Bagian 3

635 74 5
                                    

Sewaktu Luca memintanya untuk menyelesaikan masalah keluarga, Vincenzo melakukannya karena dia masih memiliki tanggung jawab sebagai anak adopsi Fabio. Karena Paolo, yang seharusnya menjadi pemimpin sah keluarga Cassano, telah kabur menyelamatkan dirinya dari kejaran Interpol setelah apa yang dilakukannya terhadap keluarga Luciano tidak berakhir menyenangkan. Terkadang Vincenzo membenci konsep familia tapi menjadi korban dari penelantaran sendiri membuatnya benci menjadi pelakunya. Lagipula jika Interpol berhasil menangkap salah satu keluarga Cassano, tidak butuh lama bagi mereka untuk menangkap seluruh keluarga dan memenjarakannya, jadi jika dia harus menjadi buronan lebih baik dia bawa semua orang-orang yang berhubungan dengan hidupnya untuk ikut bersembunyi.

"Mengapa kau lakukan hal itu?" Stefano, salah satu Capo Cassano, bertanya padanya pada saat Vincenzo menghelat pertemuan mendesak bersama Capo Cassano yang tersisa. "Kau bisa kabur seperti Paolo dan yang lain. Kau bukan Cassano yang sah untuk memanggul tanggung jawab ini." Stefano menambahkan.

Vincenzo mendengus, "Berdasar catatan aku adalah Cassano yang sah, kecuali jika Fabio bangkit dari kubur dan mencabut pernyataannya. Lagipula, aku punya janji yang harus ditepati." Vincenzo tidak berminat untuk merinci tentang apa, membuat para Capo hanya bisa menebak dalam diam.

Rencana Vincenzo berhasil. Sekarang keluarganya sudah aman dan nyaman di pulau yang dia beli untuk mereka. Melihat usaha yang Vincenzo lakukan untuk keluarganya, memberi mereka keamanan dan kenyamaan, mereka membuat kesimpulan bahwa Vincenzo berhak untuk diangkat menjadi bos baru mereka dan memimpin kehidupan mereka sejak saat itu. Vincenzo awalnya menolak bahkan memohon pada mereka untuk menganggap Vincenzo sebagai consigliere saja, tapi mereka terus memaksa. Maka Vincenzo memberi mereka dua syarat: untuk memulai hidup mereka seperti masyarakat pada umumnya, melakukan bisnis yang normal, hidup tenang kecuali jika ancaman musuh terlihat jelas; kedua, mereka harus melepaskan dirinya ketika waktu yang diinginkan tiba.

Dan waktu itu pun akhirnya tiba.

***

"Aku mengundurkan diri," ujar Vincenzo saat Stefano, Marco, Luigi-para Capo yang tersisa-duduk melingkar di ruang utama di bangunan utama di Pagliuzza. Berita mendadak itu sukses menghasilkan keterkejutan di wajah para Capo.

"Apa yang terjadi?" Marco bertanya tak sabar.

"Keluargaku di Korea membutuhkanku," jawab Vincenzo tanpa basa-basi yang mengundang kernyitan penuh tanya dari para Capo. "Mereka adalah keluarga seperti halnya kalian untukku," tambahnya ketika dia melihat reaksi dari para Capo, masih bersandar santai di sofa besar yang tampaknya didesain khusus untuk orang yang memiliki status tinggi; kedua tangannya bermain dengan pemantik apinya. Kalimat Vincenzo terdengar sangat tegas sehingga tidak bisa disanggah oleh mereka.

"Kalian tahu status kita seperti apa sekarang, kan?" Vincenzo melanjutkan, menatap satu persatu para Capo dengan tenang, tak jauh beda seperti consigliere yang mereka hapal di luar kepala. Mereka mengangguk.

"Lalu kenapa, Consigliere?" Luigi bertanya kali ini, seperti gagal menyambungkan kedua titik. Marco dan Stefano juga mengangguk berbarengan dan sepertinya pesannya masih belum jelas.

"Nah, masalahnya adalah," Vincenzo bangkit, meluruskan postur duduknya dan mencondongkan diri ke arah mereka bertiga, nampak serius. "Kita adalah buronan dan aku sendiri merupakan buronan dari dua negara. Aku tahu aku tidak bisa main-main dengan situasi ini tapi ada orang-orang yang sangat membutuhkanku dan aku harus memilih."

Ketiga Capo itu saling menatap satu sama lain. "Jadi kau memilih untuk pergi ke keluargamu di Korea?" Stefano mempertegas.

"Ya." Vincenzo menjawab teguh.

"Dari apa yang aku lihat, tak ada alasan untuk dirimu meninggalkan kita secara permanen. Kau bisa lakukan tanggungjawabmu untuk dua keluarga, bukan begitu?" Stefano menghimbau.

Memori di Atas Kertas Putih [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang