44. Datang

411 51 4
                                    

Brakk

"KATAKAN DIMANA!!" Teriakan Jungkook yang menggema di ruangan bernuansa putih tersebut.

Tak direspon maupun digubris, hanya lirikan mata yang Ayah Jungkook berikan. Begitu pula Ibunya yang meninggalkan ruangan itu seperti tak peduli akan dirinya, walau kenyataannya memang benar.

Pria paruh baya itu menutup panggilan telepon dengan kliennya.

"Jangan seperti orang gila, Jungkook."

Apa? Gila?

"Bajingan tua-"

Prangg

Pecahan beling dari vas bunga yang dilempar Jungkook berbunyi begitu nyaring, sampai-sampai membuat beberapa suster mendatangi kamar Jungkook.

Tangan Tuan Jeon memberi isyarat seakan mengusir, tentu saja mereka menurut. Tak ingin terlalu jauh ikut campur dalam urusan pribadi orang lain.

Jungkook menghampiri pria yang sudah mulai beruban itu dengan emosi yang menggebu-gebu, dengan cekatan menarik kerah kemeja Ayahnya.

"Lepaskan tangan kotormu itu." Sarkasnya dingin.

Benarkah? Lucu sekali orang ini. Dia tak sadar betapa sampahnya semua kelakuannya selama ini, bahkan Jungkook saja tidak sudi menganggap orang ini Ayah kandungnya. Itu tidak masuk akal.

Memangnya Ayah mana yang tega mencampakkan darah dagingnya sendiri dan memegang kendali atas hidup anaknya tanpa memikirkan kebahagiaan anak itu sendiri?

Sama sekali tak gentar akan tatapan dingin serta menusuk dari Ayahnya, Jungkook semakin berani untuk memberontak.

"Ayah. Kau boleh mengusik hidupku, tapi tolong kau jangan mengganggu dia juga." Kata Jungkook dengan intonasi nada datar.

Pria tua itu tertawa kencang. "Jungkook, Jungkook... Sampai kapan kau melawanku, nak?"

"Justru karena aku sayang padamu, aku rela menuruti istriku itu untuk mengadopsimu."

Buaghh

Ia meludah, "Dasar anak tak tahu diuntung."

Pergi begitu saja setelah menendang Jungkook yang terbengong dengan keras.

Masih terdiam syok mengetahui kebenaran bahwa selama ini orang yang ia anggap sebagai orang tua bukanlah benar-benar orang tuanya. Kalau dipikir-pikir sih pantas saja, semuanya jelas sekarang.

"Cih, adopsi ya. Hah, HAHAHA!"

Tawa kebohongan itu keluar begitu saja seolah menertawai segala hal yang menimpa dirinya. Begitu hampa, begitu kosong, seakan tak bernyawa.

Keadaan Jungkook tidak terbilang baik-baik saja setelah mengetahui ini. Ia memang sempat menganggap kalau kedua orang tuanya tidak pernah menyayanginya, tapi tidak sampai ke tahap adopsi.

Jungkook benar-benar tidak menyangka, tapi pada akhirnya ia tak peduli. Toh mau jadi anak kandung ataupun adopsi semuanya sama saja.

Tapi tunggu, bukankah ini semua impas? Kan kalau dipikir-pikir Jungkook dan Taehyung tidak mempunyai orang tua sekarang. Apakah artinya mereka masih dapat bersatu?

Harusnya iya, dan Jungkook akan membuktikan itu.

Ia mencoba bangun dengan kaki yang terseok-seok lemas, mencabut selang infus sialan yang menempel di tangannya. Dia tak butuh semua itu.

Yang Jungkook butuhkan adalah obat yang sesungguhnya, sosok yang merupakan serotonin baginya.

Lalu Jungkook mau kemana? Sudah jelas tahu jawabannya.

Refuser d'y Aller [KV]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang