#45

10.6K 975 2
                                    

Aku memandangi lautan lepas yang ada dihadapanku, kemudian seseorang menghampiriku ia adalah Arnes.

Kemudian Arnes memelukku. Aku hanya bisa tersenyum.

Sudah 5 tahun aku hidup bersamanya. Jujur saja, aku tidak pernah mencintainya.

Bahkan aku lupa bagaimana aku bisa menikah dengannya dan hidup selama 5 tahun di tempat seperti ini.

Saat ini aku hidup di tempat yang tidak memiliki pemukiman. Dengan pemandangan alam yang indah seperti laut dan taman bunga.

Aku tidak pernah melihat seorang pun disini. Aku bingung bagaimana aku bisa hidup ditempat seperti ini bersamanya.

Aku hanya dapat mengingat sedikit ingatan beberapa hari yang lalu.

Arnes mengatakan bahwa aku memiliki penyakit yang mudah untuk melupakan ingatan. Dan seperti nya dia ada benarnya juga.

Arnes selalu menyiapkan seluruh kebutuhan disini. Pergi berburu, memancing, dan lain-lain.

Sedikit heran kenapa aku tidak bisa mencintai Arnes padahal ia laki-laki yang baik.

Bahkan aku selalu merasakan rindu kepada sesuatu yang tidak aku ketahui. Entah apa itu.

Tiba-tiba saja dadaku sesak, aku mendengar suara isak tangis seseorang dikepalaku.

"Dean kamu baik-baik saja?" Arnes memegang bahuku.

Aku menggeleng, dadaku sangat sakit. Kepalaku juga terasa pusing.

"Kepalaku."

Arnes memegang tanganku, dan kemdian ia memejamkan mata. Dan secara tiba-tiba rasa sesakku hilang.

"Terimakasih Arnes." kataku.

"Sama sama sayangku." kemudian ia mengecup dahiku singkat.

Kemudian aku memutuskan untuk kembali ke dalam rumah. Dan Arnes pergi berpamitan untuk memancing mencari ikan.

"Deana bangun, aku mohon."

Suara tangis itu lagi.

Saat Arnes tidak berada disisiku, aku sering kali mendengar suara tangis seperti memanggilku dan memintaku bangun.

Tapi aku tidak tidur dan bagaimana aku bangun?

Aku tidak pernah menceritakan hal ini kepada Arnes. Entah kenapa, aku hanya tidak ingin.

Aku terdiam sejenak, dan tiba-tiba saja aku menangis.

Kenapa aku sangat aneh? Apakah aku sudah tidak waras?

Aku sangat ingin berteriak. Tapi untuk apa?

Aku tidak mengingat apapun kecuali Arnes. Arnes suamiku, dan aku hidup bersamanya.

Tapi kenapa begitu? Kenapa aku melupakan semua hal kecuali dirinya?

Aku bahkan melupakan semua hal kecuali dirinya.

Kepalaku benar-benar sakit memikirkan hal itu.

"Deaan! Aku pulang, kali ini aku dapat banyak ikan loh."

Arnes sudah kembali.

Aku segera menemuinya, akan aku simpan semua pertanyaanku. Aku tidak akan melakukan apapun lagi untuk mencari tahu.

Aku sangat yakin bahwa diriku tidak memliki penyakit yang ia katakan.

"Kau bisa mengolahnya?" tanyaku.

Arnes mengangguk cepat, "Tentu saja."

Arnes menarik salah satu kursi yang berada didekatku, kemudian mempersilahkan ku untuk duduk.

The WolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang