#40

11.3K 977 2
                                    

Sampai di perbatasan. Banyak sekali tenda-tenda prajurit yang sudah berdiri.

Menyiapkan persenjataan yang dibutuhkan.

Jordan segera masuk ke dalam tenda yang sudah disiapkan khusus untuknya.

Berasama si Beta, Jordan mengatur beberapa strategi, dan berapa persen kemungkinan untuk mencapai kemenangan.

Jordan memeperhatikan denah yang akan menjadi panduannya untuk membuat strategi.

Sabian menunjuk denah bagian arah selatan, "Terdapat goa besar di selatan, dan berisi beberapa Troll dewasa. Yang artinya merka akan menyerang saat malam mengingat Troll yang lemah akan cahaya."

"Dan sedangkan daerah barat, terlihat sekumpulan orc yang tengah melatih para goblin."

"Dan dibagian timur juga ada sekitar 5ribu goblin yang membawa pengebungan untuk merusak dinding."

Jordan mendengarkan dengan teliti.
Berpikir sejenak.
Info yang dikatakan si Beta masih sangat kurang untuk mengatur rencana.

"Terus pantau situasi, dan periksa jumlah dibagian barat dan selatan, perketat area utara sangat mencurigakan mereka mengepung hanya dengan 3 sisi."

Jordan terdiam, sampai tiba-tiba saja Jordan menyeringai.

"Sepertinya mereka bodoh." Jordan berjalan santai keluar tenda.

Menggunakan eskalator Jordan naik ke bagian paling atas di dinding pelindung.

Mengambil teropong miliknya, dan sesuai dugaannya terdapat awan hitam yang berjalan ke arahnya.

Jordan bersyukur dirinya bertemu dengan Jane tadi. Karena Jane memberikan informasi penting bahwa dirinya merasakan keberadaan Demon disini.

"Beta siapkan pasukan sekarang, kirim pesan kepada pemimpin elf Elio katakan padanya aku merindukan panahnya." Jordan memindlink Beta.

"Baik Alpha."

"Gamma tanyakan pada Fredo kenapa tidak membunuh anak sialnya itu." Jordan memindlink Gamma yaitu Rehan.

Rehan yang menerima mindlink sedikit kebingungan tapi dirinya tidak berani untuk membantah dan bertanya. "Baik Alpha."

"Panggil setengah prajurit yang berada dibagian timur." mindlink Jordan kepada seluruh pasukannya.

Dan semua kebingungan, kalau begitu siapa yang akan menjaga bagian timur.

Akan tetapi mereka semua segera melakukan apa yang diperintahkan Jordan.

Semua prajurit segera bergegas dan bergerak cepat.

Diatas sana Jordan mengucapkan beberapa mantra. Lalu muncullah cahaya berkilauan dan keluarlah seorang gadis cantik berambut pirang bagaikan Dewi.

"Khione aku membutuhkan cahaya mu, akan sedikit sulit berperang didalam kegelapan bukan."

"Kau selalu memanggilku hanya untuk memanfaatkan ku Jordan." wanita cantik itu berjalan ke arahnya.

Memegang jemari Jordan dengan lembut. Sampai baru disadari sudah ada cincin yang melingkar.

"Kau bahkan tidak mengundangku ke pernikahanmu hm."

Jordan hanya menatapnya dengan tatapan elang yang tajam.

"Cih, lebih baik cepat lakukan yang ku katakan." Jordan menghempaskan tangan Khione yang memegang jemarinya.

"Ya ya baiklah, lagi pula awan itu juga masih berjalan."

Khione melihat awan hitam yang sedang menuju ke arahnya. Sudah dapat diduga penyerangan dengan makhluk-makhluk bodoh.

"Si bodoh siapa lagi kali ini yang menyerangmu?" Tanya Khione.

"Putra Fredo." kata Jordan.

"Si tua bangka yang tidak dapat mengurus anak." Ejek seseorang yang baru saja datang.

"Elio!" seru Khione berjalan kecil menghampirinya.

Jordan hanya menoleh sekilas tidak minat.

"Berapa pasukan yang kau bawa?" tanya Jordan tanpa menoleh.

"Hanya 10ribu dan beberapa ratus healer."

"Kalau begitu bersiap kita akan bersenang-senang." Kata Jordan lalu berjalan pergi.

Khione dan Elio mengikuti nya.

Khione merupakan ahli sihir yang menguasai seluruh sihir di muka bumi terkecuali sihir jahat.

Sedangkan Elio adalah pemimpin bangsa Elf yang memiliki perjanjian untuk selalu membantu Lightmoon Pack ketika membutuhkan.

Tidak sedikit bangsa yang bergabung dengan Lightmoon Pack. Ya karena sikap kepemimpinan Jordan sudah terkenal ke seluruh penjuru.

Seluruh aliansi akan membantu tanpa ragu, karena suatu saat mereka juga pasti akan membutuhkan Jordan dan pasukannya.

Kali ini Jordan hanya memanggil Elio dan Khione karena musuh kali ini sedikit bodoh namun memiliki jumlah yang banyak.

Kini Jordan kembali ke dalam tembok dan memanggil Beta untuk berdiskusi sebentar sebelum keluar tembok.

"Mereka tidak akan menunggu malam, pastikan semua lobang yang terhubung ke dalam dinding sudah tertutup dan perintahkan seluruh warga untuk mengunci rumah mereka dengan rapat."

Sabian mendengarkan dengan seksama, kemudian mengangguk "Baik Alpha." dan segera pergi bergegas melakukan apa yang diperintahkan.

"Elio kau dan setengah pasukan mu pergi ke arah barat, dan Khione tetap pastikan seluruh awan hitam menghilang." Jordan menoleh ke arah Khione dan Elio.

Mereka mengangguk mengerti, Elio segera pergi untuk mengarah ke arah barat.

Khione mengucapkan mantra dan keluarlah tongkat emasnya. Kemudian Khione terbang ke atas langit untuk mengontrol seluruh awan hitam.

Awan hitam merupakan awan yang dibuat oleh seorang iblis dan tidak akan mudah untuk menghilangkannya.

Dibutuhkan proses untuk menghilangkannya dengan cara menunda secara terus menerus. Hal itu akan menghilang kan awan secara perlahan.

Melepaskan mahkotanya, dan mengambil pedang tajam berliontin kepala serigala. Jordan bersiap untuk melawan para makhluk bodoh itu.

Dengan gagahnya Jordan berjalan keluar tenda dan berdiri dihadapan para prajuritnya.

Jordan mengeluarkan pedanhnya dan menghunuskan ke langit. "Jangan pernah ragu mengayunkan pedang dan lepaskan anak panah! Jika kehilangan pedang gunakan gigi dan cakar kalian! Kita berdiri disini untuk melindungi keluarga kita yang berada didalam dinding besar ini! Untuk LIGHTMOON!" seru Jordan untuk membangkitkan semangat pasukannya.

"LIGHTMOON PACK!" Sorak para prajurit.

#TBC

The WolfWhere stories live. Discover now