2. Sejarah

325 22 5
                                    

Ran terduduk dengan tenang dan santai di hadapan guru BK yang menampilkan raut wajah tidak sukanya

"Kamu tau apa kesalahan kamu hari ini ?" Tanya bu Tiara,singa betina yang berubah menjadi guru BK

"Tau, telat masuk sekolah, loncatin pagar belakang dan kabur dari hukuman" jawab Ran dengan santai seakan masuk ke ruang BK bukan menjadi masalah untuk dirinya

"Syukur kalau kamu tau, udah berapa kali ibu bilang sama kamu buat perbaiki kelakuan kamu Arana ?" Ucap Ibu Tiara kemudian menghela nafas merasa jengah dengan kelakuan anak muridnya yang agak ajaib ini

"Banyak bu, sampai Ran lupa" jawab Ran seadanya karena memang dia tidak punya waktu untuk mengingat berapa kali guru Bk nya itu memintanya untuk merubah kelakuan

"Serius Arana, sampai kapan kamu bakalan kaya gini terus ? kamu udah kelas 12 harusnya kamu memperbaiki kelakuan kamu, mau jadi apa kamu kalo terus begini ? lagipula, kamu ini perempuan kelakuan kamu itu gak pantes buat seorang perempuan, kamu pasti di ajarin sama mama kamu buat jadi anak baik kan ? kamu mau bikin keluarga kamu malu ? jujur Arana, kalau kamu jadi anak ibu, ibu bakalan malu anggap kamu sebagai anak ibu" ucap bu Tiara dengan menggebu gebu, ucapannya itu sedikit menyinggung Ran ketika mendengar kata mama dan keluarga

"Aku tau kok kalau aku udah kelas 12" jawab Ran

"Kalau tau kenapa kelakuan mu gak berubah ?" Tanya bu Tiara

"Ibu, sikap dan latar belakang seseorang gak bisa di jadikan acuan buat masa depan seseorang, karena orang juga bisa berubah gak semua orang baik, rajin, penurut, sopan jadi orang sukses dan gak semua orang yang nakal jadi orang yang gagal, selagi ada kemauan buat bangun masa depan yang cerah kenapa harus berubah menjadi pribadi yang berbeda ? biar orang suka karena kita good attitude ? tidak bu ! Percuma disukai orang lain tapi harus selamanya hidup dalam kepalsuan" ucap Ran

"Ibu tau hidup itu pilihankan ? setiap orang memiliki pilihannya sendiri untuk menjadi jahat ataupun baik, begitu juga dengan aku. Aku punya hak buat menentukan mau seperti apa hidup aku ini dan terima kasih ibu sudah mau peduli, ibu tadi tanya aku mau jadi apa kalau kelakuan aku terus kayak gini ? apapun itu, yang jelas aku mau jadi orang yang gak mudah menilai dan mencap buruk seseorang hanya karena dilihat dari kelakuannya, semua orang memiliki potensi masing masing, di dunia ini gak ada orang yang gagal jika tidak ada orang yang menjatuhkan mimpi orang tersebut" Sambung Ran dengan senyuman manis

"Dan ibu, sayangnya Ran bukan anak ibu jadi ibu gak perlu malu, jangan pernah menyalahkan orang tua dan jangan juga mencap gagal orang tua hanya karena anaknya itu nakal, ibu ini seorang perempuan apa ibu gak tersinggung kalau ada perempuan lain yang mencap ibu sebagai ibu dan orang tua yang gagal ? saya tau ibu punya anak yang seumuran sama saya, bagaimana perasaan ibu kalau anak ibu ada di posisi saya ? dengan ibu berkata seperti itu, ibu sudah menunjukan pada saya bahwa ibu itu tipikal orang tua yang menuntut anaknya menuruti apa kehendak orang tuanya, anak itu bukan boneka loh bu, seperti yang saya bilang kita punya pilihan buat menentukan jalan hidup masing masing, dan tentu harus siap dengan segala konsekuensinya, Ran pun gak mau masa depan Ran suram tapi, Ran punya jalan sendiri buat meraih masa depan yang selalu Ran idamkan, percaya atau tidak Ran itu sedang berproses meraih cita cita lho~ ibu gak tahu kan ? Tapi seperti yang orang lain bilang 'people didn't care with your process' jadi Ran diam diam saja, ibu tunggu saja nanti siapa tahu pas reuni akbar nanti Ran sudah jadi dokter hehe, aamiin" Ran tetap mempertahankan senyumnya, jika di tanya apakah dia marah ? tentu saja Ran marah dia paling tidak suka di sangkut pautkan dengan orang tuanya karena inilah jalan yang Ran pilih

"Sudah Arana lain kali jangan diulangi, lebih baik kamu masuk kelas, kamu sudah melewatkan 3 jam pelajaran" Pak Udin berkata untuk menengahi ketegangan antara Ran dan bu Tiara, Ran sebenarnya heran pak Udin memang senang menghukumnya namun, kadang pak Udin membelanya ketika guru guru memojokkannya dia galak dan baik at the same time, jadi meskipun terkesan murid kurang ajar, Ran masih menaruh rasa hormat pada pa Udin.

