi.

Morning!” sapa Bryan.

“Bryan? Akhirnya kamu sampai.”
Perempuan itu langsung terkejut, sekaligus terharu, melihat Angkasa dengan pakaian formal, yang membuatnya langsung terpaku.

“Mirip sekali dengan papa,” bisik Angkasa tepat ditelinga Bryan.

Saat mendengar bisikan Angkasa, perempuan itu terkekeh, dan langsung memeluk Angkasa. Sontak perlakuan yang dilakukan perempuan itu membuat Angkasa terkejut dan ingin mendorongnya, hanya saja terhenti saat Bryan menggeleng.

“Kamu ternyata sudah sangat besar,” gumamnya. “Mirip sekali dengan papa dan mama kamu. Apa kamu tumbuh dengan baik? Apa yang kamu lakukan selama di Indonesia?”

“Sebenarnya anda siapa?” tanya Angkasa dingin.

Mendengar kalimat Angkasa, perempuan itu langsung tertawa geli, dia semakin mengeratkan pelukan itu, hingga Angkasa sendiri hampir tidak bisa bernapas.

“Uhh!! Anda memeluk saya terlalu kencang!! Saya tidak bisa bernapas!”

“Jangan berbicara formal seperti itu.”

“Baiklah, tolong lepas dulu!” kata Angkasa yang langsung membuatnya melepas pelukan itu. “Siapa kamu?”

“Menurut kamu, aku siapa?”

“Gak tau!!”

“Aku mendengar kamu berbisik dengan Bryan tadi!”

“Ah! Kau mirip papa.”

“Ya, aku adalah Tante kamu, aku adik papa kamu, dan Kakaknya Bryan.”

“Oh,” balas Angkasa dingin.

“Apa kamu tidak merindukan aku?”

“Tidak.”

“Ah!! Anak ini mirip sekali dengan papanya!! Cuek dan dingin!! Berbeda sekali dengan adiknya sekarang!!” katanya.

“Kak Riana, sudahlah! Biarkan kita duduk,” ujar Bryan.

“Ya, duduklah, Angkasa.”

Angkasa duduk ditempat yang jauh dari matahari, Riana hanya bisa tersenyum geli melihat kelakuakn keponakan nya yang sangat mirip dengan Adam.

“Dulu papa dan mama kamu sering main kesini, apa kamu tau?”

“Mereka buat apa kesini?”

“Ya tentu saja mengawasi kamu!!” Riana menggenggam tangan Angkasa. “Papa dan mama kamu itu sangat menyayangi kamu, walaupun mereka tidak ada disamping kamu, mereka tetap tau apa yang kamu lakukan. Di rumah kamu itu banyak CCTV, dan penjaga yang akan selalu melapor pada papa kamu.”

“Mereka ingin kembali, terutama mama kamu, hanya saja mereka tidak bisa melakukan itu. Mereka ingin kamu hidup mandiri, dan ingin menyelamatkan kamu dari Om Satya.”

“Hanya saja, kamu terlalu egois!!” ujar Riana. “Apa kamu tidak melihat adik kecil kamu?! Raka selalu menangis saat kamu meninggalkan nya, dia masih kecil, dan kamu malah menjauhinya, apa kamu senang melihatnya bersedih?”

“Tidak.”

“Oh ya, Tante dengar kamu sudah memiliki kekasih, bagaimana kabarnya?”

“Baik.”

“Apa kamu ingin kembali ke Indonesia?”

“Apa bisa?!” ujar Angkasa semangat.

“Tentu bisa!”

“Aku ingin kembali ke Indonesia secepatnya, Tan. Aku ingin pulang kerumah, dan melanjutkan kembali sekolah aku.”

“Kamu tau kan, kalau sekarang kekasih kamu menjadi target Om Satya, agar bisa membunuhnya?”

“Apa mungkin?!” ujar Angkasa.

“Jika kamu ingin kembali ke Indonesia, kamu harus mengikuti apa yang Tante ucapkan, kamu harus melakukan apa yang Tante suruh, bagaimana?”

“Tentu! Apa itu?”

***

TUH YA DAH DOUBLE UP, JANGAN TEROR AKU TERUS. BESOK UPDATE LAGI, TENANG:)

AKU NUGAS DULU YA.

OH YA MAU SPOILER....

SEBENARNYA BELAKANGAN INI AKU LAGI NULIS CERITA BARU, ISENG DOANG, DAN LAGI MOOD BANGET NULIS CERITA BARU ITU, SAMPAI LUPA KALAU ADA CERITA ANGKASA YANG HARUS UPDATE...

NAH, UDAH ADA BEBERAPA PART YANG SIAP UPDATE, JADI NANTI BAKALAN HADIR....

YOI, KARENA SEKARANG PUNYA LAPTOP BARU HAHA🤣🤣🤣

ANGKASA (END)Where stories live. Discover now