#43

10.2K 946 1
                                    

Saat ini Jordan tengah mengayunkan pedangnya dengan lihai. Keahlian Jordan dengan pedang tidak perlu dipertanyakan.

Berdiri ditengah para orc dan goblin yang terus menerus menyerangnya, sudah 7 hari Jordan bertahan. Mahkluk menjijikan itu seperti tidak ada habisnya.

Sedangkan Fredo diatas sana sambil bersenandung mengepakan tangan nya, lalu memainkan tangannya dan sebagian para goblin hangus terbakar.

Saat Jordan telah menghabiskan orc yang terakhir awan hitam itu mendekat dengan cepat.

Dibawah awan hitam itu banyak sekali troll yang berlari ke arahnya.

Jordan menyeringai, "Khione!" teriak Jordan.

Seperti kilatan cahaya Khione yang segera menampilkan dirinya. Mengeluarkan cahaya dan merapalkan mantra yang sudah selama ini ia kumpulkan.

Cahaya matahari menerobos paksa ditengah gumpalan awan hitam itu.

Dan Khione menghunuskan tongkatnya ke langit, kemudian awan hitam itu menghilang.

Ketika awan hitam yang menghalangi cahaya itu menghilang. Para Troll yang tadi berlarian dengan semangat membunuh, kini hanya menjadi patung.

"Seperti yang ku bilang, mereka memang banyak tapi bodoh." desis Jordan.

Fredo merenggangkan badannya. "Lumayan menghilangkan penat."

"Aku akan menemui Elio di barat." kata Khione kemudian menghilang.

Dengan satu petikan jari para troll yang menjadi batu kini hancur berkeping-keping.

Kemudian asap hitam muncul dan mengeluarkan seseorang dengan sayap hitamnya.

Fredo turun dan berjalan ke samping Jordan untuk melihat seseorang yang baru datang.

"Kau pikir kau menang?" katanya.

Jordan tersenyum miring, "Apa kau melihat ada pasukan mu ditanah ini?"

Laki-laki itu tertawa kencang, "Aku tidak peduli, tujuan ku sudah tercapai."
Kemudian mengayunkan tanganya, dan memperlihatkan seorang wanita dengan kedua tangan dirantai.

Jordan mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras.

"Kau harus lihat apa yang ku lakukan," laki-laki itu mendekat ke arah wanita yang saat ini dia rantai.

Wanita itu menangis dan menjerit, "ARNES BAJINGAN LEPASKAN!"

Arnes mengangkat dagu Dean dengan pelan mengarahkan pandangan Dean ke arah Jordan. "Dean sayang, kita harus tunjukan betapa romantisnya kita jika bersama."

Kemudian Arnes menarik rambut Dean dan memcium bibirnya secara paksa. Dean terus memberontak sambil menangis.

Matanya melihat ke arah Jordan, seakan meminta tolong.

Jordan berlari ke arahnya dengan cepat, namun langkahnya terhenti tiba-tiba.

Fredo menahan Jordan untuk masuk ke dalam gambar yang berada dihadapannya.

"Itu adalah jebakan, kau harus sadar." kata Fredo.

Tubuh Jordan seakan terasa lemas, ketika melihat hal tadi. Jordan bersumpah tidak akan memaafkan bajingan itu kali ini.

Fredo membacakan mantra, kemudian Arnes yang berada dihadapannya kini menghilang.

"Anak sialan itu sudah belajar banyak,  aku tidak tahu keberadaannya jika kau ingin menghabisinya pergilah. Aku juga sudah muak." kata Fredo.

Jordan hanya diam napasnya sedikit tersenggal oleh amarahnya.

"Anak itu tidak jauh dari sini, berada ditempat paling tinggi di kawasan ini. Jernihkan pikiranmu saat melawannya, aku hanya menonton nanti." Ucap Fredo kemudian mengeluarkan lingkaran hitam dan masuk ke dalamnya dan menghilang bersama lingkaran itu.

Jordan sendiri mencoba untuk mindlink Jane secara terus menerus namun tidak bisa. Jane sama sekali tidak bisa dihubungi selama 3 hari ini.

Sabian yang baru saja menyelesaikan pertarungannya segera berlari ke arah Jordan dan membopohnya.

Namun Jordan menepis bantuannya, dan berjalan sendiri dengan emosi yang membara dibenaknya.

Dirinya sangat ingin mengkoyak sesuatu saat ini.

Huk huak huk

Terdengar seperti suara orang terbatuk diantara timbunan goblin.
Dan ternyata itu adalah Orc yang masih bernapas.

Jordan melepaskan pedang yang ada di tangannya, kemudian berlari secepat mungkin ke arah Orc itu.

Ia mencengkram leher Orc otu dengan kuat. Rahangnya mengeras, meluapkan seluruh emosi yang berkerumun di dirinya.

Kemudian Jordan mengeluarkan cakarnya yang sangat panjang dan tajam.

Dan mengkoyak tubuh Orc itu dengan membabi buta.

"Sialan! Brengsek! Berani beraninya orang sialan itu sialan!" umpat Jordan.

Melepaskan satu persatu bagian tubuh Orc itu dari tempatnya. Orc itu sudah tidak berbentuk.

Jordan menghempaskan bagian badan yang berada ditangannya.

"Cepat kembali ke kastil periksa keadaan mateku!" titah Justin.

Tanpa menjawab Jordan bergegas untuk kembali ke kastil.
Meninggalkan para prajurit yang kini bersoram merayakan kemenangan.

#TBC

The WolfWhere stories live. Discover now