11. Terima kasih

143 14 6
                                    

~~~

Ran terkejut ketika melihat sumber ringisan di balik pohon tadi,matanya membelalak tak percaya dengan apa yang dia lihat

"LO KENAPA ARTHA?!" tanya Ran

Artha merasa terkejut dengan teriakan Ran langsung menoleh ke sumber suara

"A-Artha gapapa" jawab Artha

"Gapapa bapak kau, bibir lo lecet hidung lo berdarah masih bilang gapapa are you fu**ing kidding me !?" Ucap Ran kemudian bersimpuh di dekat Artha yang membuang wajahnya

"Cuma luka ringan kok" ucap Artha berusaha menenangkan Ran

"Lo pikir gue gak bisa bedain mana luka ringan dan luka serius Artha,hidung pendarahan gitu lo bilang luka ringan, ayo ke uks" Ran menarik Artha dan membawanya ke UKS yang berada di dekat ruang guru

"Ada perlu apa kak ?" Tanya adek kelas penjaga uks

"Gak liat orang yang gue bawa lagi kenapa ?" Ucap Ran dengan raut wajah dan nada suara yang tidak bersahabat

"Lo cepet siapin obat obatan jangan cuma bengong, luka gak akan sembuh kalo ga di obatin, gimana sih lo!?" Sambung Ran masih dengan nada sinisnya

"Oh iya ka, ayo masuk" ucap adek kelas itu

"ARANAAAA, BARU TADI PAGI KAMU TOBAT DENGAN CARA GAK ISI LIST SISWA TERLAMBAT, SEKARANG UDAH BIKIN ANAK ORANG LUKA ?" Teriak pak Udin sambil menatap Ran dengan garang dan di sampingnya terdapat singa betina yang berwujud guru BK

"Ke ruang BK sekarang" ucap bu Tiara lalu pergi dan masuk ke ruang BK

Ran menggeram tertahan sambil memandang ke arah bu Tiara dan pa Udin yang melangkahkan kaki ke ruang Bk

"Pasangan yang cocok" batinnya

Ran mengalihkan pandangannya kepada adik kelas dan Artha yang juga sedang memandangnya

"LO dek, obatin cowok gue yang bener awas lo kalo sampe infeksi, gue pastiin lo gak akan pernah punya meja dan kursi yang layak di kelas" ancam Ran dengan sorot mengintimidasi

"Cepet sembuh sayang" Ucap Ran pada Artha, lalu melangkahkan kaki menuju ruang BK, tempat langganan Ran selama bersekolah disini

~~

Selama hampir 3 jam Ran berdiam diri di ruang BK, mendengarkan ceramahan dari guru BK tercintanya

Ran melangkahkan kakinya ke kelas, saat sudah sampai di pintu kelasnya terdengar suara bel pulang berbunyi nyaring, Ran berlari masuk ke dalam kelasnya dan mengambil tas lalu berlari keluar kelas

"KEMANA LO ?" Teriak Rayhan dari dalam kelas

"NANTI GUE KE RUMAH TATA" balas Ran dengan berteriak juga

Ran berlari di sepanjang koridor kelas 12 lalu berhenti di UKS, dengan nafas yang terengah engah, Ran membuka pintu UKS dengan hati hati

Namun nihil, UKS kosong tidak ada siapapun disini Ran hanya mampu tersenyum kecut, tujuannya ke UKS adalah untuk menjemput Artha dan mengantarnya pulang tapi sepertinya tuhan tidak berpihak padanya

Ran berjalan lunglai menuju parkiran tempat motornya di parkirkan, entahlah dia selalu merasa aneh tentang hal yang berkaitan dengan Artha, seperti tadi saat melihat Artha terluka hatinya mendadak panas,sesak dan marah

Dia tidak tahu apa yang salah dari dirinya yang sekarang ini, yang jelas dia suka melihat Artha aman dan baik baik saja,namun sebaliknya dia merasa marah saat melihat Artha terancam dan tersakiti seperti tadi

"Jangan gila Arana" rutuk Ran di dalam hatinya

Setelah berjalan beberapa saat Ran menemukan motornya terparkir rapi terpojokan hanya terdapat beberapa motor di sekitarnya tapi Ran tak peduli, dia segera menaiki motornya dan menyalakan mesin

Saat akan menjalankan motornya Ran menyadari ada bingkisan aneh yang tersangkut di stang motornya,Ran membukanya yang ternyata berisi 2 kotak pocky,1 botol banana milk dan 1 sticky note yang tertempel di kotak pocky

Ran membaca surat itu dengan dahi mengernyit namun sedetik kemudian senyuman lebar terbit di wajah Ran

Makasi banyak Arana :)
Artha

Mood Ran yang tadi biasa saja mendadak naik drastis setelah membaca pesan dari Artha, meskipun hanya sebatas ucapan terima kasih secara tidak langsung namun Ran merasa sangat bahagia karena dia dapat berguna bagi orang lain, well selama ini banyak yang sungkan meminta bantuannya padahal santai saja, akan Ran bantu selagi bisa

Ran melajukan motornya meninggalkan gerbang sekolah dengan hati bahagia sepertinya dia sudah mulai gila, Ran terus bersenandung dalam perjalanan ke rumah Tata

Namun satu yang Ran tidak sadari jika ada sesosok manusia yang juga ikut tersenyum ketika melihat senyuman itu

Senyuman seseorang yang selalu berkeliaran di kepalanya, senyum yang ia harapkan akan dapat terus melihatnya meskipun tidak mungkin

Tbc

ARATHA (MAJOR REVISION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang