08-Jogja!

1.7K 178 24
                                    

Beringharjo, pasar tertua dengan nilai historis dan filosofis yang tidak dapat dipisahkan dengan Keraton Yogyakarta. Beringharjo memiliki makna harafiah hutan pohon beringin yang diharapkan memberikan kesejahteraan bagi warga Yogyakarta. Pasar Beringharjo terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani nomor 16, Yogyakarta. Ada banyak jenis barang yang dapat dibeli di Pasar Beringharjo, mulai dari batik, jajanan pasar, uang kuno, pakaian anak dan dewasa, makanan cepat saji, bahan dasar jamu tradisional, sembako, hingga barang antik.

(sumber : wikipedia)

Tak terasa sudah hampir dua jam berkeliling pasar tertua ini. Berbicara soal berbelanja dan perempuan memang tak akan ada habisnya. Tapi akhirnya selesai juga acara berbelanja anggota keluarga perempuan Krist, yang membuat Singto dan Joss hanya menekuk muka mereka sejak awal mereka menjejakan kakinya di pasar ini.

Beda hal dengan Krist, remaja tanggung itu merasa pikirannya menjadi segar. Ia mendapatkan pemandangan yang membuatnya bisa beristirahat sejenak dari kekacauan yang ia harus bereskan ketika ia kembali ke Jakarta nanti.

"ayok maem di warung itu aja!" ajak nenek pada sebuah warung prasmanan.

[maem=makan *tingkatan bahasa yang digunakan untuk orang yang usianya lebih muda]

Pemandangan yang menyambut mereka saat melewati pintu adalah berbagai macam lauk pauk berjejer dengan tumpukkan piring dan sebuah bakul nasi yang besar, mirip seperti di acara pernikahan.

"lo ambil piring sama nasinya, terus lo bebas ambil apa aja, kaya prasmanan di acara nikahan, paham gak?" Krist mengangguki arahan Singto, tanda ia mengerti ucapannya.

Kemudian, Krist menggandeng Singto agar ikut mengantre di urutan paling belakang, dan itu hanya akal-akalan Krist saja, ia hanya ingin menjauhkan Singto dari Jamie yang sepanjang hari sejak tadi terus mencuri pandang kearah Singto.

Tempat makan di warung itu pun ditata memanjang seperti meja kantin di sekolah Krist. Beruntung jam makan siang sudah lewat setengah jam yang lalu, jadi rumah makan ini sudah agak senggang, namun antrian masih lumayan panjang mengingat banyaknya pengunjung di hari libur.

"adek capek" Krist tiba-tiba berbalik memeluk Singto dan meletakkan dagunya lesu di bahu kiri Singto.

Singto terkejut, namun ia ingat berada dimana dan tak bisa marah karena mereka berada di tempat ramai "sabar dek, antriannya dikit lagi, bentar lagi kita makan terus balik, ya?" Singto hanya bisa membujuk Krist lembut, terpaksa memperlakukan is--suaminya seperti para mantannya dahulu.

Krist menggeleng kecil "mau jalan-jalan dulu, sama mas aja tapi berdua aja" Singto terkikik gemas kenapa nih cowok bisa gemes banget tingkahnya? Pikir Singto gemas dengan tingkah Krist "haha iya deh nanti mas izin sama nenek dulu ya?"

Krist mengangguk lagi "hu um, mas" bisa remaja itu lihat, Jamie tengah memasang wajah tak sukanya pada Krist yang menyeringai kecil.

Gue lakinye, lonte kaya lo gak bisa ngapa-ngapain ama lakinye Krist Perawat, wlekk! -Krist to Jamie.

🔥🔥🔥

"nenek, Sing sama Krist ndak ikut nenek pulang dulu, nggih (ya)?" izin Singto selesai menghabiskan makanannya.

"lho? Meh opo, tah? (mau apa sih?) Pacaran?" celetuk Joss meledek.

Krist hanya 'berpura-pura' tersipu malu, jika ini bukan bagian dari misinya membuat Jamie panas, tak akan mau dia membuat wajah menggelikan seperti itu.

"alahh! Yawes sana pacaran, tapi nanti pulangnya jangan kemaleman, lho! Tak kunciin nanti" nasehat nenek.

Rombongan Nenek akhirnya berpisah dengan Singto dan Krist yang sedang menertawai wajah tak suka dari Jamie padanya. Singto hanya menggeleng heran atas kelakuan suaminya tersebut.

Tak Nikah, Maka Tak Cinta (SingtoKrist)Where stories live. Discover now