#15

15.5K 1.3K 1
                                    

Setiap ruangan memiliki luas yang bukan main, lorongnya yang panjang pun juga bukan main.

Dean menghela napas nya dengan panjang, kakinya terasa pegal untuk berjalan.
Tidak habis pikir, bagaimana mereka bisa tinggal sehari-hari disini melakukan aktivitas sangat melelahkan. Dengan begitu wajar saja banyak sekali pelayan dan penjaga disini.

"Jordan, kaki aku sakit." Dean menahan tangannya yang sedang digenggam oleh Jordan.

Hal itu membuat Jordan berhenti dan menoleh ke arahnya, kemudian berlutut memegang kaki milik Dean. "Ini sakit?"

Dean mengangguk, "Iya, mungkin karena lelah berjalan jauh."

Jordan mengangguk mengerti, tanpa aba-aba Jordan langsung mengangkat tubuh Dean, membuat Dean reflek mengalungkan tangannya pada Jordan.

"Hei! Apa yang kau lakukan! Banyak yang melihat!" bisik Dean pada Jordan.

"Menghemat waktu, Deana." balas Jordan dengan balas berbisik.

Akan tetapi Dean merasa malu, saat Jordan dengan percaya dirinya menggendong tubuh Dean didepan banyak orang.

Dean menyembunyikan wajahnya di celah leher Jordan.
"Kau harum." gumam Dean menempelkan hidungnya dileher Jordan.

Jordan tersenyum lebar mendengar hal itu, bahkan saat merasakan sentuhan tipis hidung Dean di lehernya membuat hati Jordan menjadi kupu-kupu yang berterbangan.

Jordan melambatkan langkah kakiknya, agar dapat merasakan momen ini lebih lama.
Hari ini merupakan hari paling indah bagi Jordan. Dan berharap hari esok akan lebih indah lagi.

Tidak terasa setelah beberapa menit berjalan, sampailah mereka diruang makan.
Terlihat meja yang sangat panjang terisi penuh dengan makanan.

Jane juga sudah duduk manis disana, dengan senyum manis menunggu saudaranya berjalan ke arahnya sambil menggendong seorang gadis.

Jordan pun menurunkan gadis itu di hadapan Jane.

"Deana, ini adalah adikku Jane Dandelion." Jordan memperkenalkan Jane, sedangkan Jane tersenyum manis melihat ke arah Deana.

"Dean." setelah menoleh dan melihat ke arah Jane, Dean terkejut.

"Loh Jane adik kamu?"

Jane mengangguk cepat, "Wah sepertinya MoonGoddes sengaja mempertemukan kita saat itu, ternyata kamu adalah Luna-ku."

Dean menautkan alisnya, "Hah?"

"Deana duduklah."
Jordan menarikan salah satu kursi, dan mempersilahkan Dean untuk duduk.

Setelah Dean duduk, Jordan duduk disebelahnya dikursi utama. Sedangkan Jane duduk dikursi yang berhadapan dengan Dean.

"Selamat makan!" ucap Jane dengan penuh semangat.

Dean baru menyadari jika meja ini dipenuhi dengan banyak makanan, dan hanya tiga orang yang duduk.

Kemudian, Lisha datang dan menyiapkan makanan untuk Dean. Dean melihat ke arahnya,
"Lisha, kamu tidak ikut makan?"

"Tidak Dean, saya tidak pantas duduk satu meja dengan seorang Alpha dan Luna."

Dean tidak mengerti apa maksud dari perkataan Lisha. Mungkin karna Lisha seorang pelayan makanya seperti itu.

Saat hendak menyendok makanannya, Dean teringat oleh Azre, Daniel dan Rehan.

"Jordan, kamu sudah bertemu dengan Azre dan Daniel?" tanya Dean.

Jordan menggeleng, "Tentu saja tidak, aku sedari tadi bersamamu dikamar."

Lagi-lagi Dean tersipu malu dibuatnya, "Ah iya, harusnya kamu bertemu mereka. Kemana perginya mereka sekarang?" Dean berusaha menutupi salah tingkahnya itu.

Jordan menghentikan makanannya, "Kamu ingin mereka disini, Deana?" menatap lembut wajah Dean.

Dean mengangguk, "Tentu saja, aku datang bersama mereka."

Jordan mengangguk pelan, "Baiklah, segera panggilkan Gamma dan kedua Warrior yang selalu bersamaku." bisik Jordan kepada seorang Omega yang berdiri disebelahnya.

Dari arah pintu terdengar suara orang berlari, dan ternyata itu mereka.

Dean melambaikan tangannya dengan semangat sambil tersenyum kearan mereka, "Daniel coba kau lihat seluruh meja ini, pasti kau akan menghabisi seluruh makanan ini, Kemari cepat!" 

Jordan melihat ke arah mereka dengan tajam, "Turuti apa yang diinginkan oleh Luna kalian."
Memindlink mereka bertiga secara bersamaan.

Mereka membungkuk hormat, "Suatu kehormatan bagi kami, Yang Mulia." kata Rehan.

Dean menoleh ke arah Jordan dan Jane bergantian dengan tatapan bingung, "Sepertinya mereka tidak waras."

Disinilah akhirnya mereka semua berkumpul, dimeja makan. Dean yang asik menyuap makanannya, Jordan yang selalu memperhatikan Dean, dan Jane yang makan sambil tersenyum melihat saudaranya yang kini menatap Dean dengan lembut.

Sedangkan yang lainnya, makan dengan gugup tegang, dan ketakutan.

Uhuk! Uhuk!

Rehan yang berada disebelah Dean tiba-tiba tersedak. Dengan cepat Dean mengambilkan air dan memberikannya pada Rehan sambil menepuk punggung belakang Rehan.

Bergantian Dean juga memijat leher milik Rehan, "Rehan! Kamu kebiasaan dari dulu makan selalu terburu-buru."

Jordan yang melihat hal tersebut mengeraskan genggamannya pada garpu yang ia gunakan, hingga patah.

Azre yang menyadari bahwa sang Alpha marah segera menghentikan prilaku Dean.
Menggantikan tangan Dean untuk memijat leher Rehan.
"Sudah biar aku saja." kata Azre.

Dean mengangguk.

Jordan berdiri, hendak meninggalkan tempat itu.

Dean mendongak melihat Jordan yang hendak pergi, "Jordan mau kemana? Makanan kamu belum habis."

Jordan hanya diam, lalu pergi meninggalkan ruangan.

Semua orang yang ada berada disana juga ikut berdiri, kecuali Dean.

"Dean, ada baiknya jika kamu menyusul Alpha." kata Jane.

Tapi kenapa Dean harus menyusul?

Dean mengangguk, kemudian meneguk air yang ada digelasnya sebentar untuk menghilangkan dahaga nya.

Dean berlari kecil mengejar Jordan.

Namun dirinya sudah tertinggal jauh.

"Jordan!" teriak Dean yang entah terdengar oleh Jordan atau tidak.

Dean terus berlari dilorong yang panjang sambil mencoba memanggil Jordan terus menerus.

# TBC

The WolfWhere stories live. Discover now