Welcome readers,
My Guardian Twin's!Absen dulu yuk! Kalian baca MGT jam berapa?
♪ ♬ ヾ('︶'♡)ノ ♬ ♪
Visual baru Nindi nih, gimana menurut kalian? 😍
♪ ♬ ヾ(´︶'♡)ノ ♬ ♪
"Terima kasih banyak, kak."
"Sama sama. Jangan lupa besok datang sesuai jadwal yang dikasih Abi." Nindi mengangguk paham. Tidak lama mobil Adinda pergi dari hadapannya menerobos derasnya air hujan.
Malam ini tepat pukul 10 malam langit di Bandung menumpahkan air hujan cukup deras. Adinda memaksa Nindi untuk pulang bersama menggunakan mobil. Tidak mungkin jugakan membiarkan Nindi pulang malam sendirian ditambah keadaan hujan deras. Untung saja rumah mereka searah jadi Adinda tidak merasa direpotkan. Tanpa Nindi sadari salah satu putra Pramesti telah berdiri diambang pintu memperhatikannya.
Ketika hendak memasuki halaman rumah Pramesti, Nindi kembali menengok kebelakang. "Kayak ada yang ngintai deh atau cuma perasaan gue?"
Nindi menggeleng cepat menolak semua fikiran buruknya dan kembali berjalan. Tepat didepan pintu Nindi menutup payung tanpa mempedulikan tatapan Revan yang berpusat padanya.
"Masuk, Van ini udah malam,"
"Dari mana?" tanyanya tanpa memperdulikan perintah Nindi.
"Kerja." jawabnya singkat.
Nindi membuka jaket yang membungkus tubuhnya. Saat ingin masuk lengannya ditahan oleh Revan, ia mendongak menautkan kedua alisnya. Mata hitam legam yang selalu Nindi takuti sekarang berubah teduh seperti ingin mengatakan sesuatu.
Ahh! Nindi melupakan satu hal bahwa lelaki dihadapannya ini yang sejak pagi dirinya hindari.
"Mau bicara sesuatu?"
YOU ARE READING
My Guardian Twin's
Teen Fiction[‼️𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼‼️] "Woi, kalau mau bunuh diri jangan di jembatan ini! Lo mau nambah populasi setan lagi?" -Reygan Arvinsya Mahendra- "SHIT! Itu cowok bikin gue gak mood bunuh diri aja!" -Vanisya Anind...