38-LDR With Bayi

1K 97 4
                                    

5 bulan LDR Krist dan Singto

"gue ngajuin semester pendek buat sisa kuliah gue, jadi minggu-minggu ini gue bakalan sibuk ngejar ketinggalan-ketinggalan gue sama nyelesaiin urusan gue di semester ini, gapapa, kan?"

"apa enggak kecapean lo nya? gue nggak ada disana, lo kalo belajar suka kelewatan. Apalagi lo daftar jadi panitia ospek" nada khawatir Krist terdengar jelas di pendengaran Singto.

Singto terkekeh "maka dari itu, mumpung ga ada lo biarin gue belajar kelewatan, semakin cepet kuliah gue selesai, semakin cepet gue balik" Krist cemberut mendengar kekehan Singto.

"kata ibu, anak kecil tuh berasa cepet banget gedenya" sambung Singto "Liat kita, kita hampir dua puluh tahun tapi kita udah punya anak dua, ibu gue nggak percaya awalnya. Gue juga pengen liat perkembangan anak-anak gue, jangan pelit lo!" ucap Singto sambil tertawa, Krist terdiam.

"udah dulu, ya? Gue mau seleksi panitia ospek dulu, do'ain" Singto mengakhiri panggilan video mereka.

Krist memandangi kedua anaknya yang sedang asik belajar tengkurap dan berceloteh satu sama lain di karpet berbulu yang baru dipasang dua minggu lalu oleh sang oma, lucu.

Krist menggela nafasnya, menyandarkan dirinya di pinggiran kasur "iya juga kata Singto, kayanya baru kemaren deh gue pingsan gara-gara ngelahirin mereka berdua, sekarang udah belajar tengkurep aja mereka" Krist tersenyum kecil pada kedua anaknya.

Krist beranjak menyimpan ponselnya lalu mengangkat Arthit dan Natcha bergantian, Natcha di kanan dan Arthit di kirinya, Krist belajar hal ini beberapa minggu lalu. Agak kesulitan mengingat kedua anaknya begitu aktif.

"ayo siapa yang mau mandi duluan?" Krist membaui leher kedua anaknya bergantian sambil memberi sedikit endusan yang membuat keduanya terkikik geli "hmm... kayanya Oon lebih bau asem, ayo kita mandi! Kak Nat sama oma dulu, ya? Let's go kita ke oma!" ketiganya keluar kamar untuk menitipkan Nat pada omanya.

"oma, Krist minta tolong jagain Nat, boleh? Soalnya Oon yang mau mandi duluan" pinta Krist sambil menghampiri ibu Singto di halaman belakang yang sedang meminum teh nya bersama nenek.

Saat usia Natcha dan Arthit berusia tiga bulan, mereka berdua barulah mau jika ditunggui oleh oma dan nenek buyut ataupun eyang putri dan eyang kakung. Sehingga Krist tak begitu kewalahan.

Ibu Singto tersenyum riang "hai kak Nat! Sama oma dulu, ya?" Sapa ibu Singto lalu mengambil alih Natcha, namun Natcha malah merengek meminta di gendong nenek buyutnya sehingga Natcha berpindah tangan.

"loh? mau berangkat sekarang? Enggak besok pagi aja?" tanya nenek Singto sambil memangku Natcha.

Krist menggeleng sambil menimang Arthit "enggak nek, Fiat pengen main sama ponakannya lebih lama, mumpung besok libur" jawab Krist sekenanya.

"oh.. yaudah, udah telfon Off? Kalo belum nanti ibu yang anterin" tawar ibu Singto. Krist menggeleng lagi "kak Off masih di kantor, kata Gun"

"yaudah nanti ibu yang anter" Krist mengangguk "dah.. oma, dah.. eyang Oon mandi dulu" pamit Krist sambil melambaikan tangan Arthit.

Menyikapi pertemuan pertama si kembar dengan keluarga besar Singto, nenek mengijinkan Krist dan kedua anaknya agar tidak ikut pertemuan keluarga. Sebagai gantinya, Krist akan menginap di rumah ibunya selama dua malam atau seingin Krist. Biasanya Krist akan diantar Off atau ibunya Singto, kembali ke rumah Singto akan diantar ayahnya dan Fiat.

6 Bulan LDR Krist dan Singto

"mamamam.... brbrr....."

"Oon jangan disembur dong makanannya" Krist berdecak kesal, ia masih berusaha menyuapi kedua anaknya yang baru pertama kali diberikan makanan pendamping karena memang sudah waktunya untuk memberikan makanan pendamping atas rekomendasi dari petugas posyandu yang Krist datangi bersama kembarnya dan oma tadi pagi.

Tak Nikah, Maka Tak Cinta (SingtoKrist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang