17. Minggat

139 16 3
                                    

Ran mengerjapkan mata mendengar perkataan mamanya

whaaaat ? are you kidding me mom

Ran mulai merasa ada yang tidak beres diantara mamanya dan om Andreas, masa sih mereka saling suka?

"Ran kamu di tanya kok malah bengong"ucap mama sambil menyenggol bahu Ran

"Oh" Ran tersadar dari lamunannya
"Laki laki pada umumnya"

"Masa gitu doang, lebih spesifik dong Ran"

"Mama mau jawaban jujur apa bohongan ?" Tanya Ran berdiri dari sofa menghadap mamanya

"Hm jujur dong Ran"

"Jawaban jujurnya adalah tuh Mama udah di samper" Ran menunjuk pekarangan rumah di mana mobil sedan putih terparkir

Sontak mamanya langsung berdiri dan mengambil tas yang ada di sofa

"Ran mama pergi dulu ya,jangan nakal" ucap mama sambil keluar rumah

"Pulangnya jangan bawa adek baru Ma" lirih Ran

"Kamu bilang sesuatu Ran ?" Tanya mamanya

"Mana uang buat bayar makanan ma ?" Ran mengulurkan tangannya

Mamanya mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu dan memberikannya kepada Ran

"Tuh Ran, abangnya udah diluar ayo bareng keluarnya"

Ran dan mamanya berjalan beriringan keluar rumah dan terlihat om Andreas yang sedang memegang kresek berisi makanan

"Abangnya mana mas ?" Tanya mama pada om Andreas

"Mama panggil om Andreas dengan sebutan mas ? sejauh mana hubungan mereka berdua ?" Ucap Ran di dalam hati

"Oh barusan aja pergi, nih makanannya buat Arana ya?" Om Andreas menyerahkan kresek itu kepadanya

"Kan belum di bayar" ucap mama

"Udah aku bayar" ucap om Andreas sambil tersenyum menatap mama

"Thanks ya om" Ran langsung masuk ke dalam rumah dan memasuki kamarnya lalu mengeluarkan kresek makanannya sambil duduk di jendela kamarnya, Ran dapat melihat mobil sedan putih itu mulai meninggalkan pekarangan rumah

Makanan itu terasa hambar di lidahnya, kenyataan jika mamanya jatuh cinta lagi cukup membuat Ran merasa tertohok

Sejak kecil Ran hanya tinggal bersama mama dan kakak laki lakinya, tanpa figur seorang ayah yang pergi meninggalkannya entah kemana saat sehari setelah Ran lahir ke dunia, ayah pergi meninggalkan Mama yang baru saja melahirkan dan juga kakak yang masih berusia 3 tahun ketika Mama dan Kakak sedang tertidur pulas

Ran di besarkan tanpa kasih sayang seorang ayah, bahkan dia tidak pernah melihat wajah ayahnya hal itu membuatnya menjadi wanita yang mandiri dan tidak mengenal rasa takut karena sejak kecil Ran sudah di tuntut untuk mampu menjaga dirinya sendiri meskipun kakaknya selalu menjaga Ran, tapi hal itu tidak membuat Ran menjadi bergantung pada orang lain, dia tidak selemah itu

Ran segera menghabiskan makanannya kemudian meletakkan sisanya di atas nakas dan mulai fokus membaca novel pemberian kakaknya

Waktu terus bergulir tak terasa sekarang sudah jam 2, Ran meregangkan tubuhnya yang terasa kaku karena tidak di gerakkan

"Duh gabut" Ran melangkahkan kakinya untuk membersihkan diri dan memakai jeans serta kaos hitam pendek serta sneakers putih, dia lalu mengambil kunci mobil kesayangannya dan berjalan ke arah bagasi tempat mobilnya disimpan

Ran menggunakan sabuk pengaman dan mulai melajukan mobilnya untuk pergi ke rumah Mikhael. Ya, rumah Mikhael adalah destinasi favorit Ran ketika sedang gabut selain banyak makanan, orang tua Mikhael juga sangat ramah dan tentu saja ada Mikhael, kesayangannya