Ran berjalan keluar dari ruang BK dan mulai melangkahkan kaki untuk menuju kelasnya, di sepanjang koridor yang Ran lewati terasa sangat sepi ya maklum saja waktu sudah menunjukkan pukul 10:25 waktu dimana KBM berlangsung setelah istirahat pertama, setelah melewati koridor yang sepi Arana sampai di kelasnya 12 MIPA 3 yang tampak sepi sepertinya kbm sedang berlangsung di dalam sana,Arana langsung mengetuk pintu kelasnya yang tertutup kata neneknya kesopanan itu penting

Tok..tok...tok

"Masuk" balas seseorang di dalam sana, Ran langsung membuka pintu itu dan ternyata sudah ada guru matematika wajib yang terkenal dengan kesadisannya. Namun,Ran tidak peduli niatnya masuk ke kelas ini adalah untuk belajar, meskipun Ran tidak yakin dengan niatnya itu

"Dari BK lagi Arana ?" Tanya pak Ferdi dengan wajah datarnya

"Iya pak" Jawab Ran seadanya

"Kamu gak bosen ya ? kamu telat 15 menit, jika kamu telat 5 menit akan saya toleransi tapi kamu telat 15 menit,sesuai dengan kesepakatan kelas waktu itu, jadi silahkan keluar !" Ucap pak Ferdi sambil melanjutkan menulis materi di papan tulis

"Pak, Arana telat 15 menit juga abis dari ruang BK bukan keluyuran kasih keringanan lah pak" Bantah Mikhael,yang terlihat tidak terima dengan keputusan pak Ferdi

"Itu sudah konsekuensinya, kamu mau ikut keluar juga Mikhael ?" Tanya pak Ferdi

Sontak Ran langsung memberikan isyarat untuk diam kepada Mikhael, yang tentu saja langsung membuat Mikhael menggeram kesal dan kemudian duduk kembali di kursinya

"Yasudah pak, permisi" ucap Ran,kemudian keluar dari kelasnya,teman sekelasnya memandang Ran dengan tatapan kasihan, namun itu sama sekali tidak membuat Ran merasa sedih karena Ran sudah memutuskan pahit dan manisnya kehidupan akan dia telan sendiri

Ran tidak tahu harus kemana, dia berjalan sempoyongan tak tahu arah sampai akhirnya dia menyadari bahwa dia sudah berdiri di depan tempat yang paling dia hindari selama 3 tahun bersekolah, Perpustakaan.Ran langsung memasuki perpustakaan sekolahnya yang tentu saja langsung di hadiahi tatapan keheranan dari penjaga perpustakaan

"Bolos lagi kamu Arana?" Tanyanya

"Di keluarin, Ran mau baca baca bolehkan?" tanya Ran kepada penjaga perpustakaan

"Boleh, jangan berisik ya" ucap penjaga perpustakaan sambil memberikan senyuman untuknya, menurut Ran baru kali ini dia menemui guru di sekolahnya yang tidak memandangnya dengan tatapan menghakimi

Ran membalas senyuman itu lalu melangkahkan kaki menuju rak rak buku yang berisi buku sejarah dan mengambil satu buku yang berisikan tentang kerajaan kerajaan pada masa Hindu - Buddha, Ran memilih tempat duduk paling pojok dan mendudukan dirinya di situ, Ran membuka buku itu dan membacanya dengan seksama, Ran sangat suka hal hal yang berbau sejarah dan ingin merasakan hidup di jaman dahulu ketika Indonesia masih di pimpin oleh beberapa kerajaan

Konyol memang, tapi itulah kenyataannya di saat beberapa anak muda jaman sekarang sangat anti terhadap sejarah, Ran malah selalu merasa haus dan ingin menggali lebih dalam jika sudah membaca atau di ceritakan tentang sejarah karena menurutnya kehidupan di masa lampau sangat mengagumkan dan dia ingin terus mencari tahu tentang sejarah Indonesia yang belum terungkap agar di masa depan semua orang tahu begitu mengagumkannya peradaban indonesia di masa lalu

Ran terlalu asik membaca bukunya sampai lupa memperhatikan sekitarnya

"Kamu, suka sejarah?"

Tanya seseorang di seberangnya yang membuat Ran tertegun dan langsung mengalihkan pandangannya

Tbc

ARATHA (MAJOR REVISION)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu