37-Just With Twin

1.1K 109 22
                                    

"oek! oek! oek!"

Tangisan Arthit yang lumayan itu membuat salah satu orang tuanya yang terlelap berpelukkan terjaga.

"Sing bangun! Oon yang nangis kayanya" Krist berusaha menyingkirkan tangan si dominan.

"akh! Singto! Bangun, napa!" Krist meringis merasakan sakit dibagian bawahnya, meskipun sudah beberapa kali, ini pertama kalinya Krist menggunakan analnya.

"h-huh? Kenapa?" Singto berusaha mengumpulkan kesadarannya.

Si manis meringis "pindahin Oon kesini, pantat gue sakit banget" pinta Krist sambil berusaha menyandarkan dirinya di kepala ranjang.

Singto langsung meraih celana pendeknya dan langsung menuju box bayi tempat tidur si kembar "ssshh.. Oon" Singto mengangkat Arthit perlahan, beruntung Natcha tidak ikut bangun oleh tangisan adiknya.

Krist membenahi letak gendongannya pada Arthit "Nat juga sekalian kali, ya? Biar gak bulak balik" gumam Krist mulai menyodorkan putingnya pada Arthit yang baru dibersihkan dengan tisu basah dan dikeringkan.

Singto mengangkat Natcha perlahan dan menimangnya sebentar.

"sshh... pelan-pelan, Oon" Krist merasakan kembali sensasi nyeri yang sebelumnya diberikan Singto akibat permainan keduanya. Krist melirik suaminya sinis, sementara si objek hanya tersenyum tanpa rasa bersalah "salah banget gue ngajak main begini, tadinya mah gue tidur aja" kesal Krist sambil melirik Singto sinis.

Yang ditatap hanya tertawa canggung "ya maap, salah siapa? Siapa yang tadi mancing-mancing?" Singto meletakkan Natcha di sebelah Krist, kemudian ikut merebahkan dirinya disebelah Natcha "tadi bilangnya 'nanti lama gak ketemu loh' bla bla bla" cibir Singto menye-menye. Krist mendengus, kemudian kembali merintih karena Arhtit yang menyedot terlalu kuat.

kruyuk kruyuk....

Krist meringis mendengar suara dari perutnya, lalu ia melirik Singto "Sing, gue laper, hehe" Singto hanya menggelengkan kepalanya dan terkekeh. Bagaimana tidak lapar? Melewatkan makan malam, bergerumul dengan suaminya, sekarang menyusui anaknya, tenaga Krist habis terkuras.

"bentar gue ambilin makanan" dengan sigap, Singto menggambil guling sebagai penghalang Natcha. Kemudian memakai kaosnya dan keluar kamar meninggalkan Krist yang sedang menyusui Arthit.

Tepat jam 6 pagi, Krist baru bisa memejamkan matanya karena Arthit yang setia membuka matanya sambil mengoceh sendirian dan Natcha yang terkadang merengek sesekali karena gangguan dari Singto yang mengajak Arthit bercanda.

Akibatnya, hanya Singto yang bisa duduk untuk sarapan bersama ibu dan neneknya karena kondisi kantuk Krist yang tidak bisa dikondisikan.

"pesawat Sing take off habis makan siang, nek" lepor Singto sambil menyendokkan sarapannya.

"Krist mana?" tanya ibu Singto sambil asyik mengoles mentega pada rotinya.

"Krist baru bisa tidur, Nat sama Oon juga baru mau tidur soalnya" jawab Singto sekenanya.

Sang nenek melirik cucunya "kamu nggak bantuin Krist?" nenek menaikkan sebelah alisnya.

"Singto bantuin nek, nemenin Oon tidur waktu Nat sama Krist"

tuk!

"dasar kamu" Singto mengusap-usap kepalanya yang diketuk sendok kayu oleh ibunya "nanti kalo Krist udah bangun, bawain sarapannya ke kamar" titah ibu Singto.

"iya, bu" sahut Singto lalu melanjutkan makannya "oh iya bu, nanti bantuin Sing jemur Oon sama Nat, ya? Kasian Kristnya" ibu mengangguki permintaan Singto.

Mereka bertiga melanjutkan acara makannya dengan beberapa obrolan ringan, kedua wanita Singto sama sekali tidak mengungkit apapun tentang kejadian malam sebelumnya.

Tak Nikah, Maka Tak Cinta (SingtoKrist)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt