59. WOW

49 5 1
                                    

Waktu berlalu begitu cepat dan kini sudah hampir satu bulan sejak kepulangan Ran dari Amerika, Ran melanjutkan rutinitasnya sebagai mahasiswa kedokteran di Belanda dengan aman sentosa meskipun berulang kali rasanya ingin menyerah tapi mau bagaimana lagi ? Ran pun tidak sudi mengalah pada rasa malasnya karena ada banyak orang yang menaruh harapan pada Ran agar menjadi dokter yang kompeten

Ran mengayuh sepedanya menuju coffe shop tempatnya bekerja sampingan meskipun sebenarnya keluarga papanya melarang tapi terobos aja lah yaa~ dikeranjangnya terdapat sebuket bunga peony berwarna pink yang dihias seindah mungkin, bunga pemberian dari seorang dokter yang mengajar dikelasnya. Entahlah sejak saat pertama kali berkenalan dengan dokter itu Ran sudah bisa menebak jika dia mendekati Ran karena ada maksud lain yaitu ingin mendapatkan hati Ran, dokter itu semakin gencar mendekati Ran ketika mengetahui Ran merupakan keturunan Tweddio, nama keluarga yang sering disebut dengan dinasti para dokter dan cukup terkenal didunia kesehatan karena kontribusinya

Nama keluarga yang didalamnya terdapat dokter dokter jenius yang tidak dapat diragukan lagi kredibilitasnya dalam dunia medis, terdengar keren bagi sebagian orang tapi menurut Ran itu hanyalah beban semata karena mau bagaimanapun menyandang sebuah marga yang terkenal akan reputasinya dalam dunia medis sangat terdengar tidak menyenangkan karena semua orang pasti akan menaruh ekspetasi yang terlalu tinggi padanya

Pernah sekali ada salah satu dokter dikelasnya yang mengatakan "Kamu menyandang nama Tweddio dibelakang namamu, pertanyaan yang seperti ini bukan pertanyaan yang sulit bagi seorang Tweddio" saat itu juga ingin sekali Ran menarik telinga sang dokter lalu berteriak dengan kencang ditelinganya agar dia bisa sadar untuk tidak memukul rata semua orang yang berasal dari keluarga yang sama lagipula Ran baru masuk ke fakultas kedokteran dan risetnya pun masih pas pasan 

Ngomong ngomong soal dokter yang memberi bunga pada Ran, namanya Leonhart tapi sering dipanggil sir Hart oleh muridnya termasuk Ran. Usianya masih cukup muda sekitar 5 tahun diatas Ran, wajahnya juga cukup rupawan dengan senyuman manis yang sering tersungging dibibirnya bisa dibilang sir Hart merupakan idaman semua wanita kecuali Ran yang ilfeel dengan sikap sok perhatiannya dan sikapnya yang terang terangan mendekati Ran, lagipula Ran sudah memiliki Gabriel yang sesekali datang mengunjungi Ran ke Belanda

Apakah Ran dan Gabriel berpacaran ? tidak tahu sih~

Ran memarkirkan sepedanya di tempat parkir khusus sepeda namun sebelum melakukan hal ituRan melihat bosnya sudah berdiri didekat pintu belakang dengan gelisah "Ran akhirnya kamu datang juga !" ucap bosnya

"Perlu sesuatu ?" tanya Ran

"Aku sudah menelponmu tapi kau tak kunjung menjawabnya jadi aku berasumsi kalau kau sedang berada dijalan dan ternyata benar, aku hanya ingin memberitahukan kalau hari ini cafe tutup karena aku harus berangkat ke Austria"

Ran bersorak senang didalam hati karena sejujurnya hari ini dia sedang malas bekerja karena dia habis disiksa oleh dosennya yang kelewat strict "Okay then, aku pulang dulu ya" ucap Ran lalu mengendarai sepedanya kembali kerumah dengan hati senang karena hari ini dia tidak memiliki tugas yang harus dikerjakan bisa dikatakan hari ini Ran bebas bermalas malasan hal yang tidak pernah Ran miliki selama masuk ke FK

Jarak dari mansion keluarga Ran ke kampus hanya berkisar 15 menit sedangkan jarak dari kampusnya ke coffe shop hanya berjarak 5 menit maka dia tidak keberatan untuk mengendarai sepeda ke kampusnya meskipun keluarga papanya sudah memfasilitasi Ran dengan fasilitas mewah tapi Ran tidak tertarik kecuali jika di transfer 5 juta euro oleh papanya tiap satu bulan sekali

Ran melihat banyak mobil terparkir diparkiran mansion padahal yang Ran ingat setiap anggota keluarganya selalu memasukan mobil di parkiran belakang dekat dengan garasi yang sudah mirip showroom, jantung Ran semakin berdetak cepat ingatan masa lalunya kembali muncul merengkuh dirinya dengan erat, Ran masih ingat dulu saat masih SMP dia pernah ditinggalkan oleh sang nenek untuk selama lamanya. Rumah yang Ran tinggalkan dalam keadaan tenang, saat pulang sekolah berubah menjadi ramai dan dipenuhi isak tangis

ARATHA (MAJOR REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang