~Part 33 || MGT ~

1.9K 238 48
                                    

Welcome readers,
My Guardian Twin's!

Welcome readers,My Guardian Twin's!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

♪ ♬ ヾ(´︶'♡)ノ ♬ ♪

"Lo kenapa maksa masuk sekolah sih?"

"Kalau gak sekolah gue gak akan pinter, Mey," Amey spontan memukul pundak Nindi membuat sang empunya meringis kesakitan. "Aduh sakit!"

"So—sorry, gue kesel sama lo. Keras kepala banget jadi anak,"

Nindi terkekeh kecil melihat wajah cemburut dari kekasih Erlan itu. "Ini cuma luka kecil kok. Gak ada apa apanya buat gue,"

"Sombong amat!"

"Nindi gitu loh." gadis itu mengibaskan rambut panjangnya diiringi kedipan manja. Perilakunya barusan membuat keduanya tertawa.

Sekarang Nindi dan Amey akan pergi menuju kantin. Berjalan ditengah tengah ramainya warga sekolah yang juga mengarah ke kantin.

Biasa, untuk mengisi perut yang sudah berkonser ria.

"Gue heran sama mereka. Wajah lo ada lebamnya aja masih jadi pusat perhatian. Gue jadi iri." celetuk Amey.

Memang betul adanya.

Tadi pagi ketika Nindi keluar dari mobil twins langsung menjadi sorotan. Bukan tanpa sebab, tetapi karena lebam yang ada dipipi kanan dan luka gores dipunggung tangannya. Luka gores tersebut ditutupi perban oleh Pramesti, maka dari itu sekarang Nindi menjadi pusat perhatian. Sedangkan untuk menutupi lebam di pipinya, Nindi memberi sedikit make up namun tetap saja terlihat. Semua ini gara gara Kalid dan anak buah papanya.

Sepulang dari pertengkaran itu, Pramesti hampir dibuat pingsan dengan keadaan Nindi dan kedua putranya. Lebam dan luka menganga berada dimana mana. Pramesti bergerak sigap menangani ketiganya. Yang paling parah adalah Reygan karena keahlian bela dirinya tidak sehebat sang kakak. Sedangkan Nindi masih dibatas wajar dibanding kedua putra Pramesti. Mungkin karena gadis itu melawan Kalid, jadi bodyguard pribadinya itu enggan menyakiti majikannya sendiri.

"Nindi." panggil Amey.

Nindi tidak menjawab, gadis itu sibuk mencari kursi kosong.

"Ada meja pojok yang lagi kosong tuh!" Amey langsung ditarik oleh Nindi menuju meja tersebut.

"Nin," panggil Amey sekali lagi.

"Apa?"

"Setelah ini apa yang akan lo lakuin?" senyuman yang begitu manis seketika hilang dari wajah Nindi. Ia tidak bodoh dengan arah pembicaraan Amey barusan.

My Guardian Twin'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang