11-Lingkungan Baru

1.6K 160 11
                                    

Pagi itu di hari pertama Krist dan Singto menempati rumah baru, Krist terlihat nampak sibuk berkutat dengan sebuah kertas di meja belajar barunya yang diberikan sang ibu mertua.

"Sing, kayanya kita perlu kesepakatan..."

"kesepakatan apa? Lo mau minta cerai beberapa tahun lagi? Atau..."

"gila lo ya! Brengsek" sentak Krist memotong cerocosan Singto "maksud gue, kesepakatan peraturan gimana kita ngurusin nih rumah, ah elah"

Krist menatap sebal Singto yang menunjukkan wajah tidak bersalahnya "oke, gimana peraturannya?" Singto menyandarkan tubuhnya pada kursi belajar yang sengaja ditata bersebelahan dengan meja Krist.

"ini" Singto menerima selembar kertas yang diberikan Krist.

Singto membaca dengan teliti apa saja yang tertulis di kertas tersebut, raut wajahnya pun terlihat berubah-ubah "lhoh? Hari sabtu gak boleh kemana-mana? Bersihin rumah? Yang bener aja?!" protes Singto tidak terima.

Remaja manis di depan Singto itu mengangguk angkuh "iya, lah! Kan lima hari kita sekolah dari pagi sampe sore, belum kalo ada kegiatan lain, harus ada waktu seharian buat bersihin rumah" jelas Krist.

"tapi...hari sabtu giliran gue jaga kafe"

Jagain kafe ada harinya? Gue baru tau-batin Krist.

"yaudah, ganti hari minggu" usul krist.

"oke makasih, berarti ganti hari minggu, ya! Tapi... pembagian tugas? Gue gak bisa nyuci baju! Gue nyapu ngepel sama beresin halaman aja deh!" tawar Singto.

Krist nampak berpikir "gimana ya? Boleh deh, tapi harus bersih!" peringat Krist.

Singto mengangguk paham "oke!"

Kemudian Krist menengadahkan tangannya di wajah Singto "apa?" tanya Singto tak mengerti "minta duit. lah! Buat belanja sayur, emangnya lo gak mau makan?"

Diraihnya dompet diatas meja belajar Singto, kemudian ia mengambil satu lembar uang berwarna merah dan diletakkannya di telapak tangan Krist yang sejak tadi ditengadahkan "makasih mas, gue belanja dulu"

grep!

Singto menatap heran pintu kamarnya yang baru saja ditutup Krist dari luar "katanya gak mau jadi istri, tapi kelakuannya kaya gitu, ini gue harus konsultasi ke ibunya Krist gak, sih?" gumam Singto heran.

Pasalnya selama ini ia melihat Krist di sekolah, remaja tersebut bersikap layaknya remaja lelaki pada umumnya. Namun setelah ia dan Krist melakukan perjalanan dari Jogja, remaja manis itu lebih banyak bersikap manja padanya.

Singto bergidik ngeri memikirkan kemungkinan terburuknya.

***

Krist mengintip depan rumahnya dari jendela, diluar terdapat sebuah gerobak sayur yang dikerubungi beberapa orang yang Krist herankan adalah...

Semuanya pria? Dan beberapa diantaranya berperawakan seperti wanita, bukan bukan! Maksud Krist, beberapa pria disana diantaranya ada yang berlenggok seperti wanita, entah bagaimana Krist juga bingung menjelaskannya, yang pasti saat ini Krist lebih bingung bagaimana cara berhadapan dengan mereka semua.

Tak Nikah, Maka Tak Cinta (SingtoKrist)Where stories live. Discover now