16-Not Krist's Day

1.9K 142 44
                                    

Hari ini, Krist benar-benar sibuk. Seakan seluruh anggota osis dan seluruh teman-temannya mengerjainya, bahkan Tay-si ketua osis- juga memberikan banyak tugas padanya.

Di mulai saat berangkat sekolah, Neen dan Puimek yang bertugas berjaga di gerbang sekolah mengecek kelengkapan siswa tiba-tiba ada urusan dan meminta Krist untuk menggantikannya, kemudian dilanjut dengan banyak siswa yang tidak berseragam sesuai dengan aturan sehingga Krist harus membariskan dan menertibkan mereka karena tiba-tiba bu Rani dan dua guru konseling lainnya sedang ada tugas masing-masing.

Krist dihitung terlambat masuk ke kelas karena lupa meminta surat izin terlambat dan dihukum berdiri di depan kelas dengan dihujani banyak soal matematika, karena jadwal pagi ini adalah matematika.

Singto tidak merespon pesan teks-nya seperti biasa dan malah mengobrol dengan Earth dan New yang juga mengabaikannya.

Saat istirahat, Tay dan Off-wakil ketua osis-meminta Krist untuk mendata poin kesalahan siswa yang tadi pagi ia bariskan, padahal sudah ada bagian yang mengurus hal itu. Tay meminta Krist untuk melakukan hal tersebut karena jumlah siswa yang melanggar terlalu banyak dan sukar diingat.

Lelah, Krist tidak dapat mengeluh. Bahkan saat hampir jam makan siang, Krist bersama timnya ditugaskan untuk mengadakan razia kerapihan dadakan yang memakan waktu hingga melewati jam makan siang. Krist belum memakan apapun selain dua lembar roti dan meminum segelas susu sebagai sarapannya. Krist terbiasa sarapan seperti itu karena dietnya dua tahun silam.

"Krist, ini barang sitaan tolong kamu beresin ya" tutur Tay sambil memeriksa laporan acara pentas seni yang mereka adakan dua minggu yang lalu.

Saat ini Krist dan timnya baru saja kembali dari berkeliling merazia siswa satu sekolah, bahkan Krist belum mendaratkan pantatnya sempurna di karpet ruang osis.

"kak Tay, aku capek mau istirahat dulu, lima menit ya kak" izin Krist. Ini hampir jam pulang sekolah dan Krist belum memakan apapun, emosinya sedikit naik sekarang.

Tay menggeleng acuh "gak bisa, Krist. Bentar lagi pulang sekolah, kita kan mau rapat buat pemilihan ketua yang baru sama pak Guy, kamu lupa?" tolak Tay, sebenarnya baru kali ini si ketua osis itu mendebat Krist, selama ini dia tak ada niatan sedikitpun untuk hal itu.

"aku capek, kak! Dari pagi aku kaya gak ada habisnya tugas buat aku! Bikin data pelanggaran siswa, kan udah ada bagian yang ngurus, itu bukan bagian aku! Terus razia juga, harusnya kan masih minggu depan! Lagian kak Tay kenapa aku terus yang disuruh?! Kan anak osis bukan cuma aku!" amarah Krist membludak sekarang, dadanya naik turun menahan emosi yang bisa datang lebih banyak.

Omelan Krist juga mengundang perhatian anggota osis lain yang sedang mengerjakan sesuatu.

"lohh? Jadi kamu gak terima?!" Tay mengabaikan laptopnya dan menatap Krist jengah.

Krist menarik napas dalam "enggak, tapi seenggaknya kasih aku istirahat dulu, aku belum makan dari tadi pagi, tenagaku udah habis" keluh Krist lesu akhirnya karena tenaganya telah terkuras.

"gak profesional amat? Kita ngerjain ini gak harus nunggu bagian-bagian dong! Harus kerjasama!" debat Tay lagi, matanya menatap Krist tajam "kalo kamu gak mau..."

"bukan aku gak mau, tapi..."

Ucapan Krist terpotong oleh suara bel pulang sekolah dan suara peluit dari arah pintu ruang osis "SELAMAT ULANG TAHUN KRIST!" terlihat disana ada New masuk dan bergabung dengan anggota osis lainnya, kemudian paling belakang ada pembina osis mereka yang ikut memberikan kejutan.