Rumah Mikhael yang tidak terlalu jauh dari rumahnya sudah terlihat dan satpam yang mengenali plat nomor mobil Ran langsung membuka gerbang rumah itu

"Main non ?" Sapa satpam tersebut

"Yoi pak"

Ran memarkirkan mobilnya di garasi dan segera turun lalu mengetuk pintu yang langsung di bukakan oleh Bi Umay pembantu di rumah Mikhael

"Loh non Arana, kemana aja kok jarang main sama tuan Mikhael?" Ucap bi Umay

"Iya bi, Mikhael ngajakin tapi Ran gamau"

"Ayo masuk, tuan sama nyonya nanyain non terus ke tuan muda katanya kenapa non gak main kesini"

"Oh ya, Mom and dad kemana bi kok sepi ?" Ran heran melihat rumah ini begitu sepi dan fyi Ran sudah dianggap anak sendiri oleh orang tua Mikhael. Begitu juga Mikhael yang sudah Mama Ivanna anggap sebagai anaknya sendiri, di tambah keluarga Ran dan Mikhael sering merayakan natal dan berlibur bersama

"Lagi ke London nengokin kembarannya tuan muda"

Ran hanya menganggukan kepalanya dia hampir lupa dengan kembaran Mikhael yang berada di Inggris, yang juga merupakan sahabatnya. Terpisah 5 tahun membuat Ran merindukan sahabatnya itu

"Non tunggu di kamarnya tuan muda aja bentar lagi juga pulang kok" ucap bi Umay sambil melihat jam yang tergantung apik di atas dinding, memang sebentar lagi Mikhael pulang sekolah

"Oke bi" Ran melangkahkan kakinya ke lantai dua menuju kamar Mikhael yang sudah Arana hafal di luar kepala dan memutar knop pintu lalu masuk ke kamar yang Ran rindukan

Kamar bernuansa minimalis dengan warna abu abu dan putih yang mendominasi, wangi tubuh Mikhael yang khas menguar di kamar ini membuat Ran betah berlama lama disini dan juga dengan sekeranjang camilan yang memang sengaja Mikhael sediakan untuk menghilangkan gabut, kamar ini terlalu rapi untuk seukuran kamar laki laki, dan Mikhael melarang orang lain membersihkan kamarnya, dia lebih suka membersihkan kamarnya sendiri

Di tembok terdapat tulisan "A classic journey with my beloved person" dan di bawah tulisan itu terdapat banyak bingkai foto berwarna putih salah satunya terdapat foto Hell Angels, Foto Mikhael dan keluarganya, Foto Ran baik sendiri maupun berdua dengan Mikhael di mulai dari saat masih kecil sampai sekarang, foto masa kecil Mikhael, dan foto Mikhael bersama kembarannya,Gabriel

Ran tersenyum melihat foto foto itu,setiap gambar yang di abadikan memiliki kenangannya masing masing seperti foto Ran dan Mikhael ketika berumur 7 tahun, pada saat itu mereka sedang berlibur bersama di cottage milik keluarga Mikhael
ayahnya meminta kami untuk duduk di kursi yang ada di dekat pohon besar lalu memotret kami, di foto yang pertama terlihat Ran dan Mikhael yang sedang tertawa, di foto yang kedua Ran sedang mencubit pipi Mikhael dan Mikhael yang menunjukan raut wajah cemberut dengan melipat tangan di depan dadanya, di foto ketiga Ran sedang tersenyum hingga menunjukkan gigi depannya yang ompong satu dan Mikhael yang mencium pipinya

Ran terkekeh mengingat kejadian itu dimana setelah mencium pipinya, Mikhael langsung lari ke pelukan mamanya dengan wajah yang memerah karena keluarga besar Neville berteriak heboh ketika melihatnya mencium pipi Ran

Ran tidak menyadari jika seseorang sudah berdiri di belakangnya sedari tadi sampai akhirnya sepasang tangan melingkari pinggangnya dan membuat Ran terkejut

TBC
Vote jangan lupa ya💚

ARATHA (MAJOR REVISION)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora