21-Broken

2K 164 12
                                    

"halo New? Hah? bentar jangan nangis dulu! Lo kenapa?!"

"Eh anjir berenti dulu nangisnya! Kaga jelas suara lo!"

"hah? Oke bentar! Gue sama Singto kesana"

"Iya iyaa...lima menit, lo tenang dulu!"

Singto ikut panik memandang suaminya yang menerima telepon dengan raut khawatir. Siang ini, mereka berdua baru saja selesai membersihkan rumah mereka seperti hari minggu biasanya.

"Siapa?" Tanya Singto penasaran.

Si manis menjawab dengan panik "kita ke kafe lo sekarang juga! New lagi berantem sama Earth!" jelas Krist kalap sambil meraih dompet dan kunci motor matic-nya.

"kok bisa?"

"gatau, kita samperin aja kesana!"

Saat di Kafe, terlihat New sedang duduk di meja luar kafe dengan keadaan yang tidak bisa dibilang baik, terlihat di dalam ada Earth dengan mama New dan ayahnya Earth, terlihat Earth tengah emosi dan bersitegang dengan ayahnya, mama New menenangkan ayah Earth.

"New" Krist mendekap sahabatnya erat, Singto menyuruh mereka berdua naik ke ruangan Singto dan Earth di lantai dua. Kemudian Singto menghampiri Earth yang sedang panas itu.

Krist mendudukkan sahabatnya yang tak karuan itu di sofa ruangan, ia beralih menuju dispenser dan mengambil segelas air untuk New.

"okey, minum dulu sekarang, tenang dulu habis tu jelasin"

New masih terisak, ia mulai menetralkan napasnya "mama mau nikah lagi, awalnya gue setuju aja, soalnya dia juga baik sama gue sama Frank"

"hari ini dia mau ngenalin anaknya ke gue, dan ternyata itu Earth" dada New mulai kembali sesak, nafasnya tercekat.

"Earth...meledak, karena gue ngajakin udahan, dia marah sama gue karena nggak perjuangin hubungan kita dan malah ngijinin orang tua kita nikah" Krist mengusap-usap punggung New.

Krist amat sangat mengerti penderitaan New dan Frank adiknya, melihat perjalanan hidup mereka. Kematian sosok papa mereka berdua saat mamanya mengandung, mamanya yang keguguran karena stress membawa senyuman mamanya yang hilang bersama perginya calon adik mereka.

New yang sekarang sangat kuat, Krist tau itu! Dua tahun tanpa senyuman sang mama membuat New terus menerus menjaga senyuman sang mama, Krist paham mengapa New merelakan hubungannya.

"New, tunggu disini jangan kemana-mana!" titah Krist mutlak.

Krist turun dari ruangan Singto dan menghampiri meja papa Earth, meminta izin kepada yang lebih tua untuk berbicara bertiga bersama Singto dan Earth.

"Earth, calm! Lo dengerin penjelasan New dulu!" Tenang Krist pada kekasih sahabatnya.

"gausah belain sahabat lo, deh! Dia yang salah!" Sentak Earth emosi

Krist menarik napas untuk mengendalikan emosinya "dia nggak salah, lo harus dengerin penjelasan dia dulu!"

"penjelasan apa lagi, sih?!"

"soal mamanya, masa lalu New, semuanya yang bikin dia jadi begini!" teriak Krist diwajah Earth akhirnya.

Earth terdiam, Singto berusaha menenangkan Krist yang wajahnya memerah menahan amarah.

"Lo tolol! Bego! Goblok! Lo egois! Lo cuma mau orang lain dengerin lo sementara lo tutup telinga buat dengerin penjelasan orang lain?! Gila! Putus aja lo sama temen gue!"

"KRIST!"

Singto merengkuh Krist yang juga meledak dalam pelukannya, tangisnya meraung, air matanya membasahi kaos Singto. Sementara remaja Ruangroj itu mengusap-usap punggung Krist.

"Earth, lo balik ke rumah, tenangin diri lo, kalo udah tenang, lo bisa ngobrol sama New" titah Singto tenang sebagai penengah.

Krist melepaskan dekapannya pada Singto "Sing, gue mau balik ambil mobil, buat anterin New sama mama balik" ucapnya lalu beranjak meninggalkan kafe.

🔥🔥🔥

"Hahhhh...capek!"

Jam tujuh malam, Krist dan Singto baru bisa kembali ke rumahnya setelah mengurusi masalah percintaan kedua sahabatnya. Krist dan Singto langsung menghamburkan tubuhnya ke ranjang mereka berdua dan menghela napas kasar.

