6. Aku... Manis?

988 110 4
                                    

Taehyung menendang batu-batu kecil yang ada di dekat kakinya. Ia bosan menunggu Namjoon yang berjanji akan menjemputnya, sudah 15 menit dia menunggu di depan gerbang kampus.

Lalu kenapa dia masih betah menunggu? Jawabannya karena dia masih asyik melamun.

Taehyung masih memikirkan cara bagaimana nanti saat Kakaknya bertanya tentang apa maksudnya ada di Gyeongsang. Dia pun tak tahu mau jawab apa, masalahnya Kakaknya itu menyeramkan sekali kalau sudah marah.

Duh, ya mana aku tahu dia akan datang!

Begitu pikirnya. Toh menurutnya dia tak sepenuhnya salah kok, hanya salah ketik saja. Iya, salah ketik. Bilang saja begitu, pasti akan mengerti.

Hyungsik sudah pulang dari tadi omong-omong. Biasanya kalau Jimin tidak ada kelas, Hyungsik menawarkan tumpangan kepada Taehyung. Tapi Taehyung sekarang akan dijemput Kak Namjoon, jadi dia menyuruh temannya itu pulang duluan.

Sebenarnya Taehyung berencana untuk beres-beres di kamar apartemennya. Karena sebulan ini dia sibuk sekali, tugas menumpuk. Hei, kamar apartemennya sudah kotor, tapi malah dihadapkan dengan Kak Namjoon, kalau besok kan terasa malas.

"Hei."

Taehyung menoleh saat merasa pundaknya ditepuk oleh seseorang.

Tampan. Taehyung membatin.

"Apa kau sedang menunggu jemputan?" Tanya orang itu.

"Ah, iya ada apa?" Tanya Taehyung, ia tak mengenal orang yang ada dihadapannya ini.

"Tidak. Aku juga sedang menunggu jemputan, kalau tidak keberatan aku boleh menunggu bersama denganmu?" Tanya orang itu ramah.

"Oh tentu saja boleh." Taehyung tersenyum menanggapi tawaran orang itu, lagi pula atas dasar apa Taehyung menolak. Toh juga namja dihadapannya ini ramah.

Tapi Taehyung tidak pernah melihat namja ini sebelumnya. Mungkin senior, atau mungkin anak baru. Tapi terlihat lebih tua satu atau dua tahun diatas Taehyung.

"Siapa namamu?" Orang itu bertanya lagi.

"Taehyung. Kim Taehyung, kalau kau?" Sahut Taehyung sambil bertanya balik.

"Kim Seokjin. Kau anak jurusan mana? Aku jurusan kedokteran, memasuki semester 3." Ah nama namja itu Seokjin rupanya.

"Aku jurusan seni, semester 2. Dan sepertinya kau lebih tua dariku, Kak." Ucap Taehyung sopan.

"Santai saja, lagi pula aku masih berumur 21. Berapa umurmu?"

"Uhm, 19-- ah 20. Bulan depan 20." Cengir Taehyung.

"Oh begitu, kau tampak manis."

"B-benarkah Kak?" Taehyung gugup. Ah sial, kenapa harus memerah pipinya.

Seokjin hanya terkekeh mendengar jawaban Taehyung, kenapa anak ini imut sekali? Dia sangat manis.

"Iya kau manis." Kalimat 'manis' itu diulang lagi.

Padahal Taehyung sering sekali disebut manis, hanya Jimin saja sih. Tapi Taehyung selalu mual kalau Jimin yang mengatakannya, jijik. Tapi kenapa kalau dengan Kak Seokjin menjadi... Uhm, malu?

"A-ah iya Kak. Kakak juga tampan kok." Balas Taehyung polos, tidak ada niatan balas dendam. Hanya spontan keluar saja dari mulutnya.

"Benarkah?? Hahaha..." Seokjin tertawa terbahak-bahak, kenapa Taehyung imut sekali saat mengatakannya.

Saat sedang asik bergurau dan mengobrol, Namjoon datang dengan mobilnya. Niat ingin memarkir tapi terhenti saat melihat Taehyung sedang mengobrol dengan seorang namja.

Refuser d'y Aller [KV]Where stories live. Discover now