#17

14.6K 1.3K 0
                                    

Semakin hari Dean dan Jordan semakin dekat, selalu terlihat bersama. Membuat warga sekolah iri dengan kebersamaan mereka.

Jordan sendiri masih belum memberitahu tentang dirinya yang sebenarnya. Padahal dirinya sudah tidak tahan lagi untuk segera menandai gadis itu.

Menahan selama ini bukanlah hal yang mudah bagi Jordan, akan tetapi Dean merupakan prioritasnya. Takut akan hal yang Dean tidak dapat menerima dirinya yang sebenarnya.

Saat ini mereka baru saja pulang dari sekolah, Dean mengajak Jordan mampir sebentar ke rumahnya untuk menonton film bersama.

Jordan dengan senang hati menerima tawaran tersebut. Membayangkan dirinya dapat bersama Dean dalam waktu yang lebih lama.

Disinilah sekarang Jordan berada, duduk disebuah kursi yang menghadap ke arah tv didalam kamar bernuansa putih, rapih, dan bersih. Ya, ini adalah kamar Dean.

"Kita harus segera menandai dia secepatnya Jordan! Aku sudah tidak tahan! Bahkan kau belum mengenalkan ku secara resmi kepada mate!" seperti biasa Justin yang selalu memenuhi otaknya meraung-raung meminta hal itu terus menerus.

"Sudah berulang kali ku katakan untuk sabar sebentar! Mate kita seorang manusia! Apa kau mau mate kita terkejut lalu takut dan menjauhu kita?! Dasar serigala bodoh!" lalu Jordan memutuskan mindlink itu secara sepihak.

Dean yang masuk kembali ke kamarnya membawa kotak berisi koleksi kaset-kaset filmnya, terkejut melihat mata Jordan yang sempat berubah warna menjadi merah menyala sebentar.

"Jordan?" Dean membuat Jordan mendongak kearahnya, "Iya Deana?"

Dean menaruh kotak yang ia bawa disebelah Jordan, "Mau nonton film apa?"

"Film kesukaan kamu, Deana." jawab Jordan sambil tersenyum kearahnya.

"Oke." Dean segera mengambil salah satu kaset dari kotak itu.

Film ini bergenre horor, yang menampilkan seseorang yang sedang menaiki sebuah kereta namun kereta tersebut berhenti disebuah tempat yang gelap dan disebelahnya terdapat hutan lalu mereka dilahap oleh para monster yaitu werewolf.

Werewolf dalam film itu sangat menyeramkan, dan sangat kejam. Dean sangat menyukai film itu hanya karna aktor favoritnya lah yang bermain peran.

Beberapa jam kemudian film itupun selesai.

Sedangkan Jordan sangat tidak percaya melihat film buatan manusia membuat bangsanya terlihat sangat kejam dan menyeramkan seperti monster.

Jordan menguatkan hatinya untuk bertanya sesuatu, "Deana, kamu percaya werewolf itu nyata?"

Jordan sangat gugup mendengar jawaban Dean.
Dean menoleh menatap Jordan,  dan kemudian tertawa. "Tentu saja tidak, mereka hanya mitos."

Jordan menarik nafasnya dengan berat. Jawaban yang sudah dirinya duga.

"Kalau kamu? Percaya?"

Tangan Jordan mengambil jemari Dean kemudian, mengelusnya pelan. Haruskah dia memberitahu jati dirinya yang sebenarnya? Jordan tidak sanggup, jika Dean menolak dan menjauhinya.

"Alpha terjadi masalah di Pack, para rouge menyerang dengan jumlah yang tidak sedikit." Betanya Sabian mindlinknya secara tiba-tiba.

"Baiklah, aku akan kembali sekarang."

Mengetahui wilayah kekuasaannya sedang dalam bahaya, dengan berat hati Jordan harus pergi meninggalkan Dean.

Dengan senyum lembutnya Jordan menarik Dean kedalam pelukannya, "Aku harus pulang karna sedikit masalah, besok pagi bersiaplah aku akan menjemputmu." lalu mengecup bibir Dean sekilas.

Dean tersipu malu dibuatnya, astaga bagaimana bisa dia selalu bersikap begini. Dean mengangguk kecil, "Hati-hati ya." ucap Dean pelan.

Jordan mencubit kecil pipi Dean, sangat menggemaskan sekali tingkahnya ini.

-

Di Lightmoon Pack terlihat Jane yang sedang gelisah menunggu kakaknya pulang. Sudah banyak Warrior yang berjatuhan, dan Sabian terlihat lelah menghadapi Rouge yang sangat banyak jumlahnya.

Jane sangat ingin ikut andil akan tetapi sang beta melarangnya, dengan alasan perintah dari Alpha.

Hanya bisa melihat dari kejauhan Jane tidak tahan untuk membantu Sabian.

Karna sudah tidak dapat menahannya lagi, Jane memutuskan untuk ikut membantu Sabian.
Segera dirinya melakukan Shift dan berlari kearah Sabian.

"Nona apa yang kau lakukan disini??" tanya Sabian yang melihat kehadiran Jane disebelahnya.

"Aku sedang mandi! Apa kau tidak lihat aku sedang membantumu?!" kata Jane dengan keras sambil menghajar para Rouge yang mendekat kearahnya.

Tak selang lama, akhirnya terdengar lolongan dari Alphanya. Membuat Jane, Sabian, dan para pasukan mengikuti suara itu.

Terlihat serigala abu-abu yang ukurannya lebih besar dari yang lain sedang berlari ke arah pasukan. Berlari dan langsung mengambil posisi depan pasukan.

Serigala itu menggeram, membuat para Rouge gemetar dibuatnya. Tanpa menunggu lagi serigala besar itu berlari ke arah Rouge dan menyerang mereka membabi buta.

Jane, Sabian dan pasukan lainnya segera ikut berlari dibelakangnya dan menyerang para Rouge.

Akhirnya para Rouge tumbang tergeletak di tanah, tidak ada dari mereka yang berhasil meloloskan diri dari mautnya.

Kembali kedalam istana, terlihat para pasukan yang terluka.

"Apa mereka baik-baik saja?"

"Kami sudah memberinya obat, dan mereka akan segera membaik, Alpha." jawab Healer yang berada disebelahnya.

Mendengar hal baik itu Jordan segera pergi masuk kedalam istananya, karna tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.

Jordan masuk kedalam kamarnya, termenung dalam pikirannya.
"Aku akan memberitahu Deana besok, dan akan mengenalkanmu." mindlink Jordan.

Justin yang mendengar hal itu sangat gembira sampai dia meloncat kegirangan didalam sana.
Sedangkan Jordan tidak tahu, apakah ini waktu yang tepat.

# TBC

The WolfWhere stories live. Discover now