Krist linglung, ia tak dapat berpikir lagi. Jantungnya berdetak kencang, darahnya berdesir cepat menuju kepalanya yang mendadak pening, perutnya yang kosong itu juga membuat remaja itu tak sadarkan diri.

"KRIST!"

***

"akhirnya sadar juga"

Semua orang bernapas lega karena Krist akhirnya membuka mata, orang yang berada di dekat Krist langsung memberikan air minum pada remaja yang sedang berulang tahun tersebut.

Krist mengerutkan keningnya bingung "Singto? Lo..."

"Stt...lo jangan banyak omong, mending kita balik aja, kejutannya batal!" potong New seraya membubarkan kerumunan anggota osis yang hendak merayakan hari ulang tahun Krist. Sementara si bintang hari ini masih linglung akibat pingsannya.

Tay terkekeh melihat tingkah adik kelasnya tersebut "yaudah, selamat ulang tahun ya, Krist. Doanya berdoa sendiri nanti kakak aminin, maafin kakak tadi cuma ngerjain kamu aja" Tay mengusak surai Krist pelan dihadapan Singto yang sedang menahan emosinya "sekarang istirahat deh, mau kakak anterin balik?" tawarnya, Krist masih diam.

Sedangkan New menggeleng cepat "gak! Mana ada! Krist balik ama gua ama Earth!" tukas New sinis pada Tay yang menunjukkan raut tidak suka "yeu...gausah sinisan gitu kenapa? Gue cuma mau nganterin Krist doang, salah? Gue kan kakak kelasnya..."

"tapi gue sahabatnya!"

gue lakinya~timpal Singto dalam hati sambil menatap perdebatan dua orang didepannya.

"kalian berisik!" lerai Krist kesal, dengan ada perasaan gondok pada dua orang di depannya, ia menoleh pada suaminya "Singto, gue nebeng lo, ya? Tolong anterin gue balik" pintanya sambil mengedipkan satu matanya memberi kode "oh...iya, yaudah sama gue aja"

Singto langsung memapah Krist dan menyambar tas suaminya yang dipegang New "gue duluan, Earth nanti lo duluan aja" pamit Singto seraya beranjak keluar dari ruangan osis tersebut, meninggalkan New dan Earth yang tersenyum serta Tay yang cengo.

❤❤❤

"pelan-pelan, gak akan ada yang ambil, kok!" peringat Singto

Beruntung minggu lalu mobil Singto baru saja keluar dari bengkel sehingga hari ini pemuda itu bisa membawa mobilnya ke sekolah. Dan Krist tidak kepanasan karena naik motor lagi.

Padahal ini maunya Singto saja, Krist sebenarnya tak masalah jika harus naik angkutan umum sekalipun. Ini hanya bagian dari kekhawatiran Singto yang tidak perlu.

"Krist, gue tinggal sebentar" Singto bukannya berpamitan, melainkan memberitahu pasangannya, sehingga tanpa menunggu jawaban dari Krist, Singto langsung beranjak.

Dari Krist sendiri pun tidak peduli Singto pergi kemana, yang terpenting sekarang perutnya yang meronta minta di isi, dan juga Singto tidak kabur saat disuruh membayar.

Saat remaja manis itu tengah asyik dengan es krim-nya, seorang pelayan datang dengan setangkai bunga mawar dan secarik kertas origami berwarna kuning yang tidak dilipat "dari siapa mbak? Saya gak..."

"dari pacarnya mas, tolong ikutin arahan saya, ya! Mari"

Krist dengan polosnya mengikuti arahan pelayan di restoran pizza tersebut hingga kini ia sampai di depan pintu sebuah ruangan, kemudian pelayan itu memberikan Krist sebuah kain "pesen dari pacarnya mas, katanya mas suruh tutup mata sebelum masuk, nanti saya arahin"

Yang diarahkan hanya menurut, ia terlampau cuek memikirkan hal-hal yang terjadi belakangan karena otaknya terlampau lelah.

tap...

tap...

tap...












Tbc

Tak Nikah, Maka Tak Cinta (SingtoKrist)Where stories live. Discover now