Krist melirik Singto dengan ekor matanya "Sing, pesen online aja makannya, ya? Gue bener bener bener bener capek banget" rengek Krist pada suaminya yang telah memejamkan matanya kemudian mengangguk "lo sana deh yang pesen, gue tidur dulu bentar" pinta Singto dengan suara seraknya.

"Sop iga? Lo mau?" Tanya Krist sambil menggulir layar ponselnya, Singto hanya mengangguk.

Dengan berat hati, setelah memesan makanan, Krist menarik dirinya dari pulau kapuk-nya bersama Singto dan beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

***

"Gue gak tau harus kasian sama siapa" ujar Krist sebelum menyeruput kuah sup iga sapi pesanannya. Ia berbicara pada Singto, namun matanya terus fokus menatap layar tv yang tengah menayangkan film dari DVD yang dipinjamkan Alice pada Krist.

Singto melirik suaminya "Bumi sama New?" Krist mengangguk.

"gue gak tau New kaya gimana, tapi Earth, hubungan dia emang gak baik-baik aja semenjak bonyok nya divorce, nyokapnya ninggalin Earth dan lebih milih cowo lain, soalnya bokap dia gila kerja" Krist menghela napasnya mendengar penuturan Singto.

"gue paham kenapa dia meledak begitu, gue yang banyak dengerin curhatan dia tentang New, sekarang hubungannya kandas gitu aja gara-gara orang yang menurut dia udah bikin hidup dia kacau" Krist terhenyak mendengar penuturan Singto selanjutnya.

Singto menelan kunyahannya "lo tau alesan gue bikin cafe bareng Earth?" Krist menggeleng sambil mengunyah makanannya.

"gue berusaha buat ngalihin kesedihan Earth, dan bantu dia supaya nggak ketergantungan hidupnya sama bokap dia, jadi setelah dia lulus, rencananya dia mau lamar New dan pisah rumah sama bokap dia. Eh ternyata kebalap bokapnya" Singto meringis membayangkan ucapannya sendiri.

Kemudian Krist yang mulai bercerita "kalo New... papanya meninggal karena kecelakaan kapal, waktu itu mamanya lagi hamil adeknya dia sama Frank"

Napas Singto hampir saja tercekat "gue paham" Singto merasakan bahunya di elus Krist. Ayah Singto meninggal bersama adik perempuannya dalam kecelakaan beruntun, saat itu Singto sedang menghadapi ujian kelulusannya.

"Lanjut aja" titah Singto lalu melahap suapan terakhir makan malamnya.

Krist mengangguk "mama stress, akhirnya keguguran, mama kaya gak punya semangat hidup, dua tahun gak pernah senyum" mata Krist menerawang mengingat masa lalu New yang masam.

"dua tahun usaha New sama Frank buat lakuin apapun yang bisa bikin mama senyum lagi, makanya pas mama mau nikah lagi New malah mutusin Earth"

Keduanya terdiam dalam keheningan, menatap film 'Teman Tapi Menikah 2' yang sedang di tayangkan.

"Ternyata hamil sesusah itu, ya? Gue bisa kaya dia gak, ya?" Tanya Krist menghabisi ruang hening diantara dia dan Singto.

Singto menoleh pada suaminya, menatapnya meminta kejelasan.

"Mual, muntah, mood swing, berat badan naik, susah gerak, belum lagi kalo kandungannya bermasalah..." Krist menatap Singto hempir menangis "gue kayanya gak sangg..."

Dan detik kemudian Singto mendekap Krist dari belakang "lo gak boleh bilang gitu"

"Lo gak akan ngerasain"

"Walaupun gue gak akan ngerasain, tapi kan gue bakal selalu ada di sisi lo" pelukannya pada Krist dipererat "kalo lo mau ngelahirin, gue bakalan kaya gitu ke lo" ucap Singto sambil menunjuk layar yang sedang menampilkan adegan dimana pemeran wanita sedang bertaruh nyawa melahirkan dengan pemeran prianya memeluk wanita itu dari belakang "kaya posisi kita sekarang ini" lanjut Singto.

Krist mencengkeram lengan Singto, wajahnya meringis "err...Sing, liatinnya aja gue udah ngeri" ringis Krist sambil menatap layar kacanya.

Sementara Singto makin menyamankan Krist pada dirinya "gue bakal ada disamping lo, selalu" bisiknya.








Tbc!

Tak Nikah, Maka Tak Cinta (SingtoKrist)Where stories live. Discover now