47. Snow

382 40 6
                                    

Kepalanya berdarah, matanya memancarkan emosi yang begitu mencekam. Pikirnya, siapa yang berani mengusik hidupnya yang membosankan ini? Bukankah sudah cukup penderitaannya selama ini?

Mata Taehyung melihat ke seluruh arah, orang-orang itu masih ada didepan dirinya. Entah apa yang mereka bicarakan, yang pasti Taehyung cepat-cepat pergi dari sini dan segera melaporkan kejadian gila ini pada polisi, lalu ia tidak akan pernah memaafkan dalang dari semua kejadian ini.

"Hei, bukankah bos terlalu sinting sampai menyuruh kita menyiksa pemuda manis ini?" Kata seorang pria yang berbau rokok yang menyengat. Temannya melihat ke arah Taehyung sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Betul juga, aku rasa dia memang psikopat gila."

Keduanya tertawa dengan kencang seakan Taehyung adalah bahan jokes bagi mereka. Dalam kesadarannya Taehyung bergumam memaki bos mereka. "Bajingan sialan."

Dua pria tersebut berhenti tertawa, menatap Taehyung tidak suka.

"Apa katamu? Barusan kau mengumpat pada kami?" Ucap pria satu lagi yang sedang menghidupkan pematiknya.

"Tidak. Aku mengatai bos kalian, tuh." Kata Taehyung santai. Mereka berdua hanya terdiam sambil menatap satu sama lain. "Lalu apa maksudnya? Kau sekarang sedang menjelek-jelekan atasan kami, huh?!"

Taehyung tersenyum dalam diam.

"Tidak juga. Lebih tepatnya kalian para cecunguk bodoh yang salah bekerja pada orang. Aku jadi kasihan terhadap kalian."

Dia mendongak dengan mata sayunya, "Apa jadinya jika anak, istri kalian, atau bahkan keluarga kalian, tahu bahwa kalian hanya orang-orang bodoh tidak berakal?"

Keduanya melotot marah dan bersiap memukul Taehyung lagi.

"Wah.. Apa kau mau mati?!" Teriaknya sambil mengayunkan tangannya di udara.

Taehyung menutup matanya kesakitan saat merasa kepalanya dibenturkan di dinding belakangnya, ia terbatuk dan bersusah payah membuka matanya.

Dagunya ditarik kasar dan dimasukkan sebatang rokok yang sudah menyala. Dia terkejut dengan cepat mengeluarkan benda itu dari mulutnya, namun kembali dicekoki oleh batang rokok yang lain oleh bajingan-bajingan itu.

"Kenapa dimuntahkan? Kata bosku kau akan segera mati kan?"

Tangannya bergetar hebat saat mendengar kalimat itu. Seumur hidupnya, Taehyung tak pernah memberi tahu hal ini selain kepada Jimin, dan tentu saja kekasihnya yang mengetahui hal ini secara dia-diam.

"Jawab aku jalang!!"

Satu tamparan berakhir mulus di pipi Taehyung yang sudah berdarah.

Tak puas menyiksanya, mereka bersiap memukul kaki Taehyung dengan kayu. Namun dobrakan pintu menghentikan mereka.

BRAKK

"BAJINGAN!! JAUHKAN TANGAN KALIAN DARINYA!"

Di sisa kesadarannya Taehyung tersenyum tipis, saat melihat pacarnya begitu marah sampai terlihat ingin membunuh orang-orang itu.

Cih, kau telat, Jungkook.

Jungkook dengan cepat menghajar orang-orang yang berani menyentuh miliknya. Ketika semuanya tumbang ia menghampiri Taehyung yang sudah dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Jimin mengerti dan mengurusi semua sisa orang-orang itu dengan bantuan polisi juga yang sudah ia telpon. Karena Jimin tahu Jungkook dalam kondisi syok melihat Taehyung, ia menyuruh Jungkook agar membawa Taehyung ke rumah sakit saja.

Tanpa lama Jungkook langsung membawa Taehyung ke dalam mobil dan menuju rumah sakit.

Jantung Jungkook berdegup dengan kencang merasakan firasat bahwa Taehyung benar-benar 'sakit'.

Dan entah ke yang berapa kali Jungkook menggendong Taehyung ke rumah sakit agar memanggil dokter yang bisa menyelamatkan nyawa kekasihnya.

• • •

Jimin datang bersama Hoseok. Setelah memberi tahunya mengenai kejadian yang menimpa Taehyung, ia terkejut sekali dan memaksa ingin ikut ke rumah sakit.

Dan terlihat lah Jungkook yang bahkan tidak nampak seperti manusia normal.

Dia terlihat sedih, namun marah. Auranya seperti orang yang bisa membunuh siapa saja yang berdialog dengannya.

"Bro, are you okay?" Tanya Jimin takut.

Tak mendengar jawaban Jimin pun duduk di samping Jungkook.

"Kau tidak boleh lemah. Taehyung membutuhkanmu."

Katanya lalu pergi dari situ membiarkan Jungkook sendiri. Hoseok yang juga paham pun membiarkan Jungkook sendiri.

Hoseok menoleh kebelakang memastikan Jungkook masih di tempatnya, "Dia itu pacarnya Taehyung kan?"

"Ya."

Hoseok terdiam mendengar itu,

Sementara di tempat lain seorang pria telah kalah telak dan berada di kaki sang pria tampan yang memegang senapan.

"Sudah cukup kau bermain-main denganku, Oh Sehun."

Pria dibawah kakinya menggeram tertahan. Berusaha meronta sekuat tenaga.

"Dasar anak buah tidak berguna!" Teriaknya kepada anak buahnya yang sudah terkapar lemas habis dipukul oleh pria itu.

Sehun merasa pijakan kaki di punggungnya makin kuat, "Arghh!"

"I-I just joking with you--ARGHH!!"

Ia berteriak sekali lagi.

"Kim Na-Namjoon.."

"Ya, memohon lah kepadaku. Aku sudah bilang kan, kalau mau bermain-main denganku jangan melibatkan siapapun. Tapi kau malah melibatkan adikku. Kau tahu kan aku tidak akan memaafkan orang sepertimu?" Ucap Namjoon menyeringai.

"Tapi--"

DORR

Namjoon meniup ujung senapannya dan pergi dari situ.

Tujuannya sekarang adalah pergi menemui adiknya yang selama ini sudah menderita karena dirinya yang tidak becus sebagai seorang Kakak.

Namjoon tidak akan memaafkan dirinya sendiri kalau semua yang terjadi ini akan membuat Taehyung membencinya.

• • •

To Be Continued
🐰🐯

Refuser d'y Aller [KV]Where stories live. Discover now