04-Bukan Bulan Madu

2K 212 5
                                    

Vote nya sama komen dong😉









Pagi ini, aku dan Singto sedang kelabakan, karena.....

Pertama, aku terbiasa dibangunkan ibu, jadi kalau tak ada ibu aku tidak akan bangun.

Kedua, jika aku kelelahan di hari sebelumnya, maka aku akan tertidur sangat lelap, ibuku harus menyipratkan aku air dingin dulu baru bisa bangun, dan kemarin aku sangat lelah.

Ketiga, seluruh badanku sakit semua, jadi tambahlah lelap tidurku.

Empat, di kamar Singto tak ada alarm atau semacamnya, dan juga aku belum terbiasa menyetel alarm.

Lima, masalah kasur Sintgo, ku akui sangat nyaman, jadi aku ingin berlama lama tidur.

Dan akhirnya, hanya sinar matahari lah yang bisa membangunkan ku, cahaya matahari nya masuk lewat jendela kamar Singto yang langsung mengarah ke kasur, otomatis tidur tampanku ku terusik.

Ditambah lagi, perutku terasa berat, dan saat ku lihat ada apa di perutku, ternyata tangan kekar yang memelukku posesif.

"ini tangan siapa sih? Berat amat kaya batu" aku menggeliat sambil berusaha menyingkirkan tangan tersebut.

Tangan Singto njjir! Berat banget

Kulepaskan perlahan tangan Singto dan langsung meraih ponsel ku untuk melihat jam.

06.30

"ANJIR KESIANGAN!!Singto! bangun! Sing! Singtoooo!! Keretanya setengah jam lagi bangsul! Bangun gak lo?!" rusuhku membangunkan Singto, tapi nihil! Singto masih terlelap, bahkan merubah posisinya membelakangi ku karena mungkin terganggu omelanku.

"SINGTO MONYET! KUTU KUDA! PENTIL KAMBING! BANGUN GAK LO?! JINGAN!" pagi ini, seluruh sumpah serapah di dunia juga seluruh kebun binatang kutujukan untuknya.

"aduuh Singto! bangun Siiiiing!" aku tidak berteriak karena tak ingin mengganggu orang rumah.

Lelah aku berbisik, akhirnya ide jahil melintas di kepalaku. Pertama, aku mengambil sedikit jarak dengan Singto, lalu berhitung.

1...

2...

3...

Hiaaaaaa

BRUUGH...

"ADUHHH!!" Singto mengaduh kesakitan, bagaimana tidak? Aku menendang bokongnya dengan keras hingga Singto jatuh terjungkal ke lantai.

Singto terduduk kembali di kasurnya "sakit tau! kalo bangunin kira kira napa!" protesnya padaku.

"dari tadi gue udah kira kira tapi lu nya nggak bangun bangun dodol! liat jam! Keretanya setengah jam lagi" ketusku kesal.

"Bangun udah setengah tujuh, gue selesai mandi awas lo tidur lagi" titahku sambil beranjak menuju kamar mandi di kamar Singto.

"iya bentar.. eh?! SETENGAH TUJUH?! KRIST! KRIST! BURUAN KRIST!" Singto bergumam sebentar, sesaat tersadar dan langsung menggedor gedor pintu kamar mandi.

Aku membuka pinru kamar mandinya "sabar" singkatku sambil berlalu keluar dari kamar mandi, kalau boleh jujur ini mandi tercepatku seumur hidup, haha!

Sambil Singto mandi, aku berinisiatif untuk membereskan pakaian kami berdua, tetapi aku bingung harus mulai dari mana.

"Sing! baju-baju mau di packing pake apa? Ransel lu punya ga? Daripada pake koper, kita kan naik kereta, enakan pake ransel" pekikku.

"oh, itu ada di lemari gue paling ujung, ada dua ambil aja" teriak Singto dari dalam kamar mandi.

Tak Nikah, Maka Tak Cinta (SingtoKrist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang