3. Hungry

1.2K 135 0
                                    

Bosan.

Taehyung bosan sekali, beginilah aktifitasnya. Mengerjakan tugas sampai larut malam, atau terkadang ketika sedang tidak ada tugas dia main ke rumah Jimin, atau bahkan menginap.

Jimin tinggal bersama Ayahnya. Lantas kemana Ibunya? Ibunya telah meninggal saat Jimin menginjak bangku SMA. Dikarenakan kanker payudara stadium akhir yang tak dapat disembuhkan, yang membuat beliau meninggal karena penyakit itu. Jimin tentu terpukul sekali saat itu, Taehyung ingat Jimin bahkan mogok makan dan tak mau sekolah sampai seminggu. Tapi akhirnya Jimin mengerti dan ceria seperti dulu lagi, walaupun dia sadar dan tidak terlalu bergantung kepada Ayahnya. Karena saat masih ada mendiang Ibunya, dia tergolong anak yang sangat manja. Jadi dia merubah sifatnya menjadi lebih dewasa.

Dan juga Ayah Jimin semenjak sepeninggalnya mendiang Ibu Jimin, dia menjadi gila kerja. Tapi Ayahnya itu masih memerhatikan dan memberikan kasih sayang kepada Jimin, anak satu-satunya. Jimin juga maklum kepada sifat sang Ayah, dia bekerja pun untuk dirinya. Menikmati hidup mewah yang berkelimpahan.

Taehyung sempat berpikir, Jimin jauh lebih beruntung daripadanya. Masih memiliki Ayah, dan terlebih lagi sayang padanya. Tapi Taehyung tidak. Saat dia menginjak kelas 2 SMP, kecelakaan tragis merenggut nyawa kedua orang tuanya. Tentunya untuk anak seusia Taehyung pada saat itu pasti benar-benar merasa terpukul. Hanya Hyungnya, hanya Kak Namjoon yang dia punya. Selisih umurnya pun terbilang jauh, 8 tahun. Dan pada saat itu Namjoon sudah kuliah, bahkan mengambil alih perusahaan orang tuanya.

Tetapi itu terbilang sulit untuk Namjoon, apalagi dia sama sekali tidak ada pengalaman di bidang bisnis. Dan itulah yang menyebabkan perusahaan itu menjadi turun drastis, dia sama sekali tidak tahu menahu tentang perusahaan orang tuanya. Tetapi mengingat mempunyai dongsaeng yang masih kecil yang harus ia rawat, ia bertekad untuk membuat perusahaan itu naik lagi dengan cara bekerja keras.

Dan itu terbukti, sekarang Namjoon sudah menjadi pemuda yang sudah sangat sukses di dunia bisnis. Tetapi sifat buruk Namjoon itu ialah 'gila kerja'. Dia ketika dihadapkan dengan pekerjaan selalu membuatnya lupa daratan, lupa segalanya. Dia hanya mengingat punya adik yang harus dinafkahi, mengirimkan uang tiap bulannya dengan nominal yang tidak sedikit. Dan hanya menanyakan kabar seperlunya saja ke adiknya.

Itulah yang membuat Taehyung merasa sangat kesepian, tetapi Jimin selalu ada untuknya. Hal itulah yang membuat Taehyung merasa, Jimin adalah orang yang sangat berarti di hidupnya. Walaupun menyebalkan, galak, mulutnya pedas, tapi dialah satu-satunya sahabat Taehyung.

Tapi Taehyung juga tidak mengerti, mengapa Kak Namjoon tidak mengabarinya jika ingin datang kemari. Apakah urusan bisnis? Atau memang ingin menemuinya? Taehyung tidak tahu menahu tentang itu, yang pasti hubungan dia dan Namjoon tidak ada kata 'baik'. Hubungan dia dan Namjoon sangat rentang untuk kategori saudara kandung.

Juga uang yang selama ini Namjoon kirimkan dipakai hemat sekali oleh Taehyung. Dia bukan orang pemboros, dia mengerti keadaan. Uang yang dikirimkan oleh Kakaknya akan dia gunakan untuk membayar uang kuliah. Selebihnya uang hasil tabungannya. Membayar kuliah itu setinggi langit, walaupun dia bisa meminta lebih kepada Namjoon, tapi tetap saja merepotkan. Bayangkan saja, usia Kakaknya yang sebentar lagi menginjak kepala tiga saja masih belum menemukan calon. Itu yang membuat Taehyung merasa beban.

Dia juga berpikir ingin mencari kerja part time, tapi balik lagi dipusingkan oleh tugas dan Jimin. Sahabatnya itu pernah melarang Taehyung untuk kerja part time, katanya "Kenapa tidak jujur saja ke Kak Namjoon, atau jika kau merasa tak enak padanya, biar aku yang membayar apa yang kau perlukan. Blackcard ku menganggur."

Dasar sombong.

Sahabatnya itu melarang keras Taehyung untuk kerja part time, selain karena alasan-alasan klasik ala Park Jimin, Taehyung juga punya riwayat penyakit Anemia dan Maag akut. Dan rajin sekali mengingatkan lewat pesan atau telepon untuk sekedar menanyakan sudah makan apa belum.

Sempat terbesit di benak Taehyung kalau Jimin itu belok. Lagi pula dia selalu mengirim pesan setiap jam! Seperti pacar saja! Memangnya Taehyung anak kecil apa, selalu diingatkan. Dasar berlebihan.

Taehyung juga tidak mengerti, mengapa disaat bertukar pesan lewat handphone waktu itu, dia menjawab dia ada di Gyeongsang untuk urusan kuliah. Dia hanya spontan mengetik, tak tahu berakhir seperti sekarang. Namjoon datang ke Seoul, lalu bagaimana kalau dia datang kemari lalu kaget karena ada dirinya? Memikirkannya saja sudah membuat pusing.

Disaat sedang melamun, bunyi perutnya yang lapar pun membuat Taehyung tersadar akan lamunannya.

Jam 09.10 PM KST.

"Aish, siang makan ramyeon masih gak kenyang huh?" Tanyanya kepada perutnya sendiri.

Taehyung berjalan ke kamar mandi untuk mencuci mukanya, niat ingin keluar mencari makan.

Baru selesai cuci muka dan ingin berganti baju, handphone Taehyung berbunyi tanda pesan masuk.

Pasti si bantet.

Benar saja, Jimin menanyakan apakah sudah makan apa belum. Niat ingin meminta Jimin kemari untuk membawakannya makanan, tapi dia merasa tak enak. Sudah seringkali dia bersikap manja kepada Jimin, jadi tak apa untuk kali ini dia sendiri pergi.

Bohong sekali tak apa kan? Jawab saja sudah.

Membalas pesan Jimin lalu berganti baju, mengunci pintu dan berjalan keluar dari apartemen.

Dingin angin malam menembus kulit, tetapi terasa begitu menenangkan.

Taehyung adalah tipe orang yang menyukai ketenangan, dia lebih suka menghabiskan waktunya sendirian. Entah itu sekedar rebahan di tempat tidurnya atau mengerjakan tugas. Menurutnya sangat menyenangkan, jika bagi kebanyakan orang sesuatu hal yang membosankan itu patut dihindari, namun tidak bagi Taehyung.

Saat asik bergelut dengan pikirannya sendiri, dia tak sadar langkah kakinya membawanya menuju tempat ini. Restoran kimchi langganannya. Dan Jimin tentunya.

Kalau dipikir-pikir, setiap momen di hidup Taehyung pasti selalu ada Jimin, ntahlah. Kedua orang tua Taehyung dan Jimin sudah berteman sedari mereka masih bayi. Itulah yang membuat keduanya sangat dekat.

Memakan kimchi jjigae boleh juga disaat dingin begini.

Pikir Taehyung lalu memesan. Selagi memesan dia menunggu didepan restoran dan melihat jalan raya Seoul didekat apartemennya, sangat ramai dan berisik.

Lamunan Taehyung pecah kala mendengar suara berisik dari kerumunan di sebrang sana.

Karena jiwa penasaran Taehyung yang cukup tinggi, membuat dia tanpa sadar menghampiri kerumunan itu dan melihat apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi?" Tanya Taehyung kepada salah satu wanita yang ada disitu.

"Barusan kecelakaan sepeda motor terjadi." Jawabnya singkat dan lanjut menjadi penonton di kerumunan itu.

Disaat dia hendak menerobos kerumunan itu, terdengar suara erangan yang dia kenal.

Saat berhasil memasuki kerumunan itu, dia terbelalak melihat siapa yang kecelakaan disitu.

"Jungkook?!"

Pemuda yang mendengar suara familiar itu langsung menoleh ke sumber suara dan melihat ada lelaki manis yang menabraknya beberapa hari yang lalu.

"Taehyung?"

• • •

To Be Continued

🐰🐯

Refuser d'y Aller [KV]Where stories live. Discover now