8. Keanehan

827 107 0
                                    

Hari ini hari Minggu. Hari yang menyenangkan untuk sebagian orang karena mereka bisa beraktivitas dengan bebas tanpa memusingkan pekerjaan atau sekolah.

Begitupun dengan Taehyung, ia memiliki waktu bersantai di hari Minggu ini.

"Bosan sekali. Apa aku ke toko buku saja ya?" Gumam Taehyung yang sedang menonton televisi sambil menggunting kuku tangannya.

Toko buku itu tidak seperti toko-toko lain yang jika hari Minggu akan tutup, ia selalu buka setiap harinya. Tapi kalau hari Minggu batas tutup tokonya hanya sampai jam 4 sore, kalau hari biasa bisa sampai malam.

"Ah benar, ke toko buku saja." Ucap Taehyung semangat sambil tersenyum dan bersiap-siap untuk mandi.

Setelah menghabiskan waktu untuk membilas tubuhnya sekitar 20 menit, ia berganti baju dan berjalan kaki menuju toko buku itu.

"Sekali-kali tidak apa lah jika berjalan kaki, mengirit uangku juga." Gumamnya pelan sambil menatap sekeliling jalanan yang tampak ramai seperti biasa, dan juga tidak ada kemacetan lalu lintas.

Kota Seoul itu indah sekali jika diperhatikan, tetapi karena kota itu sebagai pusat ibukota yang membuat kota itu selalu ramai dan padat setiap harinya. Tak jarang juga banyak orang-orang yang pindah ke kota lain karena ramai akan penduduk dan juga susah mencari pekerjaan.

Mata Taehyung terpaku saat melihat beberapa kertas bergambar anak kecil yang tertempel di pohon dan dinding-dinding bangunan yang ia lewati.

"Ah, anak hilang." Ucapnya pelan saat melihat gambar anak kecil tersebut yang terdapat kata 'dicari' digambar itu.

Hati Taehyung teriris saat membaca kalimat dimana disitu bertuliskan 'berumur 6 tahun, diculik setelah mengalami kecelakaan tunggal bersama kedua orang tuanya'. Dunia benar-benar kejam, mengapa anak sekecil itu harus merasakan penderitaan yang ia sendiri tidak mengerti?

Taehyung merasa beruntung, karena disaat dirinya mengalami kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tuanya, ia tidak mengalami apapun. Hanya luka-luka kecil dan syok berat yang membuatnya harus dirawat di rumah sakit, sama seperti Namjoon pada saat itu.

Pihak polisi menyarankan agar Taehyung dirawat dan dibesarkan di panti asuhan, tetapi Namjoon menolak keras dan mengatakan kalau ia bisa merawat Taehyung. Namjoon saat itu sudah berusia 22 tahun, dia bisa merawat Taehyung dan memberikan kasih sayang kepadanya. Mengapa harus repot-repot menyerahkan Adiknya ke panti asuhan?

Tetapi biarpun begitu Taehyung tahu, semua itu dilakukan Namjoon hanya untuk dirinya. Kalau saat itu Taehyung tidak merengek takut dan juga Namjoon tidak sayang padanya, bisa saja ia sudah menjadi anak panti asuhan sekarang, mungkin juga tidak bisa kuliah.

Taehyung menghela nafas kasar. Moodnya yang awalnya bagus untuk pergi ke toko buku hilang begitu saja karena teringat memori menyakitkan itu.

Daripada memusingkan hal tidak jelas begitu, lebih baik ia lanjutkan saja perjalanannya ke toko buku itu.

• • •

Sudah lebih dari satu jam berlalu hanya untuk memilih-milih buku yang akan ia beli. Taehyung memang pemilih, benar-benar memilih barang yang bagus agar tidak balik dua kali hanya untuk komplein terhadap kualitas barang yang buruk.

Saat sedang menunduk untuk mengambil buku di rak yang agak bawah, ia merasakan pusing di kepalanya begitu hebat yang membuatnya berhenti dari aktivitas memilih bukunya.

Ia berusaha duduk di kursi yang ia lihat ada didekat situ dan memegang kepalanya berusaha membuat sakit kepalanya hilang.

Apa ini? Kenapa sakit sekali? Aku tidak pernah merasakan pusing di kepalaku sampai sesakit ini.

Refuser d'y Aller [KV]Where stories live. Discover now