22. Taruhan

428 69 0
                                    

"Minggir!"

Jungkook tak terima lalu mulai mengeluarkan kata-kata mutiaranya, "Dasar orang gila! Kau yang buat masalah malah balik marah-marah padaku."

Kaki Jimin gatal sekali rasanya ingin menendang wajah manusia sialan yang ada didepannya ini, namun ia urungkan.

"Memangnya kau tahu passwordnya bodoh?!"

Diam-diam Jungkook mengangguk seperti orang bodoh, "Benar juga. Tapi kan bisa tidak usah marah-marah! Stupid dog."

Akhirnya Jungkook pun dengan malas memberi jalan untuk Jimin, sehingga dapat memencet password kamar Taehyung.

Terbuka.

Jungkook tersenyum dalam diam, ia senang karena tahu password kamarnya Taehyung. Jadi sewaktu-waktu kalau ingin mampir tinggal masuk, tak perlu mengetuk.

Pintu terdorong begitu lebar karena ditendang oleh Jimin secara pelan. Bisa gawat kalau Taehyung terbangun.

Dia kemudian menuju ranjang Taehyung dan membaringkannya disana, melepas sepasang sepatunya kemudian menaruh tas Taehyung diatas meja belajar anak itu.

Jungkook menutup pintu kamar apartemen Taehyung dengan pelan, dia perlahan menghampiri Taehyung namun hampir saja terjatuh karena didorong oleh Jimin.

"Jangan coba-coba untuk mendekat." Ucap Jimin dingin lalu menaruh obat-obatan PK3 di ranjang Taehyung.

Hembusan nafas kasar terdengar dari Jungkook, daripada ribut berkepanjangan lebih baik dia duduk saja di sofa sambil menunggu macan galak itu bangun.

Toh juga yang salah orang itu, bukan aku.

Jimin menaruh obat merah diatas kapas yang dia pegang lalu menekan pelan di hidung Taehyung yang terluka. Jimin benar-benar merasa sangat bersalah karena dia tidak sengaja menyakiti sahabatnya sendiri.

Walaupun dia sangat-sangat terpaksa mengajak Jungkook, karena dia tak mau ribut lagi. Dan lagi orang itu yang memaksa, jadi yasudah.

Bagaimana Taehyung bisa sampai disini? Sangat tidak mungkin dibawa pakai motor, yang ada ditangkap polisi karena berboncengan bertiga.

Si Jungkook itu sudah duluan memanggil taksi online yang baru ingin Jimin order, pada akhirnya mereka berdua meninggalkan motor mereka di lapangan basket itu.

Jimin membereskan obat-obatan itu saat dirasa sudah selesai. Dia berdecak kesal karena melihat Jungkook yang nampak santai sambil memainkan handphonenya.

"Idiot, kalau kau hanya ingin bersantai mending tak usah ikut."

Telinga Jungkook yang mendengar kalimat yang membuat emosi itu jelas menjadi ikutan kesal, memangnya Taehyung pacarnya sehingga punya hak untuk melarangnya? Kan tadi dia yang menyuruh Jungkook untuk menjauh dari ranjang Taehyung, malah sekarang dia yang marah-marah.

"Hei pendek, apa maumu?" Ledek Jungkook sambil berdiri merenggangkan otot tangannya.

"Kalau aku pendek kau apa? Preman?" Tak mau kalah Jimin pun menggulung lengan bajunya sampai terlihat otot yang tercetak sempurna di lengannya itu.

Mereka berdua perlahan saling berjalan mendekat lalu menatap dengan sengit satu sama lain, bersiap-siap untuk bertarung di... Kamar Taehyung.

Sangat tidak elit.

Baru saja ingin mulai berkelahi namun terhenti karena mendengar suara seseorang yang daritadi mereka ributkan, "Eunghh..."

Keduanya pun menoleh kearah Taehyung yang nampak sudah siuman dari pingsannya itu kemudian menatap aneh kearah Jungkook dan Jimin.

Refuser d'y Aller [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang