Bagian 6

446 65 3
                                    

Semenjak membaca berbagai artikel mengenai Vincenzo Cassano dan mencuri dengar pembicaraan Pak Nam beberapa hari yang lalu, Chayoung tidak dapat berhenti berpikir tentang berbagai hal. Mengapa dia dan semua orang di sekitarnya terlibat dengan pengacara mafia Italia dan mengapa mereka melindungi buron kriminal? Dan mengapa semua orang berpikir dia adalah orang yang spesial untuknya? Apa yang telah terjadi? Apa dia jatuh hati padanya? Apakah dia mencintainya? Mengapa seorang buron kriminal mengambil resiko besar untuk kembali ke tempat di mana seluruh Polisi seantero Korea Selatan berkeinginan untuk menangkapnya? Apakah Chayoung merupakan orang yang spesial untuk dirinya juga? Mungkin saja.

Kalau begitu, apa bukannya hal itu membuatnya jadi dalam bahaya juga? Apa itu sebabnya orang-orang yang mendatanginya seperti menutup-nutupi sesuatu dan cerita-cerita yang mereka lontarkan terdengar kurang akan sesuatu? Apakah mereka melindungi lelaki tersebut? Atau dirinya? Atau mereka sendiri?

Lagipula, bukankah Polisi jadi mudah menemukannya? Apakah mereka akan menangkapnya-dan juga dirinya? Haruskah dia takut akan hal ini? Akan dirinya? Apa yang harus dia lakukan kalau dia bertemu dengannya nanti? Percakapan macam apa yang harus dia buat? Bagaimana hubungan antara mereka sebelumnya? Apa yang lelaki itu lakukan padanya? Haruskah dia gugup? Haruskah dia menghindarinya sama sekali?

Walaupun begitu, ketika lelaki tersebut tiba-tiba berdiri di belakangnya, terlihat sangat berbeda dari gambar yang Chayoung berusaha ingat; dan ketika dia bertanya dan menawarkan bantuan dengan suaranya yang berat namun lembut itu; atau ketika aroma parfumnya menyeruak melewati hidung dan menginterupsi otaknya dengan berbagai memori yang berkabut-deja vu; atau ketika dia menawarkan tangannya untuk dijadikan pegangan untuk berjalan (Chayoung sudah bisa berjalan dengan baik, hanya saja waktu itu kakinya kram karena terlalu lama berjongkok), rasanya sangat mudah untuk menerima keberadaannya dan berlaku natural di sekitarnya.

Terkadang hal tersebut membuatnya takut.

***

Ketika Chayoung keluar dari ruang terapi, dia melihat Vincenzo dan Pak Nam berbicara serius di atas kursi besi yang ada tidak jauh dari ruangan. Dia penasaran apa yang mereka bicarakan, apakah tentang strategi bersembunyi ataukah sesuatu. Chayoung belum berkeinginan untuk memberitahu mereka bahwa sesi terapinya telah selesai, alih-alih dia malah berdiri di kejauhan dan menatap kedua lelaki tersebut, terutama orang yang baru saja masuk ke dalam katalog memorinya. Chayoung mulai memainkan jari-jarinya, gugup.

Dia masih berdiri di sana ketika Vincenzo menoleh dan melihatnya, berenjak berdiri dan berjalan menuju arahnya. Dia sebaiknya membuang kacamatanya yang jelek itu dan rambutnya yang keriting itu tidak sesuai seleranya. Eh... apa? Selera? Chayoung menggelengkan kepalanya.

"Sudah selesai?" Vincenzo bertanya lembut. Chayoung penasaran apa suara lelaki itu memang terdengar merdu atau dia hanya mengada-ngada. "Apa butuh dibantu jalan?" tanya pria itu agak bersemangat.

"Trims tapi aku bisa jalan sendiri," jawab Chayoung singkat dan jadinya malah terdengar seperti menjawab dengan kesal, Chayoung bahkan kaget sendiri dengan nada suaranya. Wajah Vincenzo terlihat terkejut dan bingung dan sedikit malu dan itu membuatnya jadi merasa bersalah. Bukannya dia ingin menolak bantuannya tapi dia berpikir banyak tentang kelakukannya beberapa saat yang lalu waktu di taman itu. Iya sih, badannya merespon otomatis akan semua kebiasaan yang pernah terjadi di antara mereka, tapi tanpa ingatan yang tersisa satupun, Chayoung tidak bisa percaya hanya dengan kabut memori dan emosinya yang bisa-bisa berakhir sebagai kesalahpahaman.

"Ah ya benar, sebaiknya kamu jalan sendiri." Vincenzo merespon sopan, mengangguk setuju dan memberinya ruang untuk berjalan. Chayoung melangkah maju dan Vincenzo mengikuti sedikit di belakangnya. Tangannya dengan tidak sadar naik dan menyentuh punggungnya dan membuatnya refleks berhenti dan menatap ke belakang, dia melihat tangan Vincenzo yang tadi menyentuhnya perlahan diturunkan. Chayoung mendongak dan menatap Vincenzo.

Memori di Atas Kertas Putih [FIN]Onde histórias criam vida. Descubra agora