Bagian 35

271 37 11
                                    

Vincenzo menaikkan alisnya, penasaran, seraya menatap kegemparan Chayoung. Dia tidak cemburu tapi dia tertarik dengan Chayoung yang tanpa ragu-ragu memanggil sebutan yang begitu akrab kepada lelaki itu.

"Sori, maksudku, Sunbae. Wow, kamu nampak berbeda dari yang terakhir aku ingat. Ya walau aku tidak ingat apa-apa setelah kamu lulus sih." Ujar Chayoung. "Sedang apa di sini? Apa kamu pengacara juga?"

"Bukan, aku—" Doki sedikit ragu. "Aku supir taksi."

Chayoung mengernyit. "Apa?"

"Panjang ceritanya." Ujar Doki. "Aku mengantar klienku ke sini. Dia ada persidangan hari ini."

"Oh... terus kamu mau pulang sekarang?"

"Tidak. Aku menunggunya."

Chayoung terkejut. "Apa dia klien spesial?"

"Ya mungkin begitu. Aku juga menunggu seorang teman, dia juga sedang dalam persidangan, sebagai pengacara klienku." Doki menjelaskan.

"Pengacara?" Chayoung tiba-tiba tertarik.

"Benar. Dia dulunya jaksa di Seoul Utara tapi dia memutuskan keluar dan bekerja bersama kami."

"Kami? Kenapa pengacara bekerja di perusahaan taksi?" Chayoung menyipitkan mata, mulai curiga.

"Itu—"

"Pastinya perusahaan tempatmu bekerja sangat spesial." Vincenzo menyela.

"Oh iya, kenalkan. Dia adalah—"

"Vincenzo Cassano." Vincenzo memperkenalkan diri dengan berani, menjulurkan tangannya kepada Kim Doki yang alisnya tertarik ke atas, menatap Vincenzo dengan sorot mata penasaran. Mata Chayoung terbelalak.

"Apa yang kamu lakukan?!" Dia mendesis.

"Aku penasaran dengan tempat dia bekerja, jadi kurasa agar dia mau menceritakan tentang rahasianya, aku menawarkan dia rahasiaku." Ujar Vincenzo, tangan masih dengan teguh terjulur ke arah Doki. Lelaki itu menyeringai.

"Sungguh tegas dan berani, benar-benar apa yang diharapkan dari seorang mafia." Ujar Doki, pelan tapi tegas, menjawab uluran tangan Vincenzo dan menjabatnya. Chayoung hanya bisa bengong.

"Kamu tahu dari mana? Apa kamu melakukan riset tentang kami?" Chayoung bertanya.

"Sedikit. Perusahaanku memang sebuah perusahaan spesial. Aku tidak bisa menjelaskannya di ruang terbuka seperti ini tapi intinya kami membela orang-orang yang putus asa." Ujar Doki. "Kudengar kalian melakukan hal serupa."

"Ya..." Chayoung melirik Vincenzo. "...mungkin? Aku tidak banyak ingat, kamu tahu kan, aku amnesia."

Ponsel Vincenzo berbunyi tiba-tiba, membuat semuanya terfokus pada arah suara itu. "Telepon dari Pak Ahn, aku angkat dulu. Lanjutkan saja obrolan kalian." Vincenzo kemudian meninggalkan keduanya.

"Bukannya dia buron?" Tanya Doki.

"Sekarang sih tidak."

"Oh ya?"

"Karena dia sudah meninggal."

"Maksudnya?" Doki setengah terkejut setengah bingung.

"Ceritanya panjang." Chayoung menghela napas.

"Sudah kuduga."

"Oh ya, kamu bilang temanmu seorang pengacara?" Tanya Chayoung

"Benar. Namanya Kang Hana."

"Apakah dia bagus?"

"Tentu saja."

"Bisakah dia membantuku? Aku sedang dilarang praktek tapi klien-klienku membutuhkanku. Aku tadinya mau menyortir rekomendasi pengacara yang Pengadilan rekomendasikan, tapi setelah tahu dirimu punya teman pengacara, kupikir ada baiknya meminta tolong padamu."

Memori di Atas Kertas Putih [FIN]Where stories live. Discover now