17-Kepercayaan

1.9K 165 14
                                    

Suasana hati Singto terlampau baik terpantau sore ini pasca perayaan ulang tahun pasangannya beberapa hari lalu, sampai-sampai hampir setengah dari pekerjaan yang ada di kafenya ia kerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain. Hal ini tentu saja mengundang kerutan di kening Earth dan dua karyawan lainnya.

"bahagia banget nih kayanya bos? Abis diterima cintanya?" senggol Earth menggoda sahabatnya itu, sementara Singto hanya tersenyum dan mengangguk.

"Krist, ini udah setahun lo gantungin perasaan gue, jadi gue mau tanya sekali lagi..." Krist terhenyak di kursinya ketika Singto berlutut dihadapannya.

Bisa Krist lihat, pemuda Ruangroj itu menarik napas panjang sebelum menatap Krist yakin "mau ya? Jadi belahan jiwa gue? Jadi hal utama yang ada di setiap jalan cerita gue, jadi tempat buat kita saling ngeluh, jadi rumah buat gue setiap waktu, ada di samping gue ngeliat anak-anak kita tumbuh, duduk berduaan sambil ngawasin cucu kita waktu kita udah tua nanti, terus berdua sampe kita dipanggil tu..."

grep!

Tanpa aba-aba, Krist menubruk tubuh suaminya keras kemudian menangis tersedu-sedu yang membuat pemuda Ruangroj itu terpaku dalam posisi berlututnya dengan apa yang terjadi.

"huuu iya Sing...iya gue mau...huhuu"

"WOY! Bengong aja nih bocah! Kesambet baru rasa, lo!" tegur Earth sewot "hehe" cengir Singto sekenanya.

Kemudian Earth kembali menyunggingkan senyumnya "rencana kita berhasil, kan?" tanyanya lagi.

Singto lagi-lagi tersenyum dan mengangguk sambil mengingat kejadian tempo hari. Terlihat kalem, namun tingkah laku Singto yang seperti itu sejak beberapa hari lalu malah membuat sahabatnya itu bergidik ngeri sebab Singto yang biasanya akan brutal dan terlonjak-lonjak saat mendapatkan kabar bagus "cinta emang bikin orang berubah, tapi kalo kebanyakan berubahnya ngeri juga" gumam Earth lalu meninggalkan Singto yang masih setia tersenyum.

❤❤❤

"gue pulang" ujar Singto seraya meletakkan tas sekolahnya di kursi dapur kemudian menghambur memeluk suaminya yang sedang mencuci peralatan memasak dari belakang "mandi dulu, gih! Gue udah masak nanti kita makan sama-sama" titah Krist lembut.

Namun Singto menggeleng dan enggan melepaskan pelukannya, justru ia menumpukan dagunya di bahu Krist "isi batre dulu" gumam Singto kemudian menutup matanya nyaman.

Krist mendengus pasrah, orang yang memeluknya ini akan sulit dibujuk dalam kondisi saat ini.

Sejak hari ulang tahun Krist dan Singto yang kembali menanyakan kepastian hatinya lalu Krist menjawabnya dengan kata 'iya' hingga begitu ceritanya hubungan mereka kian membaik seiring waktu.

Walaupun hati Krist masih ada setitik keraguan, namun di banyak titik lain Krist percaya keraguan itu akan hilang nantinya.

Tenang, lo baru nikah setahun aja baru lewat, masih babnyak waktu yang bisa lo pake buat yakinin hati lo sendiri, Krist. Pikir Krist saat memutuskan untuk membiarkan Singto memasuki kehidupannya lebih jauh.

Dan setelah hari itu, Singto menjadi lebih clingy dan sedikit manja pada Krist. Bahkan ketika di sekolah, Singto sengaja meminta Earth berbicara pada New agar ia bertukar tempat duduk sehingga Singto menjadi satu bangku dengan Krist tanpa harus dicurigai.

Tak Nikah, Maka Tak Cinta (SingtoKrist)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang