[‼️𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼‼️]
"Woi, kalau mau bunuh diri jangan di jembatan ini! Lo mau nambah populasi setan lagi?" -Reygan Arvinsya Mahendra-
"SHIT! Itu cowok bikin gue gak mood bunuh diri aja!" -Vanisya Anind...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
♪ ♬ ヾ('︶'♡)ノ ♬ ♪
Hari ini adalah hari pertama Nindi bersekolah di SMA II Bangsawan bersama Revan dan Reygan. Pramesti tersenyum lebar melihat ketiganya yang sudah siap dengan seragam sekolahnya.
"Anak mama nambah satu nih yang mau sekolah." Nindi tersipu malu.
Jujur seragam yang dia gunakan sekarang dengan di sekolahnya dahulu sedikit berbeda. SMA II Bangsawan selalu dibebaskan menggunakan kaos kaki panjang atau tidak. Sedangkan di sekolah lamanya ia harus menggunakan rombi sebagai identitas sekolahnya dan kaos kaki panjang dibawah lutut. Lebih sederhana jika di Bandung.
Seperti biasa Revan selalu berhadapan dengan Nindi namun sekarang Nindi mulai terbiasa dengan tatapan maupun sikap Revan yang menurutnya membagongkan.
"Oh iya, bang nanti kamu antar Nindi ke ruang kepala sekolah dulu buat isi data sekalian kelas barunya." Revan berdeham singkat sebagai jawaban.
"Lwoh emwangnya gawk biswa piliw sendiwri kelwasnya?" tanya Reygan dengan mulut yang penuh makanan.
"Makanan itu ditelen dulu jangan ngomong aja, gak baik." peringat Nindi tanpa menatap lelaki tersebut.
Reygan tersenyum kecil disela kunyahannya. Perasaannya merasa berbeda jika yang menasehati dirinya adalah Nindi. Entah dia belum bisa memahami dirinya ini.
"Tuh Nindi aja paham masak kamu gak paham, Rey. Kayak anak kecil aja!"
"Iya iya maaf."
Tak ada lagi perbincangan saat makan. Sudah menjadi kebiasaan keluarga Pramesti jika didepan sebuah makanan dilarang keras untuk berbicara.
Waktu menunjukan 06:05 dan itu tandanya 20 menit lagi waktu sekolah akan dimulai. Ketiganya langsung pamit dan berangkat bersama. Untuk kali ini Revan dan Reygan berangkat sekolah dengan kondisi yang sedikit berbeda. Pramesti memaksa keduanya untuk membawa mobil, sebenarnya Nindi menolak keras dan ingin naik ojek namun bukan namanya Pramesti jika memaksa.
Nindi tidak ingin menjadi pusat perhatian saat datang bersama twins Mahendra. Sudah pasti kedua lelaki ini menjadi sasaran para siswi dengan tampang yang cukup mempesona. Nindi tidak munafik bahwa kedua putra Pramesti memiliki wajah yang tegas, ganteng dan termasuk golongan bibit unggul.
"Turunin gue didepan gerbang aja, Rey." pinta Nindi.
Iya memang Reygan lah yang memegang kemudi dengan Revan disampingnya. Sedangkan Nindi duduk di kursi belakang seperti majikan yang sedang dikawal oleh kedua bodyguard barunya.