12-New Thing

1.5K 160 7
                                    

"Halo Krist! Aku Rome, yang tadi di tukang sayur, rumah kita sebelahan, lho! Kita belum kenalan" sapa Rome ramah begitu Krist membuka pintunya perlahan. Singto yang berada di belakang Krist juga terlonjak karena terkejut dengan suara Rome yang bisa dibilang tinggi.

"hai! Aku Kao yang tadi berdiri di sebelah kamu di tukang sayur tadi! Kita belum kenalan" sambung seseorang yang berperawakan lebih tinggi dari Rome.

Krist meringis kecil "ehe halo juga kak Rome, kak Kao! Ayo masuk dulu" tawar Krist, sementara kedua tetangga baru Krist itu menggeleng kecil "gak usah Krist, kita cuma mau ngasih kue kecil aja kok sebagai penyambutan kalian di sini!" jawab Rome sambil menyerahkan sebuah kotak berukuran sedang pada Krist.

"lagian ini udah mau masuk jam makan siang, kita-kita mau masak buat orang rumah, yaudah kita duluan ya!" timpal Kao.

"eh iya kak makasih ya kuenya"-Krist

"hati-hati di jalan, ya!"-Singto

Krist dan Singto masih asyik berdiri di ambang pintu sampai Kao dan Rome menghilang dari pandangan.

Tiba-tiba Krist merasakan nyeri pada perutnya dan merasakan ada yang mengalir keluar dari selangkangannya.

Mampus! Kenapa harus sekarang, sih?!~ batin Krist panik.

"Sing, perut gue mendadak sakit, lo...kita makannya beli aja, ya?" rintih Krist menahan sakit perutnya yang menyerang tiba-tiba.

Wajah Singto mendadak panik "lo kenapa? Sakit perut? Lo punya maagh? Obat lo dimana?" Krist terkikik mendengar celotehan Singto yang panik "sstt! Gue gapapa, cuma nyeri biasa aja, kok! Nanti sorean juga sembuh" ujar Krist meyakinkan.

"lo yakin gapapa?" Krist mengangguk pelan "lo beli makanan aja diluar ya? Gue sekalian nitip nasi padang yang di deket sekolah, lauknya rendang sama daun singkong, makasih" Singto makin tidak nyaman melihat raut tak nyaman Krist saat berbicara.

Singto mengangguk "oke, tapi lo gue anterin ke kamar..."

"gak usah, gue bisa sendiri" potong Krist sambil berlalu.

Lelaki Ruangroj itu kembali mengangguk untuk kesekian kalinya, namun Singto kembali panik saat mendapati bagian belakang celana Krist.

"Krist! Darah!"

deg!

🔥🔥🔥

Tak dapat menghindar lagi, seperti kata pepatah, sepandai-pandai tupai melompat pasti akan jatuh juga, sepandai-pandai menyembunyikan bangkai, baunya pasti tercium juga, atau..biarkan waktu yang berbicara, kalau masih tidak paham juga, tanyakanlah pada Krist yang merangkai kalimat di paragraf ini karena author juga bingung apa maksudnya.

Mungkin bisa kita tanyakan lain kali, karena saat ini Krist dan Singto tengah duduk berhadapan di meja makan setelah Krist mengganti celananya yang terkena darah.

Raut wajah Singto tidak bisa dikatakam bersahabat. Jika sejak awal Krist yang selalu marah-marah, maka kali ini Singto yang membuat Krist bergidik ngeri. Suasana memanas seiringan cuaca di luar rumah mereka yang juga meninggi.

"jelasin sekarang, siapa lo sebenernya" tukas Singto tanpa basa basi lagi. Krist semakim menundukkan wajahnya "gue..Krist..."

"gue gak lagi bercanda, ya!" potong Singto.

Saking takutnya, Krist sampai menitikkan air matanya "t-ta-tapi.. gue emang Krist, hiks!" cicit Krist.

Singto menghela napas kasar "Krist yang gue kenal gak menye-menye begini! Lo siapa sebenernya?"

Geram, Krist memberanikan dirinya menatap singto "GUE EMANG KRIST PERAWAT! GUE SEKOLAH DI TEMPAT YANG SAMA SAMA LO! KITA NIKAH HAMPIR DUA MINGGU KARNA PERJODOHAN GAK MASUK AKAL ITU! KEMAREN KITA BARU AJA BALIK DARI JOGJA! GUE GAK PUNYA KEMBARAN, BANGSAT!" jika Singto tidak menahannya, Krist bisa saja melempar piring beling yang berada di sebelah tangannya ke wajah Singto saat ini juga.

Tak Nikah, Maka Tak Cinta (SingtoKrist)Where stories live. Discover now