#30

12.2K 1.1K 17
                                    

Di ruang makan kini penuh dengan makanan, sudah ada Jane yang menunggu disana.

Dean tersenyum dan melambai ke arah Jane.
Jane pun demikian, membalas lambaian ke ara Dean.

Dean berlari kecil menghampiri Jane lalu memeluknya, "Lama tidak berjumpa, Jane."

Jane tersenyum ramah, "Ya karena aku sudah tidak tertarik dengan dunia manusia lagi."

Dean mengangguk mengerti. Kemudian mereka berdua duduk bersebelahan.

Mereka makan dengan tenang, tanpa bersuara.

Tiba-tiba saja Jordan menghentikan aktivitas makannya dan segera berdiri pergi meninggalkan Dean dan Jane dimeja makan.

Dean yang melihat hal itu sedikit bingung, sedangkan Jane tetap makan dengan tenang.

"Jane? Kenapa Jordan tiba-tiba pergi? Aku buat salah?" tanya Dean.

Jane menggeleng cepat, "Baru saja Sabian mindlink mengabarkan beberapa pemberontak yang coba menyerang perbatasan mulai diluar kendali."

"Mindlink?"

Ah Dean lupa menanyakan hal itu dengan Jordan, apa itu mindlink?

"Kami bangsa werewolf memiliki kemampuan khusus yaitu mindlink atau telepati." kata Jane.

jadi mindlink itu telepati, pantas saja selama ini teman-temannya selalu kompak. Dan bisa tahu kabar satu sama lain.

Dean mengangguk mengerti.

"Dan juga kita mempunyai indra pendengaran dan penciuman yang sangat tajam." lanjut Jane.

Baiklah sekarang Dean mengerti kenapa dirinya selalu ketahuan saat mengendap-endap.

Betapa bodohnya Dean yang selalu coba untuk mengagetkan Azre, Rehan dan Daniel. Sampai tua juga hal itu tidak akan bisa terjadi.

"Kalau begitu apakah kamu bisa mindlink Jordan, Jane?" tanya Dean.

Jane menoleh, "Tentu saja, ada yang kamu butuhkan? Katakan saja kepadaku."

"Tolong sampaikan untuk hati-hati dan kembali dengan selamat." kata Dean.

Jane tersenyum, "Wah beruntung sekali si kaku itu, baik akan aku sampaikan."

"Tapi kamu tidak perlu khawatir De, kakak ku itu werewolf paling kuat dan memiliki histori pertarungan yang bagus sudah lesensi." ucap Jane sambil tertawa kecil, untuk meredakan rasa kekhawatiran yang ada pada Dean.

Jane juga mengatakan hal fakta, tidak ada yang harus dikhawatirkan apalagi hanya melawan para rouge.

Disisi lain di perbatasan, banyak darah yang bertumpahan ditanah.
Dan bagian-bagian tubuh yang terkoyak bahkan terpisah.

Kali ini para rouge menyerang dengan jumlah yang tidak sedikit karna membuat para prajurit penjaga kewalahan. Sampai-sampai membuat seorang Alpha turun untuk mengurangi korban yang berjatuhan.

Ditengah pertarungan melawan beberapa Rouge, Justin tersenyum miring karena mendapat mindlink dari Jane.

"Luna memberi pesan, untuk hati-hati dan pulang dengan selamat."

Begitu pesan yang disampaikan Dean melalui Jane.
Membuat jiwa Justin berkobar, semangat didalam dirinya terus terbakar.

"Mari bersenang-senang, moodku sedang bagus." ucap Justin sambil mencekik salah satu Rouge.

Dengan gerakan cepat Justin terus mengkoyak para Rouge dengan membabi buta. Terus mengkoyak satu persatu.

Para prajurit yang berada dibelakang Justin hanya terdiam tidak berkutik melihat Alpha-nya bertarung dengan sangat menyeramkan.

Bahkan mereka mendengar Justin bersenandung kecil.

Bersenandung sambil memisahkan kepala dari tubuh wolf lain, benar-benar mengerikan.

"Sudah selesai? Atau masih ada lagi? Aku ingin bertemu dengan mateku."

Mata merah menyala kini bertatapan dengan para prajurit dibelakangnya.

"Siap sudah Alpha! Kami akan mengurus sisanya dengan aman." jawab Theo sebagai wakil prajurit.

Justin menampilkan senyum seringainya, "Memang sudah seharusnya begitu, kalian malah menggangguku." Justin menepuk bahu Theo lalu melewatinya dengan santai.

Didalam sana Jordan ingin mengganti shift namun Justin tidak mengizinkannya.

"Aku ingin bertemu Mateku, lebih baik kau tetap diam disana." mindlink Justin.

"Serigala sialan!" entah dosa apa yang Jordan lakukan karena mendapat wolf seperti Justin.

Sambil bersenandung Justin melewati koridor dan mencari keberadaan Dean. Sudah larut malam, mungkin Dean sudah tidur.

Dengan cepat Justin menuju ke kamarnya.

Knock knock knock

Justin mengetuk pintu, dan mendapat sahutan dari Dean.

"Ya."

Dengan senyum yang mengembang Justin membuka pintu.

"Sayang."

Dean membelakan matanya, menutup matanya tidak percaya.

Kepalanya pusing mencium bau darah yang melekat ditubuh Justin.
Bagaimana bisa kekasihnya kembali dengan berlumuran darah.

Menahan rasa mualnya dengan gemetar Dean menghampiri Justin.

"S-sudahku bil-ang jangan terluka." ucap Dean terbata karena syok sebelum akhirnya tidak sadarkan diri.

Justin yang melihat Dean kini tidak sadarkan diri panik dan memanggil semua omega untuk membantu Dean.

Jane yang melihat para omega berlarian ke arah kamar Jordan dengan panik segera mengikuti untuk melihat apa yang terjadi.

Jane melihat punggung Jordan dari belakang seluruh tubuhnya terlumuri darah, dan Dean yang pingsan dihadapannya.

"Kau ini bodoh atau apa kak?" pertanyaan itu membuat Jordan membalikan badan.

Jane yang baru saja melihat ke arah mata Jordan berwarna merah menjadi ciut, "Sial, aku yang bodoh sepertinya."

"Kau bilang aku bodoh?" tanya Justin dengan datar.

Jane menarik napasnya panjang, "Maaf atas kelancangan saya Alpha, tapi Luna tidak terbiasa melihat darah apalagi ketika melihat orang yang dicintainya terlumuri darah, dia pasti sangat syok."

Justin terdiam.

Benar juga, kenapa dia tidak terpikirkan oleh hal spele seperti itu.
Terlalu bersemangat untuk menemui Matenya.

Justin menghela napas panjang lalu pergi membasuh diri meninggalkan para omega dan Jane yang sedang mengurus Dean.

"Kau memang anjing paling bodoh." Mindlink Jordan.
"Diam, aku tidak akan berganti sampai mate-ku bangun." balas Justin.
Justin hanya ingin bertemu dengan Dean tidak peduli apapun itu.

"Terserah."  Jordan memutuskan mindlinknya sepihak.

Jordan mengerti serigalanya itu ingin bertemu dengan Dean dan dirinya tidak akan egois bagaimanapun Justin juga wolfnya.

#TBC

The WolfWhere stories live. Discover now