Welcome readers,
My Guardian Twin's!♪ ♬ ヾ(´︶'♡)ノ ♬ ♪
"Itu cewek emang kerjaannya ngerepotin gue melulu deh,"
"Sekali kali kek gak caper sama nyokap bisa gak sih!"
"Malas banget malam malam begini harus ke supermarket cuma demi dia." omelnya selama mengelilingi rak jajanan.
Setelah dirasa sudah banyak dan cukup untuk stok camilan di rumahnya. Ia segera beranjak ke kasir untuk membayar semua belanjaannya.
"Totalnya semua 159 ribu rupiah," lelaki itu memberikan dua lembar uang berwarna merah. "Mau isi pulsa sekalian, mas?"
"Mbaknya mau minta nomer telfon saya ya?" telisiknya.
"Bu–bukan—"
"Langsung aja kali, mbak. Pakai modus isi pulsa segala. Mbaknya minta juga pasti saya kasih." Rasya mengedipkan matanya berkali kali. Hingga mbak kasirnya tersipu malu akibat godaan Rasya.
"Masnya bisa aja!"
Sudah dipastikan jika itu adalah kelakuan Rasya. Jiwa playboy–nya selalu muncul jika melihat cewek cantik. Sekalinya itu mbak mbak supermarket.
"Ini kembaliannya, mas. Terima kasih telah berbelanja di supermarket kami."
Rasya keluar dari supermarket itu. Ia tidak langsung pulang dan memilih duduk dikursi depan supermarket yang tersedia. Mengambil beberapa batang rokok untuk dihisapnya. Rasya memang merokok tetapi tidak pecandu. Hanya sesekali jika sedang banyak fikiran. Bisa dihitung jari dalam seminggunya.
Merokok ditemani kopi kalengan. Nikmat bagi sosok Rasya.
"Kalau aja Laras gak main ke rumah udah pasti gue langsung pulang. Bisa rebahan sambil main game sepuas hati gue,"
"Mampus gue tinggal pergi, biar kapok!" dumelnya terus terus.
Rasya meniup asap rokoknya dengan puas. Menatap langit yang semakin gelap. Beberapa kendaraan berlalu lalang menyinari jalanan yang sangat sepi. Sampaui akhirnya pandangan Rasya tertuju kearah seberang jalan yang tidak jauh dari posisinya. Lelaki itu menegakan tubuhnya, mematikan rokok tersebut yang masih menyala, dan terakhir meneguk kopi kaleng miliknya hingga tandas. Rasya semakin menyipitkan pandangannya, ragu dengan apa yang ia pandang.
"Gu–gue gak salah lihat kan?"
Tangannya bergerak mencari ponsel miliknya. Mencari kontak sahabatnya dengan tangan gemetaran. Sesekali Rasya memantau pemandangan diseberang sana.
"Hallo?"
"Ha–hallo, ke–kenapa?"
"Lah, nih anak minta digolok ternyata. Lo duluan yang telfon gue, anjir!"
YOU ARE READING
My Guardian Twin's
Teen Fiction[‼️𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼‼️] "Woi, kalau mau bunuh diri jangan di jembatan ini! Lo mau nambah populasi setan lagi?" -Reygan Arvinsya Mahendra- "SHIT! Itu cowok bikin gue gak mood bunuh diri aja!" -Vanisya Anind...