[‼️𝘽𝙐𝘿𝘼𝙔𝘼𝙆𝘼𝙉 𝙁𝙊𝙇𝙇𝙊𝙒 𝙎𝙀𝘽𝙀𝙇𝙐𝙈 𝙈𝙀𝙈𝘽𝘼𝘾𝘼‼️]
"Woi, kalau mau bunuh diri jangan di jembatan ini! Lo mau nambah populasi setan lagi?" -Reygan Arvinsya Mahendra-
"SHIT! Itu cowok bikin gue gak mood bunuh diri aja!" -Vanisya Anind...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
♪ ♬ ヾ(´︶'♡)ﾉ ♬ ♪
Hari semakin petang. Matahari telah menyembunyikan kehadirannya. Kini restaurant milik Abitya padat akan pengunjung. Tempat tersebut tengah disewa untuk acara ulang tahun yang bisa dibilang cukup meriah. Sehingga sang pemilik restaurant mengerahkan semua pegawainya.
Salah satunya seorang gadis cantik berusia 18 tahun ini. Gadis tersebut sibuk mondar mandir untuk melaksanakan tugasnya.
"Ini tolong taruh dimeja sebelah sana ya."
"Woi, minumannya perlu diisi ulang nih."
"Kursinya kurang dua dibagian pojok ruangan."
"Aduh lupa! Capcake–nya belum dikeluarin."
Iya kurang lebih seperti itu hebohnya para pegawai di restaurant Abi. Mereka saling kerja sama agar pelanggannya tidak merasa kecewa.
"Huft... lumayan capek juga ternyata." gumamnya.
"Nindi,"
Merasa namanya dipanggil, sang pemilik nama menoleh dengan sigap.
"Iya, kak? Ada yang bisa aku bantu lagi?"
Adinda menggeleng diiringi senyumam tipis. "Gak kok. Aku cuma mau menyampaikan pesan Abi kalau kamu bisa pulang duluan."
Terlihat jelas raut terkejut dari wajah Nindi. Gadis itu menoleh kiri dan kanan. Semua pegawai masih sibuk mengurus para tamu undangan, lalu mengapa ia dipulangkan? Bukankah semakin ramai tamu semakin dibutuhkan banyak pegawai?
"Tapi acaranya belum selesai loh, kak,"
"Gapapa. Aku sama Abi bisa tangani sisanya kok. Lagian kamu udah bantu kita dari pagi sebelum pegawai lainnya datang,"
"Aduh, gimana ya," ia mengusap tengkuk lehernya kebingungan. Harusnya sih senang tapi—–"Jangan deh, kak. Aku gak enak sama pegawai lain. Masak aku pulang duluan, sedangkan acara lagi ramai ramainya."
"Kamu yakin? Bukannya besok kamu ada acara di Jakarta?"
"Kok kakak tau?"
Adinda tertawa kala melihat raut terkejut dari Nindi kedua kalinya.
"Aku punya adik yang kebetulan juga diundang ke acara itu."
