23. Angkringan malam

31.5K 2.3K 58
                                    

Angkasa mengusap wajahnya frustasi karena ucapan Raisa, dia tidak ada niatan sama sekali untuk menyakiti perasaan Raisa, tidak ada ucapan kasar dalam benaknya yang ingin diucapkan kepada Raisa. Itu terjadi secara tidak sadar, dan spontan. 

Angkasa sama sekali tidak tau hal itu akan menyakiti perasaan Raisa. Saat melihat Raisa pergi meninggalkan nya begitu saja, sembari menangis, membuat hati Angkasa terenyuh. Ingin dia menahan Raisa dan meminta maaf, tetapi masih ada rasa kecewa di dalam hati Angkasa. 

Angkasa marah karena dia sangat mencintai Raisa, Angkasa tidak ingin Raisa dimiliki oleh orang lain. Raisa hanya milik Angkasa seorang. Wajar jika Angkasa marah, semua cinta yang sudah dia berikan kepada Raisa, tetapi Raisa dengan mudah mencampakan hati Angkasa. 

Raisa berciuman dengan laki-laki lain. Tentu saja Angkasa berfikir bahwa Raisa adalah perempuan murahan, tetapi dia tidak ada niatan untuk berbicara seperti itu dengan Raisa. 

“Angkasa,” ucapan itu membuat Angkasa menoleh. 

Emosi nya langsung naik pitam, saat melihat Davin, dengan sangat berani menunjukan wajahnya dihadapan Angkasa setelah kejadian tadi. Ternyata Davin benar menantang Angkasa karena sudah datang ke Warsep. 

“Brengsek!!” ujar Angkasa menonjok Davin hingga tersungkur kebelakang. Sontak hal itu membuat seluruh anak Razel langsung menghampiri Angkasa, dan menahan tangan nya agar Angkasa tidak emosi. 

“Berani lo ketemu gue?! Lo mau apa?! Mau rebut Raisa dari gue?!” ujar Angkasa marah. Jika bukan karena ditahan oleh beberapa sahabatnya, mungkin Angkasa sudah memukul wajah Davin kembali. 

“Belum puas, Vin?! Belum puas lo ambil semua orang yang gue sayang?! Belum puas Vin?!” ujar Angkasa menarik kerah kemeja Davin. “Caca, Clara. Dan lo mau ambil Raisa dari hidup gue?! Lo mau apa sih Vin?!” 

“Dengar gue dulu,” kata Davin mencoba menenangkan Angkasa. “Gue kesini sebenarnya mau lurusin semua nya. Lo salah paham sama gue, dan Raisa...”  

“Gue gak ada apapun sama Raisa,” kata Davin. “Bang Kevin sakit, gak bisa antar Raisa sekolah. Dia mau minta tolong sama lo, tapi Raisa nggak enak, lo masih sakit, dan Raisa fikir lo gak masuk, tapi ternyata lo masuk. Dia akhirnya nelpon gue, dan gue antar Raisa sekolah.” Kata Davin menatap Angkasa. 

“Masalah gue dan Raisa ciuman, gue gak ciuman sama dia, Sa. Kemarin waktu lo masuk rumah sakit, gue minta tolong Raisa untuk temenin gue ke mall, terus tiba-tiba Raisa sesak, dan kita duduk dipinggir dulu. Gue deketin Raisa karena ada daun di kepalanya, itu emang deket banget. Kalau orang yang gak tau aslinya, akan lihat kita ciuman, tapi kita sama sekali gak ciuman. Gue gak tau akan ada yang foto kejadian itu, dan kasih tau hal itu ke lo.” Davin menunduk dalam. “Raisa cinta banget sama lo, dia gak pernah ada niatan buat nyakitin perasaan lo. Kalau emang lo gak percaya sama ucapan gue, lo tanya aja sama Kania atau Tiara, seberapa cinta Raisa sama lo,” kata Davin kembali. 

“Gue kesini cuma mau kasih tau hal itu sama lo. Gue sama sekali gak ada niatan buat rusak hubungan lo sama Raisa, gue juga minta maaf karena buat lo marah kesekian kalinya,” kata Davin. “Gue pamit, mendingan lo minta maaf sama Raisa sebelum Raisa marah balik sama lo.” 

”Dan itu udah terjadi,” batin Angkasa

*** 

Angkasa melirik Raisa yang tengah berada dibelakang nya. Setelah berusaha membujuk perempuan itu untuk menemuinya dibantu oleh Kevin, akhirnya Raisa mau menemui Angkasa. 

ANGKASA (END)Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα